Pengukuran beban kerja mental menggunakan fuzzy nasa-tlx dan intervensi untuk mengurangi beban kerja mental pada Pramudi Transjakarta
T Transjakarta merupakan salah satu sarana transportasi umum dengan menggunakan jalur khusus yang bertujuan untuk menyediakan pelayanan kepada masyarakat untuk meminimalisir kemacetan di DKI Jakarta. Sejak beroperasi pada tahun 2004, Transjakarta telah memiliki 12 koridor dan koridor IX merupakan koridor dengan jalur terpanjang, yaitu 28,8 km. Saat bertugas, pramudi (pengemudi Transjakarta) dihadapkan dengan kondisi jalur yang padat, sehingga mereka dituntut untuk selalu waspada dan berhati – hati. Sikap pramudi yang selalu waspada dan berhati – hati dalam menghadapi jalur yang padat tersebut, menuntut mereka untuk selalu berkonsentrasi secara terus menerus. Hal ini mengindikasikan adanya beban kerja mental pada pramudi. Penelitian bertujuan untuk mengukur beban kerja mental pramudi Transjakarta menggunakan metode Fuzzy NASA-TLX (National Aeronautics and Space Administration Task Load Index) dengan FIS (Fuzzy Inference System) dan memberikan usulan/intervensi ergonomi untuk mengurangi beban kerja mental pramudi Transjakarta. Pembobotan indikator beban kerja mental dari NASA-TLX dilakukan dengan metode Fuzzy Pairwise Comparison dengan pengisian kuisioner oleh pihak managemen PT. Trans Mayapada Busway sebagai pakar yang memahami tugas pramudi. Pengukuran beban kerja mental dilakukan terhadap 66 pramudi untuk dua shift kerja dengan cara penyebaran kuisioner dan pengolahan data dengan FIS metode Sugeno. Berdasarkan hasil pengukuran beban kerja mental kepada 66 pramudi Transjakarta koridor IX diketahui bahwa 18% pramudi memiliki beban kerja mental tinggi, 80% pramudi memiliki beban kerja mental sedang dan 2% memiliki beban kerja mental rendah. