Perancangan sistem kontrol suhu dan waktu pada mesin roasting di CV. Boogis Coklat Sulawesi Selatan
K akao adalah salah satu hasil perkebunan mulai diperkenalkan ke Indonesia oleh bangsa Spanyol di Minahasa, Sulawesi Utara pada tahun 1560 dan sampai saat ini masih banyak tumbuh di daerah Sulawesi. Produksi kakao di Sulawesi sendiri mencapai 439.995 ton. Proses penyangraian adalah proses yang sangat penting dalam pengolahan biji kakao pasca panen menjadi olahan cokelat, karena sangat berperan dalam menentukan aroma, warna, rasa, dan kadar air biji. Sedangkan yang menentukan bagus atau tidaknya proses sangrai adalah waktu dan suhu sangrai. CV. Boogis Coklat adalah salah satu IKM (Industri Kecil Menengah) yang bergerak di bidang pengolahan hasil kakao menjadi cokelat batang dan bubuk cokelat yang berada di Sulawesi Selatan, yang memiliki mesin sangrai tetapi belum memiliki kontrol suhu dan waktu, sehingga hasil dari proses sangrai yang dihasilkan mesin ini tidak seragam, bergantung kepada operator mesinnya dan dari seberapa sering pengukuran suhu dilakukan oleh operator. Perlu dilakukan perancangan sistem kontrolnya. Penelitian ini diawali dengan studi literatur terkait standar dari biji kakao hasil sangrai, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan spesifikasi alat yang dibutuhkan merujuk kepada kebutuhan CV. Boogis Coklat. Selanjutnya dilakukan perancangan sistem kontrol suhu dan waktu yang kemudian diuji secara keseluruhan. Hasil uji menunjukkan adanya perubahan kualitas biji kakao yang memenuhi syarat sesuai dengan SNI 3747:2013, serta penghematan penggunaan gas elpiji yang sebelumnya memerlukan 625 [gram], kemudian setelah diterapkan rancangan sistem kontrol suhu dan waktu, turun menjadi 275 [gram]. Penghematan total konsumsi gas elpiji mencapai 350 [gram] atau setara dengan Rp. 7.511,- untuk setiap proses sangrai 10 [kg] biji kakao mulia.
C ocoa is one of the plantation products introduced to Indonesia by the Spanish inMinahasa, North Sulawesi in 1560 and is still widely grown in the Sulawesi area.Cocoa production in Sulawesi reached 439,995 tons. The roasting process is a veryimportant process in the post-harvest processing of cocoa beans into processedchocolate, because it plays a very important role in determining the aroma, color,taste and moisture content of the beans. Meanwhile, what determines whether theroasting process is good or not is the roasting time and temperature. CV. BoogisCoklat is one of the SMEs (Small and Medium Industries) which operates in thefield of processing cocoa products into chocolate bars and chocolate powder inSouth Sulawesi, which has a roasting machine but does not yet have temperatureand time control, so the results from the roasting process are produced by themachine. This is not uniform, depending on the machine operator and on how oftentemperature measurements are taken by the operator. It is necessary to design thecontrol system. This research began with a literature study regarding standards forroasted cocoa beans, then continued with preparing specifications for theequipment needed referring to CV Boogis Coklat needs. Next, a temperature andtime control system was designed which was then tested as a whole. The test resultsshowed a change in the quality of cocoa beans which met the requirements inaccordance with SNI 3747:2013, as well as savings in the use of LPG gas whichpreviously required 625 [grams], then after implementing the temperature and timecontrol system design, it dropped to 275 [grams]. The total savings on LPG gasconsumption reaches 350 [grams] or the equivalent of Rp. 7,511,- for each roastingprocess of 10 [kg] of fine cocoa beans.