Pemanfaatan unsur modal sosial dalam penataan kampung kota di kampung Pisang kel. Maccini Sombala kec. Tamalate – Makassar
P embenahan kondisi lingkungan yang buruk di kawasan perkotaan tidak selamanya bersolusikan dengan penggusuran yang dapat menghilangkan ciri khas kawasannya. Upaya penataan kawasan kampung kota dengan memanfaatkan modal sosial masyarakat penghuni kampung kota dapat dijadikan salah satu upaya yang baik dalam menata kawasan yang memiliki kualitas lingkungan yang buruk. Hal ini dapat dibuktikan seperti yang terjadi di Kampung Pisang Kelurahan Maccini Sombala, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui konsep pemanfaatan modal sosial dalam penataan kampung kota, dengan memahami peran modal sosial dalam proses penataan kampung kota serta mengetahui unsur-unsur modal sosial yang paling berperan dalam penataan kampung kota khususnya di Kampung Pisang. Metode yang digunakan adalah statistika deskriptif dengan melakukan pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara pada masyarakat penghuni kampung pisang. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa, unsur yang paling berpengaruh dalam tahapan penataan Kampung Pisang adalah unsur jaringan sosial dengan variabel yang paling berpengaruh adalah variabel partisipasi. Selain dapat mengubah bentuk fisik suatu kawasan, peran modal sosial juga dapat membangun tingkat pengetahuan masyarakat terkait kualitas lingkungan.
I mprovement of poor environmental conditions in urban areas can’t always be solved with evictions that can eliminate the characteristics of the area. Having been proven in Kampung Pisang, Kelurahan Maccini Sombala, Kecamatan Tamalate of Kota Makassar in South Sulawesi, utilizing the social capital of local people who live in the urban kampong can be a good solution to arragement the area that has poor environmental quality.The main purpose of this research was to find out the concept of social capital utilization in arragement of urban kampong, and also to understand the most influential element of the social capital and its role in the arragement of urban kampong, especially in Kampung Pisang. The methodology used in this research was statistic descriptive by conducting data collection using questionnaires and interview on kampong residents. As the result, the most influential element of social capital is the social network with the biggest role of participation. In addition, to change the physical condition of the area, social capital can also develop the level of community knowledge which relates to environmental quality.