DETAIL KOLEKSI

Produksi bioetanol dari kultur campuran mikroalga hijau dan saccharomyces cerevisiae sebagai biokatalisator


Oleh : I Gede Aditya Juliarnita

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2018

Pembimbing 1 : Astri Rinanti

Pembimbing 2 : Rositayanti Hadisoebroto

Subyek : Bioetanol;Environmental engineering

Kata Kunci : chlorella vulgaris, scennedesmus obliquus, chlorococcum sp, bioenergy, bioethanol

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2018_TA_STL_082001400031_Halaman-judul.pdf
2. 2018_TA_STL_082001400031_Bab-1.pdf 4
3. 2018_TA_STL_082001400031_Bab-2.pdf
4. 2018_TA_STL_082001400031_Bab-3.pdf
5. 2018_TA_STL_082001400031_Bab-4.pdf
6. 2018_TA_STL_082001400031_Bab-5.pdf
7. 2018_TA_STL_082001400031_Daftar-Pustaka.pdf
8. 2018_TA_STL_082001400031_Lampiran.pdf

T elah dilakukan penelitian untuk mengeksploitasi kandungan karbohidrat pada mikroalga hijau Chlorella vulgaris, Scennedesmus obliquus, dan Chlorococcum sp. dalam bentuk konsorsium sebagai bahan baku bioetanol. Konsorsium mikroalga dikultivasi dalam media tumbuh artifisial PHM (Provasoli Haematococcus Media) dengan variasi pH 5, 6, dan 7 yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pH media pertumbuhan terhadap kandungan karbohidrat yang dihasilkan oleh konsorsium mikroalga. Pemanenan biomassa dilakukan dengan 2 metode, yaitu sentrifugasi dan flokulasi sedimentasi untuk mendapatkan berat kering. Proses hidrolisis menggunakan asam kuat HCl 1 M dengan variasi suhu (oC) 60, 80, 100 masing-masing selama 30 menit. Biomassa kering mikroalga difermentasi dengan menambahkan 50% (v/v) Saccharomyces cerevisiae selama 5 hari untuk memproduksi senyawa etanol. Tahap terakhir yaitu pemisahan senyawa etanol dari senyawa lainnya dengan metode destilasi. Dari hasil kultivasi, didapatkan perbedaan waktu eksponensial dari masing-masing variasi pH, yaitu pH 5 mencapai waktu eksponensial pada hari ke 10, pH 6 mencapai waktu eksponensial pada hari ke 9, dan pH 7 mencapai waktu eksponensial ke 7. Variasi pH saat kultivasi juga mempengaruhi kandungan karbohidrat di dalam sel, yang pada akhirnya mempengaruhi suhu untuk berlangsungnya proses hidrolisis. Kandungan karbohidrat sebesar 12,33 mg/L dalam biomassa yang dikultivasi pada pH 5 yang terjadi pada suhu hidrolisis 100oC sedangkan kandungan karbohidrat tertinggi sebesar 12,98 mg/L dan 11,73 mg/L dalam biomassa yang dikultivasi masing-masing pada pH 6 dan pH 7 terjadi pada suhu 80oC. Senyawa etanol telah terbentuk sejak hari ke-1 dalam proses fermentasi dan semakin meningkat 49% (v/v) pada hari ke-3 dan ke5. Selain senyawa etanol, ditemukan pula senyawa asam lain seperti asam linoleat, asam asetat, dan asam butanoat yang merupakan senyawa antara untuk mencapai terbentuknya bioetanol. Kecepatan pembentukan etanol dapat dihitung menggunakan persamaan Michaelis Menten sebagai berikut 1 𝑉 = (3,5806x10−6) + (1,1358x10−5)1 𝑆 . Walaupun diperlukannya penelitian lebih lanjut, tetapi biomassa mikroalga hijau yang digunakan dalam bentuk konsorsium berpotensi sebagai bahan baku produksi bioetanol.

R esearch has been carried out to exploit the carbohydrate content of Chlorella vulgaris, lScennedesmus obliquus, and Chlorococcum sp. in the form of a consortium as raw material for bioethanol. The microalgae consortium was cultivated in artificial growth media PHM (Provasoli Haematococcus Media) with pH variations 5, 6, and 7 which aimed to determine the effect of pH growth media on carbohydrate content produced by microalgae consortium. Biomass harvesting is carried out with 2 methods, namely centrifugation and flocculation sedimentation to obtain dry weight. The hydrolysis process uses strong acid HCl 1 M with temperature variations (oC) 60, 80, 100 for 30 minutes. Microalgae dry biomass was fermented by adding 50% (v / v) Saccharomyces cerevisiae for 5 days to produce ethanol compounds. The last stage is the separation of ethanol compounds from other compounds by distillation. From the results of the cultivation, obtained the difference of exponential time from each variation of pH, in pH 5 reaches exponential time on 10 day, pH 6 reaches exponential time on 9 day, and pH 7 reaches exponential time on 7 day. pH cultivation affect carbohydrate content in cells, which ultimately affects the temperature for the hydrolysis process. Carbohydrate content of 12.33 mg/L in biomass was cultivated at pH 5 which occurred at a hydrolysis temperature of 100oC while the highest carbohydrate content was 12.98 mg/L and 11.73 mg/L in biomass which were cultivated respectively at pH 6 and pH 7 occurs at 80oC. Ethanol compounds have been formed since day 1 in the fermentation process and increased 49% (v / v) on the 3rd and 5th days. In addition to ethanol compounds, other acid compounds such as linoleic acid, acetic acid and butanoic acid were found which are intermediate compounds to achieve bioethanol formation. The speed of ethanol formation can be calculated using the Mechaelis Menten equation as follows 1 𝑉 = (3,5806x10−6) + (1,1358x10−5)1 𝑆 . Although further research is needed, green microalgae biomass used in the form of a consortium has the potential as a raw material for bioethanol production.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?