Desain interior Jakarta Eye Center di Kedoya Jakarta Barat
P erancangan ini dilatar belakangi tingginya penyakit mata yang ada di Indonesia. Tingginya tingkat kebutaan di Indonesia membuat masalah kebutaan yang disebabkan oleh berbagai latar belakang kesehatan menjadi masalah sosial yang berdampak luas ke kehidupan. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan kebiasaan-kebiasaan atau penyakit yang akan menyebabkan kebutaan menyebabkan Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat kebutaan yang paling tinggi di Asia Tenggara. Metode yang digunakan adalah metode observatif. Sumber data diperoleh dari observasi ke beberapa rumah sakit mata yang berada di Jakarta dan Bandung. Rumah sakit yang diobservasi antara lain adalah ; Jakarta Eye Center Kedoya, Jakarta Eye Center Menteng dan Rumah Sakit Mata Cicendo. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa observasi lapangan dan interview dengan dokter, pasien, dan karyawan rumah sakit .Berdasarkan hasil observasi, permasalahan utama yang ada di rumah sakit di Indonesia adalah waktu tunggu yang terlalu lama ketika pendaftaran dan jarak waktu antara pendaftaran dan pemeriksaan yang cukup lama yang ditujukan untuk pasien terkadang tercampur dengan fasilitas pendamping. Pada akhir perancangan ini ditemukan masalah yang dapat diatasi dengan desain interior yang baik dan benar sehingga kualitas rumah sakit mata di Indonesia menjadi lebih baik lagi.
T he high number of eye disease patients in Indonesia represents this design. The high level of blindness in Indonesia makes the problem of blindness caused by various health issues become a social problem that affects extensively to life. The lack of public knowledge of the habits or symptoms that will cause blindness makes Indonesia as one of the highest blindness states in Southeast Asia. The method used is qualitative in which the data were obtained by doing observations to several eye hospitals which are located in Jakarta and Bandung, i.e.: Jakarta Eye Center Kedoya, Jakarta Eye Center Menteng, and Cicendo Eye Hospital. Data were gathered by interviewing doctors, patients, and employees from the three eye hospitals. Based on the observation, some eye hospitals in Indonesia do not fulfill the standards of eye hospitals that have been established by the Minister of Health. The main problem that usually exists in eye hospitals in Indonesia is the long waiting time during registration and the long-time interval between registration and patient examination which sometime is mixed up with the supporting facilities. By the end of the study, the problem was overcome by developing a good and appropriate interior design which can improve the quality of eye hospital in Indonesia.