Perancangan lansekap Pabrik Industri Tekstil Terpadu Garut
M anifestasi kehendak rakyat Jawa Barat khususnya untuk memiliki kemerdekaan berbangsa dan bernegara yang berdaulat, tercerrnin pada dinasionalisasikannya Pabrik Tenun Garut ini yang semula dikuasai oleh bangsa penjajah. Keterpaksaan menggunakan mesin-mesin tenun yang sudah ketinggalan jarnan yang disebabkan oleh keterbatasan dana untuk mendatangkan mesin-rnesin yang lebih modern, semakin membawa Pabrik Tenun Garut dalam persaingan yang lebih berat dengan bertambahnya pabrik-pabrik tenun lainnya yang lebih maju. Menyadari keadaan yang semakin cenderung kehilangan keberadaannya sebagai pabrik yang dulunya telah menyatu dengan pasar, rnaka Pemda Jawa Barat mencari upaya agar pabrik ini kernbali bisa berbicara untuk mengisi pembangunan dengan berusaha untuk kembali bangkit dengan berproduksi secara lebih nyata di masyarakat.Menghargai nilai historis dan kebanggaan yang pernah dimiliki pabrik ini, juga memberikan lapangan pekerjaan bagi banyak untuk menghidupkan kembali pabrik tekstil ini. Tindak lanjut serta urutan langkah dari studi serta pertimbangan yang diambil atas potensi yang dimiliki serta manfaat nyata yang mampu diberikan pabrik ini bagi masyarakat banyak, adalah perlu dihidupkan kembali pabrik ini dengan mengganti mesin-mesin lama dengan mesin-mesin tenun yang modem dai generasi terakhir yang mempunyai kapasitas tinggi dalam produksi. Langkah ini tentunya harus diikuti perencanaan dan perancangan saran ayang akan merupakan _ wadah utama terjadinya proses produksi yang maksimal.Perencanaan kawasan kegiatan industri dan teknologi dimaksudkan agar jika terjadi pencemaran lingkungan dari kegiatan tersebut dapat dipantau dengan mudah dan cepat sehingga penanggulangannya dapat dilakukan secara terpadu dan daya dukung alam lingkungan sekitamya tetap terjamin bagi kelangsungan hidup manusia. Melalui perencanaan kawasan yang baik, maka keseimbangan kebutuhan utilitas antara keperluan untuk kegiatan industri dan teknologi dengan lingkungan sekitarnya dapat diatur tanpa merugikan salah satu pihak.
T he manifestation of the will of the people of West Java, especially to have the independence of a sovereign nation and state, is explained by the nationalization of the Garut Weaving Factory which was originally controlled by the invading nation. The forced use of weaving machines that have been left behind due to limited funds to bring more modern machines, has increasingly brought the Garut Weaving Factory in more severe competition with the increase of other more advanced weaving factories. Recognizing a situation that is increasingly tending to lose its existence as a factory that used to be integrated with the market, the West Java Regional Government seeks efforts so that the factory can speak again to fill development by striving to rise again by producing more tangible in the community. this factory once owned, also provided jobs for many to revive this textile factory. Follow-up as well as the sequence of steps from the study and the considerations taken on the potential possessed and the real benefits that this plant can provide to many people is to revive this factory by replacing old machines with the latest weaving machines that are modern and has a high capacity in production. This step must of course be followed by planning and designing suggestions that will be the main container for the occurrence of a maximum production process. Planning for industrial activities and technology is intended so that if environmental pollution occurs from these activities it can be monitored easily and quickly so that mitigation can be carried out in an integrated manner and power support for the surrounding natural environment is guaranteed for human survival. Through good regional planning, the balance of utility needs between the requirements for industrial activities and technology with the surrounding environment can be regulated without harming either party.