Studi laboratorium tentang korelasi besar butiran pasir kuarsa terhadap porositas dan permeabilitas core sintesis
S etiap lapangan minyak memiliki kondisi tertentu dengan karakteristik batuan tertentu pula, penyebabnya adalah perbedaaan jenis batuan dan juga besar butiran pada reservoir lapangan minyak tersebut. Topik pada penelitian ini adalah dengan menentukan hubungan besar butir terhadap sifat pada batuan porositas dan permeabilitas dengan menggunakan core sampel sintetis. Pembuatan sampel batu pasir sintetis dilaboratorium dengan menggunakan variasi besar butir (mesh) 40, 60, 80, dan 100. Hasil pengukuran permeabilitas pada masing-masing sampel adalah sebagai berikut: 1. Pengukuran dengan metode imbibisi: sampel 1 (mesh 40) = 26,9%; sampel 2 (mesh 60) = 23,20%; sampel 3 (mesh 80) = 20,25%; sampel 4 (mesh 100) = 15,58% 2. Pengukuran dengan metode helium porosimeter: sampel 1 (mesh 40) = 29,05%; sampel 2 (mesh 60) = 28%; sampel 3 (mesh 80) = 39%; sampel 4 (mesh 100) = 23,86%. Dari hasil pengukuran dua metode tersebut dilihat adanya permasalahan atau anomaly pada sampel tiga hasil porositas tidak sesuai dengan teori. Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data porositas dan permeabilitas suatu sample core yang dapat dijadikan acuan sebagai model reservoir untuk diteliti lebih lanjut. Penelitian ini juga bertujuan untuk mendapatkan hubungan besar butiran dengan besar porositas dan permeabilitas, data yang didapat dapat dijadikan acuan untuk memperkirakan cadangan minyak awal suatu lapangan minyak. Tahapan awal dari percobaan ini adalah mensortir pasir yang telah disediakan, butir pasir kemudian dipisah berdasar ukuran pasir tersebut, pada penelitian ini parameter yang digunakan adalah mesh. Pasir di sortir menggunakan alat yang bernama shieve shaker, hasil dari alat ini menunjukkan besaran butiran dalam ukuran 40 mesh, 60 mesh, 80 mesh dan 100 mesh. Setelah disortir pasir di campur dengan air dan semen menggunakan cement blender untuk membuat adonan semen. Adonan semen yang sudah dibuat kemudian dimasukkan ke cetakan core, pada penelitian ini digunakan cetakan berukuran silinder untuk mempermudah pada saat perhitungan, karena hampir semua alat yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sample core silindris sebagai media penelitian. Adonan semen yang sudah dimasukkan ke pencetakkan kemudian di rebus dalam boiler selama 24 jam hingga semen mengeras. Setelah 24 jam maka core dapat dikeluarkan dan dikeringkan untuk memulai perhitungan. Perhitungan sample core dilakukan dengan dua alat, yaitu Helium Porosimeter dan Ultra-Perm Permeameter, kedua alat ini menggunakan gas helium sebagai bantuan untuk menghitung parameter porositas dan permeabilitas. Untuk perhitungan porositas digunakan dua perilaku penelitian, perilaku pertama dengan menggunakan metode imbibisi dimana core di rendam dan divacum selama 24 jam untuk mengetahui berat core terisi air dan berat kering core setelah di keringkan di oven selama 24 jam. Dari hasil percobaan variasi besar butir pasir membuktikan bahwa variasi besar butir mengakibatkan perubahan porositas dan permeabilitas. Hasil yang didapat adalah korelasi besar butiran yang menunjukkan semakin besar ukuran mesh maka semakin halus pasir tersebut dan semakin kecil pula porositas dan permeabilitasnya
I n the manufacture of cores there are several steps that must be performed, such as grains of sand sorting, the determination of percent sand, cement and water to manufacture cores, as well as a calculation of permeability and porosity of the core. The purpose of this study was to obtain porosity and permeability of a core sample that can be used as a reference as a reservoir model to be further investigated. The study also aimed to get a great relationship within grain size and porosity with permeability, the data obtained can be used as a reference to estimate the initial oil reserves an oil field. The early stages of this experiment is sorting the sand, and then the sand separated based on the size of the sand, in this study the parameters used are mesh. Sorting the sand are using a tool called shieve shaker, the results of this tool indicates the amount of granules in the size of 40 mesh, 60 mesh, 80 mesh and 100 mesh. Once sorted the sand mixed with water and cement using cement blender to make a dough. After complete the core manufacturing that include sorting and molding, the research continue with counting how big the porosity and the permeability of the core itself. Porosity will be count with a tool called Helium Porosimeter which using Helium gas as the injection media, while permeability will be count using Permeameter that also using helium gas to help the injection. In this research Porosity are count using two method, the first is using the helium tools and the second is using a method called imbibition. The result of this research tell us that the more the mesh mean the grain size is more smooth with indicating the low permeability and porosity as the mesh getting larger.