Penggunaan program epanet 2.0 umtuk menentukan alternatif pemakaian pompa pada distribusi air baku di kabupaten merauke-papua
A ir merupakan kebutuhan hidup paling penting di dunia, sulitnya air pada satu daerah menandakan masalah yang besar pada daerah tersebut. Banyaknya sumber air yang terdapat di Indonesia seharusnya membuat kekurangan air baku bukan menjadi suatu masalah bagi penduduknya. Nyatanya ini merupakan suatu masalah terutama untuk daerah terpencil seperti contohnya daerah Papua terutama Kabupaten Merauke. Menurutdata PU daerah Papua tahun 2008, kebutuhan maksimal penduduk per-hari adalah sekitar 330 l/dt sedangkan pada daerah Merauke terdapat satu sungai yang dapat dijadikan sumber air yaitu Sungai Maro memiliki debit puncak hingga 500.56 lt/dt, namun tidak dapat dimanfaatkan dengan baik. Profinsi Papua terutama sepanjang daerah Merauke merupakan daerah dengan kontur yang relatif rendah antar daerahnya, menurut sumber Google Earth elevasi tertinggi adalah pada ketinggian 91 ft dan 18 ft padalevel terendah, sulit dijangkaunya dan masih terbatasnya tekhnologi yang ada merupakan beberapa kendala utama mengapa daerah ini sulit mendapatkan aliran air baku dari Sungai Maro. Melihat masalah yang ada maka dilakukan solusi pendistribusian air baku dengan menggunakan saluran tertutup (pipa) yang akan mengalirkan air dengan bantuan pompa pendorong. Banyaknya kemungkinan yang terjadi dan waktu yang sempit pada pengerjaannya, maka akan dilakukan simulasi menggunakan program bidang keairan yaitu EPANET 2.0. Akan diberikan 3 (tiga) simulasi pemakaian pompa dengan keadaan yang berbeda, kemudian akan dipilihalternative paling efektif yaitu dimana air dapat mengalir dengan baik dari sumber yang ditentukan sampai pada daerah yang dituju, kemampuan pompa menaikkan air serta tekanan yang terjadi pada sepanjang jaringan juga menjadi parameter utama pemilihan alterfantif paling efektif. Kesimpulan sementara mengacu pada simulasi atau skenario ke-3 dimana air dapat mengalir dengan baik dan nilai dari tekanan pada sepanjangjaringan air baku adalah positif.
W ater is the most important factor to life in the world. Trouble about water is indicates a problem for one place. Many of water resources in Indonesia shouldn’t be a problem raw water distribution, but in fact it its one of problem especially for remote areas, District of Merauke-Papua is one of each. Based of the recording by Dinas Pekerjaan Umum of Papua (2008) wich base demand water in Merauke is 300 lt/s in one day,while there is a Maro River in Merauke should be a good resource because has a maximum debit until 500.56 l/s, but its cant use perfectly. Province of Papua especially areas along the Merauke had a low level of contour. Recording by Google Earth the highest level is only 91 ft and 18 ft for the lowest level, difficult to reach the areas and limitations of existing technology, are the problems why so hard to supply the raw water for this area from Maro River. Solution based of the problems of raw water distribution is done with closed channels (pipes) using a pump as a force power. Many of possible things and a narrow time, then to solved this paper performed simulations using the water program EPANET 2.0. will be given three different scenario, then would have been choices the most effective alternative, ie where water may flow from the specified source to the destination area. Head pump and Pressure in along of network also be themain parameter selection of alternatives. Conclusions while referring to simulation or 3rd scenario, where water can flow properly and the value of Head pump and Pressure on all the raw water network is positive.