DETAIL KOLEKSI

Usulan penentuan biaya sistem produksi-persediaan yang terintegrasi berdasarkan model Economic Manufacturing Quantity (EMQ) dengan mempertimbangkan penurunan kinerja proses proses produksi dan machine breakdown pada PT Pilar Makmur Utama

2.5


Oleh : Febrina

Info Katalog

Penerbit : FTI - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2012

Pembimbing 1 : Docki Saraswati

Pembimbing 2 : Rahmi Maulidya

Subyek : Manufacturing industries - company;Production floor - machinery;Production inventory

Kata Kunci : productions, economic manufacturing, budgeting

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2012_TA_TI_06307017_1_Halaman-Judul.pdf
2. 2012_TA_TI_06307017_2_Bab1.pdf
3. 2012_TA_TI_06307017_3_Bab2.pdf
4. 2012_TA_TI_06307017_4_Bab3.pdf
5. 2012_TA_TI_06307017_5_Bab4.pdf
6. 2012_TA_TI_06307017_6_Bab5.pdf
7. 2012_TA_TI_06307017_7_Bab6.pdf
8. 2012_TA_TI_06307017_8_Bab7.pdf
9. 2012_TA_TI_06307017_9_Daftar-Pustaka.pdf
10. 2012_TA_TI_06307017_10_Lampiran.pdf

P T Pilar Makmur Utama adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri manufaktur yang memproduksi eva sheet, alas kaki, dan alas karpet. Penelitian dilakukan pada bagian lantai produksi khusus pemesinan. Perusahaan memiliki 11 jenis mesin yang digunakan selama proses produksi diantaranya mesin kneader, openmill 16", openmill 18", openmill 22", coldroll, hotpress, splitting, cuting, grinding, laminating, pressing. Permasalahan yang terjadi adalah penurunan kinerja mesin yang mengakibatkan produk yang dihasilkan tidak sesuai spesifikasi, sehingga target produksi tidak terpenuhi. Penurunan kinerja produksi tersebut ditunjukkan dengan jumlah produk cacat yang dihasilkan. Oleh sebab itu perusahaan perlu menentukan persediaan dengan mempertimbangkan penurunan kinerja proses produksi dan breakdown mesin. Tahapan ini dilakukan untuk mengidentifikasi mesin kritis, komponen kritis untuk mengetahui jumlah ekspektasi produk cacat yang dihasilkan mesin kritis selama 1 siklus produksi. Adapun mesin dan komponen kritis tersebut adalah mesin coldroll dengan komponen kritis universal joint dan pneumatic valve, mesin hotpress dengan komponen kritis pompa hidrolik dan pressure gauge, dan mesin kneader dengan komponen kritis copling rotor of chain dan bearing. Langkah selanjutnya dilakukan perhitungan index of fit dan diperoleh distribusi terpilih adalah lognormal untuk masing-masing komponen kritis. Tahapan berikutnya menentukan pengujian kecocokan distribusi dengan Goodness of Fit, menghitung parameter Mean Time to Failure (MTTF) dan Mean Time to Repair (MTTR) untuk memperoleh interval jadwal waktu pemeriksaan komponen dan mesin kritis. Berdasarkan perhitungan MTTF & MTTR diperoleh interval waktu pemeriksaan dan frekuensi pemeriksaan pada mesin coldroll komponen universal joint interval waktu pemeriksaan selama 334 jam dengan frekuensi pemeriksaan 4 kali. Komponen pneumatik valve selama 222.67 jam dengan frekuensi pemeriksaan 4 kali. Mesin hotpress komponen pompa hidrolik interval pemeriksaan selama 222.67 jam dengan frekuensi pemeriksaan sebanyak 3 kali. Komponen pressure gauge interval pemeriksaaan selama 167 jam dengan frekuensi pemeriksaan 4 kali. Mesin kneader komponen coupling rotor of chain interval waktu pemeriksaan selama 668 jam dengan frekuensi pemeriksaan sebanyak 1 kali dan komponen bearing interval waktu pemeriksaan selama 334 jam dengan frekuensi pemeriksaan sebanyak 2 kali. Setelah itu menentukan jumlah ekspektasi produk cacat untuk masing-masing komponen kritis dan menghitung integrasi biaya sistem produksi¬persediaan berdasarkan model Economic Quantity Manufacturing (EMQ). Hasil penelitian yang dilakukan dengan penentuan ekspektasi jumlah produk cacat yang dihasilkan untuk mesin Coldroll sebesar 268 lembar/ bulan, mesin Hotpress sebesar 266 lembar/ bulan, dan mesin Kneader sebesar 368 lembar/ bulan. Berdasarkan jumlah produk cacat tersebut perusahaan harus mengeluarkan biaya sistem produksi-persediaan untuk mesin Coldroll sebesar Rp 568,752/ bulan, mesin Hotpress sebesar Rp 525,336/ bulan, dan mesin Kneader sebesar Rp 608,090/ bulan. Sedangkan, hasil perhitungan saat ini perusahaan harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 800.725/ bulan/ mesin. Berdasarkan perbandingan hasil perhitungan biaya integrasi sistem produksi-persediaan dengan model EMQ dan biaya saat ini perusahaan dapat menghemat biaya untuk mesin Coldroll sebesar 28.97 %, mesin Hotpress sebesar 34.39 % dan mesin Kneader sebesar 24.06 %.

