Pola persebaran perumahan terencana di Kabupaten Bandung
T erjadi sprawl/sebaran perumahan di Kabupaten Bandung akibat tingginya permintaan perumahan di Kota Bandung. Pembangunan perumahan baru di Kabupaten Bandung tidak diimbangi dengan penyediaan infrastruktur. Sebaran perumahan yang tidak terkendali akan menyebabkan penyimpangan struktur ruang maupun pola ruang dari yang direncanakan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi pola sebaran perumahan di Kabupaten Bandung. Unit analisis digunakan wilayah pengembangan (WP). Kabupaten Bandung mencakup delapan WP. Teknik analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi pola penyebaran perumahan adalah analisis spasial dan analisis tetangga terdekat dengan menggunakan data sekunder dari berbagai instansi. Hasil analisis menunjukkan adanya dua pola persebaran perumahan di Kabupaten Bandung, yaitu pola mengelompok dan pola acak. Ke dua pola tersebut memiliki dampak pada penyediaan fasilitas ekonomi, transportasi, dan fasilitas kesehatan. Pada WP dengan pola persebaran mengelompok, fasilitas penunjang cenderung mendekat untuk melayani kawasan perumahan. Sementara pada WP dengan pola persebaran acak, fasilitas penunjang cenderung lebih sedikit, hanya terdapat di beberapa sisi wilayah serta cenderung ditunjang oleh fasilitas yang berada di wilayah terdekat seperti Kota Bandung.
T he expansion of residential areas in Bandung Regency has been driven by the high demand for housing in Bandung City. However, the development of new housing in Bandung Regency has not been accompanied by adequate infrastructure provision. This uncontrolled spread of residential areas can lead to deviations from the planned spatial structure and land use patterns. The objective of this study is to identify the patterns of residential distribution in Bandung Regency. The analysis unit used is the development area (WP), with Bandung Regency encompassing eight such areas. The analysis techniques employed to identify residential distribution patterns include spatial analysis and nearest neighbor analysis, utilizing secondary data from various agencies. The results indicate two patterns of residential distribution in Bandung Regency: clustered and random. Each pattern has implications for the provision of economic, transportation, and healthcare facilities. In areas with a clustered distribution pattern, supporting facilities tend to be located closer to the residential areas they serve. In contrast, in areas with a random distribution pattern, supporting facilities are less prevalent, often only found in certain parts of the region, and are typically supplemented by facilities located in nearby areas such as Bandung City.