F rekuensi terjadinya cedera pada daerah kanalis mandibularis bervariasi. Diketahui dari data yang ada, cedera saraf kanalis mandibularis meningkat dari 20% hingga 30%. Salah satu contoh kasus yang dapat terjadi yaitu pada saat melakukan penyuntikkan anastesi blok pada mandibular. Terjadinya cedera akibat penyuntikkan anastesi sering dapat terjadi pada saat melakukan operasi. Terlebih lagi, melakukan penyuntikkan anastesi blok pada gigi bagian molar bawah memiliki kesulitan tersendiri. Keadaan juga dapat diperburuk apabila para dokter gigi tidak mengetahui gambaran serta letak dari kanalis mandibularis dan gigi molar tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil variasi jarak antara kanalis mandibularis dengan molar kedua mandibular kanan pada pasien RSGMP Universitas Trisakti. Penelitian ini merupakan suatu penelitian studi deskriptif dengan menggunakan data sekunder berupa gambaran panoramik pasien RSGMP Universitas Trisakti sebanyak 90 buah. Dari hasil penelitian diketahui jarak terpendek yang ditemukan antara kanalis mandibularis dengan molar kedua mandibular kanan adalah 0,28 mm, sedangkan jarak terpanjang yang ditemukan adalah 6,76 mm. Dengan mengetahui informasi mengenai kanalis mandibularis secara jelas, diharapkan agar para dokter gigi dapat menangani kasus-kasus yang berhubungan dengan kanalis mandibularis dalam praktiknya.