P T Makmur Pilar Utama is a company engaged in manufacturing industries that produce eva sheet, footwear, and carpet. The study was conducted on the production floor of especially in machinery. The company has 11 types of machines used during the production process including Kneader, openmill 16", openmill 18", openmill 22", coldroll, hotpress, splitting, cutting, grinding, laminating, and pressing machines. The problem that occurs was a decrease in machine performance resulting in a product was not within specifications, so that productions target was not met. Decline in production performance was shown by the number of defect products. Therefore, the company needs to determine the inventory with considering the decline in production performance and machineries breakdown. This step was performed to identify the critical machine, a critical component to determine the expected number of defects for the critical machine during a production cycle. As for such machine and critical components were coldroll machine with critical components of the universal joints and pneumatic valves, hotpress machine with a critical component of the hydraulic pump and pressure gauge, and Kneader machine with a critical component coupling rotor of chain and bearing. The next step was to calculate index offit and obtained the selected distribution that represents of lognormal for each critical components. The next stage to determine distribution suitability test with Goodness of Fit, calculate Mean Time to Failure (MTTF) and Mean Time to Repair (M1-1'K) parameters to obtain time schedule intervals of inspection of components and critical machines. Based on the calculation of MTTF & MTTR obtained time interval and frequency of inspection checks on Coldroll machine in components of universal joint with time intervals of 334 hours and 4 times in frequency of inspection. As for the pneumatic valve component had 222.67 hours in interval time and 4 times in frequency of inspection. For hotpress machine in hydraulic pump component had 222.67 hours in interval time and 3 times in frequency of inspection. As for Pressure gauge component had 167-hours in interval time and 4 times in frequency of inspection. Kneader machine in components of coupling rotor of chain had 668-hours in time interval and a time in frequency of inspection and bearing components had 334-hour in interval time and 2 times in frequency of inspection. Next step was to determine the expected number of defects for each critical component and calculate the integration of production-inventory system costs based on the Economic Manufacturing Quantity (EMQ) model. Results of study which conducted by the determination of expectations of the number of product defects produced for the Coldroll machine is 268 pieces/month, for Hotpress machine is 266 pieces/month, and for Kneader machine is 368 pieces/month. Based on the number of defects the company must pay cost of production-inventory system as many as Rp 568.752/month, Rp 525.336/month, and Rp 608.090/month for the Coldroll, Hotpress, and Kneader machines, respectively. Whereas, the current calculation indicated that the company must pay Rp 800,725/month for each machine. Based on the comparison of the calculated integration cost of production-inventory system with EMQ model and the current cost, the company can save costs by 28.97%, 34.39%, and 24.06% for Coldroll, Hotpress, and Kneader machines, respectively.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?