S umur D terletak di daerah Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat. Sumur D merupakan sumur penghasil minyak pada lapangan C. Sumur D mulai produksi pada lapisan Z-14 pada 15 Mei 2015. Namun sumur D ini sudah lama ditutup dan baru dibuka kembali, sehingga dilakukan uji sumur dengan pressure build-up test pada tanggal 30 April 2015 untuk melihat kondisi reservoir. Sedangkan sumur Y terletak di daerah Tinggian Cilamaya Provinsi Jawa Barat. Sumur Y merupakan sumur penghasil gas pada lapangan X. Lapangan X ditemukan pada tahun 2012 dengan ditandai dengan pemboran pada sumur Y. Sumur Y mulai berproduksi pada 10 Desember 2012, namun hasil produksinya mengalami penurunan. Sehingga dilakukan uji sumur dengan pressure build-up test pada tanggal 16 Oktober 2015. Setelah didapat kondisi reservoir pada sumur D dengan menggunakan uji sumur pressure build-up test, dilakukan pengujian untuk mencari nilai produktivitas sumur dan analisa kerusakan formasi pada sumur D dengan menggunakan metode Jones, Blount, and Glaze. Sehingga didapatkan hasil bahwa sumur D mengalami kerusakan formasi dan memiliki nilai produktivitas sumur yang kecil, serta direkomendasikan untuk dilakukan stimulasi reservoir. Pada sumur Y setelah didapat kondisi reservoir dari uji sumur pressurebuild-up test, dilakukan uji deliverabilitas sumur untuk mencari nilai absoluteopen flow potential dengan menggunakan metode modified isochronal test sehingga didapatkan nilai absolute open flow potential yaitu sebesar 7.59 MMscfd. Hasil dari Pressure Build-up Test pada sumur D didapatkan nilai permeabilitas sebesar 24.3 mD, nilai skin (s) sebesar 1.23, nilai Pressure Initial sebesar 2374.9 psi, nilai ΔPskin sebesar 243.406 psi, dan nilai boundary distance sebesar 295 ft. Dari hasil uji sumur pada sumur D dengan menggunakan Jones, Blount, and Glaze Method disimpulkan bahwa sumur D memiliki nilai produktivitas sumur yang kecil dan terjadi keruskan formasi. Berdasarkan Jones, Blount and Glaze Method nilai A dan A’/A pada sumur D tinggi sehingga direkomendasikan untuk dilakukan stimulasi reservoir. Hasil dari Pressure Build-Up Test pada sumur Y didapatkan nilai permeabilitas sebesar 30.5 mD, nilai Pressure Initial (Pi) sebesar 1398.8 psi, nilai skin (s) sebesar 17.7 dan nilai ΔPskin sebesar 176.478 psi. Dan dari hasil uji deliverabilitas didapatkan nilai n sebesar 0.5605, nilai Cs sebesar 0.002257, dan nilai AOFP yang didapatkan dari Modified Isochronal Test pada Sumur Y yaitu sebesar 7.59 MMscfd. Dari analisa pressure build-up test dapat disimpulkan bahwa adanya indikasi kerusakan sumur yang terjadi dari kedua sumur yaitu sumur D dan sumur Y. Indikasi kerusakan dapat diketahui dari nilai skin yang bernilai positif, sehingga perlu dilakukan stimulasi reservoir yang bertujuan untuk menghilangkan nilai skin. Stimulasi reservoir yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan metode matrix acidizing, karena sumur D dan sumur Y memiliki lithologi batuan berupa limestone atau karbonat.