Hubungan riwayat atopi dan kejadian dermatitis kontak iritan pada usia produktif
A topi adalah kecenderungan untuk menghasilkan Immunoglobulin E (IgE) dalam menanggapi sejumlah kecil alergen. Penyakit atopi yang terdiri dari asma bronkial, rinitis alergi, dan dermatitis kontak adalah salah satu faktor timbulnya dermatitis kontak iritan. Penelitian ini menggunakan analisis observasional, menggunakan model cross sectional. Penelitian ini mulai diselenggarakan pada bulan Juni 2017 di Rumah Sakit Umum Budhi Asih Cawang Jakarta yang terdiri atas pasien poli kulit dengan diagnosa dermatitis kontak yang berjumlah 168 subjek. Pengumpulan data menggunakan data sekunder berupa rekam medis menggunakan consecutive sampling. Analisis menggunakan SPSS versi 23 dan tingkat kemaknaan yang digunakan besarnya 0,05. Pada penelitian ini, terdapat 108 subjek dengan riwayat atopi diantaranya terdapat 89 (82,4%) dengan dermatitis kontak iritan dan 19 subjek (17,6%) tanpa dermatitis kontak iritan, sedangkan subjek tanpa riwayat atopi berjumlah 60 yang terdiri dari 32 subjek (53,3%) dengan dermatitis kontak iritan dan 28 subjek (46,7%) tanpa dermatitis kontak iritan. Berdasarkan data analisis statistik menggunakan uji Chi-Square , didapatkan hasil p=0,000. Dari hasil analisis tersebut diperoleh pula nilai rasio odd sebesar 4,09 artinya orang yang memiliki riwayat atopi memiliki peluang yang lebih besar yaitu sebesar 4,09 kali dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki riwayat atopi. Dari penelitian ini di simpulkan bahwa terdapat hubungan antara riwayat atopi dengan kejadian dermatitis kontak iritan.
A topy is a tendency to produce immunoglobulin E (IgE) in response to small amounts of allergens. Atopic disease which consists of bronchial asthma, allergic rhinitis, and contact dermatitis is one of the factors that cause irritant contact dermatitis. This study used an observational analysis, using a cross sectional model. This study began in June 2017 at the Budhi Asih Cawang Jakarta General Hospital consisting of poly skin patients with a diagnosis of contact dermatitis totaling 168 subjects. Data collection using secondary data in the form of medical records using consecutive sampling. The analysis uses SPSS version 23 and the significance level used is 0.05. In this study, there were 108 subjects with a history of atopy including 89 (82.4%) with irritant contact dermatitis and 19 subjects (17.6%) without irritant contact dermatitis, whereas subjects without a history of atopy amounted to 60 consisting of 32 subjects ( 53.3%) with irritant contact dermatitis and 28 subjects (46.7%) without irritant contact dermatitis. Based on statistical analysis data using Chi-Square test, the results of p = 0,000 were obtained. From the results of the analysis, the odds ratio was 4.09, meaning that people who had a history of atopy had a greater chance of 4.09 times compared to people who did not have a history of atopy. From this study it was concluded that there was a relationship between the history of atopy and the incidence of irritant contact dermatitis.