L Latar belakang: Sebagian besar dokter gigi umum dan restoratif melakukan prosedur restoratif komposit Kelas II langsung beberapa kali sehari, menjadikannya prosedur gigi yang paling umum, selain profilaksis. Namun demikian, perawatan ini penuh dengan komplikasi.1-3 Kebanyakan dokter gigi menganggapnya jauh lebih rumit dan peka terhadap teknik daripada tambalan amalgam. Meskipun restorasi komposit membutuhkan waktu dua kali lebih lama dari amalgam, kompensasi hampir tidak lebih tinggi. Restorasi komposit langsung pada gigi posterior merupakan bagian dari perawatan standar dalam kedokteran gigi operatif. Restorasi komposit pada gigi posterior seringkali berhubungan dengan beban pengunyahan, ketahanan abrasi abrasi, kebocoran marginal & penyusutan. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dikembangkan teknik dan material serta sistem perekat pada resin komposit.Tujuan: Menjelaskan restorasi komposit resin langsung kelas II dengan teknik bulk fill.Tinjauan pustaka: Resin komposit dalam restorasi kelas II j sudah umum digunakan, Namun, terkadang melakukan restorasi komposit cukup memakan waktu karena klinisi sebaiknya melakukan teknik incremental untuk meminimalisir kebocoran mikro yang mengikuti penyusutan polimerisasi, dan sangat tergantung pada keahlian operator, dan instrumen. penanganan. Khusus untuk kelas II, ini akan menjadi tantangan terbesar bagi para klinisi. Sistem terbaru yang sering digunakan adalah sistem pengisian curah. Sistem pengisian massal membuat dokter, dapat memulihkan gigi berlubang dengan cara yang sederhana dan memakan waktu lebih sedikit.Kesimpulan: Restorasi komposit langsung untuk rongga kelas II memiliki banyak tantangan. Dengan teknik yang tepat dan bahan restoratif yang canggih, dapat menjadi lebih sederhana, dapat diprediksi, dan efisien.