Perancangan buku simbol dan makna pada batik keraton surakarta untuk upara prosesi pernikahan.
B agus Sugiharto;09111159;2018. “Perancagan Buku Simbol Dan Makna pada Batik Keraton Surakarta Untuk Prosesi Pernikahanâ€. Pengantar Tugas Akhir Jurusan Akhir Jurusan Desain. Program Studi Desain Komunikasi Visual. Fakultas Seni Rupa dan Desain. Universitas Trisakti.Budaya merupakan hasil penggambaran manusia. Manusia tanpa budaya, maka manusia tidak memiliki peradaban. Budaya kita adalah budaya Jawa yang erat dengan sang Khalik, sekaligus sebagai pemenuhan kehidupan di alam dunia. Akan tetapi bentuk penerapan adat istiadat dimasa sekarang mulai ditinggalkan, begitu pula dengan budaya batik dan pemakaian kain batik itu sendiri bahkan oleh masyarakat pemilik kebudayaan itu sendiri.Lewat penggarapan dengan cara yang berbeda-beda, budaya kini dikonsumsi oleh seluruh umur, seluruh golongan baik yang bukan daerah yang memiliki budaya tersebut.Dalam perancangan ini, penulis mengangkat sebuah kain batik pernikahan, sebagai budaya yang telah menjadi suatu benda pusaka kerajaan Jawa yang dikupas dan dikemas dalam sebuah buku. Batik pernikahan telah menjadi suatu unsur dari tradisi berpakaian dimana suatu tradisi upacara pernikahan akan terus turun temurun menjadi suatu budaya yang mengakar bagi generasi yang akan datang. Di dalam buku yang dirancang, informasi yang penulis ambil bersumber dari beberapa situs web dan beberapa buku, dan studi lapangan. Hal ini dikarenakan kentalnya hubungan suatu kain dengan keagamaan, budaya, dan kepercayaan.Semoga penglayoutan informasi-informasi kain tenun ini ke dalam buku dapat membuat para pembaca merasa lebih nyaman mempelajarinya.
B agus Sugiharto; 09111159; 2018. “The Designing Of The Symbol And Meaning Book On The Surakarta Palace Batik For The Wedding Procession Ceremony†Introduction to Design Final Project. Visual Communication Design Studies Program. Faculty of Art and Design. Trisakti University.Culture is the result of human depiction. Humans without culture, so humans do not have civilization. Our culture is a close Javanese culture with the Khalik, as well as fulfilling life in the world. However, the form of the application of customs in the present began to be abandoned, as well as the culture of batik and the use of batik cloth itself even by the people who own the culture.Through cultivation in different ways, culture is now consumed by all ages, all good groups who are not regions that have that culture.In this design, the author raised a wedding batik cloth, as a culture that had become a Javanese royal inheritance that was peeled and packaged in a book. Wedding batik has become an element of the dress tradition where a tradition of wedding ceremonies will continue to be hereditary into an entrenched culture for future generations. In the book designed, the information that I took was sourced from several websites and several books, and field studies. This is due to the thick relationship of a cloth with religion, culture, and trust.Hopefully the laying down of the woven fabric information into the book can make the readers feel more comfortable learning it.