Pengaruh konsentrasi co-surfaktan terhadap pembentukan emulsi pada minyak 39° api
S eiring berjalannya waktu, produksi minyak di Indonesia mengalami penurunan, memerlukan solusi agar produksi minyak bumi bisa optimal kembali. Enhanced Oil Recovery (EOR) melalui metode injeksi surfaktan menjadi pilihan untuk mengembalikan laju produksi yang optimal. Fungsi Surfaktan dalam proses EOR itu adalah untuk menurunkan tegangan antar muka sehingga dengan IFT nya turun sehingga membuat butir-butir minyak dapat lebih mudah diproduksikan. Penelitian ini mengevaluasi efektivitas metode ini pada suatu reservoir, menggunakan Methyl Ester Sulfonate (MES) dari Kelapa Sawit sebagai surfaktan. Penelitian sebelumnya di laboratorium EOR telah dilakukan dengan variasi surfaktan dan crude oil. Tujuan injeksi surfaktan adalah untuk menurunkan Interfacial Tension (IFT) antara air dan minyak. Metodologi studi laboratorium menggunakan surfaktan MES Kelapa Sawit dengan konsentrasi variasi (0,5%; 0,75%; 1%; 1,25%; 1,5%; 1,75%; dan 2%) dan additif ethanol 96%, pada brine dengan salinitas 8900 ppm dan suhu 60℃. Hasil uji aqueous menunjukkan stabilitas larutan surfaktan. Kemudian, tiap konsentrasi surfaktan dicampur dengan minyak ringan 39 °API dalam pipet tube, mengamati perubahan fase dan volume emulsi dari hari pertama hingga minggu ke-3. Emulsi terbesar terbentuk pada konsentrasi 2% dengan salinitas 8900 ppm, mencapai 1,03 ml atau 25,75%. Surfactan dengan konsentrasi 2% menunjukkan IFT terendah, yaitu 0,2871591 dyne/cm. Selanjutnya, pengujian adsorpsi surfaktan pada variasi konsentrasi, konsentrasi 2% menghasilkan adsorpsi statik 59,966 mg/g dan adsorpsi dinamis 1,54 mg/g. Pengujian dilanjutkan ke tahap coreflooding, dengan hasil Residual Oil (RF) pada waterflooding sebesar 32,14% dan RF surfaktan flooding sebesar 17,86%. Penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan surfaktan MES kelapa sawit dengan additif ethanol 96% pada air formasi dapat membantu pembentukan emulsi yang stabil lebih dari 2 minggu dan meningkatkan nilai RF pada proses injeksi.
O ver time, oil production in Indonesia has experienced a decline, requiring a solution to restore optimal petroleum production. Enhanced Oil Recovery (EOR) through surfactant injection has become an option to regain optimal production rates. The function of surfactants in the EOR process is to reduce interfacial tension, thereby lowering the IFT (Interfacial Tension), making oil droplets easier to produce. This study evaluates the effectiveness of this method in a reservoir, using Methyl Ester Sulfonate (MES) from Palm Oil as a surfactant. Previous research in an EOR laboratory has been conducted with variations in surfactants and crude oil. The objective of surfactant injection is to lower the Interfacial Tension (IFT) between water and oil. The laboratory study methodology employs MES Palm Oil surfactant with concentration variations (0.5%, 0.75%, 1%, 1.25%, 1.5%, 1.75%, and 2%) and a 96% ethanol additive, in brine with a salinity of 8900 ppm and a temperature of 60°C. Aqueous tests confirm the stability of the surfactant solution. Subsequently, each surfactant concentration is mixed with light crude oil (39 °API) in pipette tubes, observing phase changes and emulsion volume from the first day to the third week. The largest emulsion is formed at a 2% concentration with a salinity of 8900 ppm, reaching 1.03 ml or 25.75%. The 2% surfactant concentration shows the lowest IFT, at 0.2871591 dyne/cm. Further testing involves surfactant adsorption at different concentrations, with the 2% concentration resulting in static adsorption of 59.966 mg/g and dynamic adsorption of 1.54 mg/g. The study progresses to the coreflooding stage, with Residual Oil (RF) results of 32.14% for waterflooding and 17.86% for surfactant flooding. This research indicates that adding MES palm oil surfactant with a 96% ethanol additive to formation water can assist in forming a stable emulsion for over 2 weeks and enhances the RF value in the injection process.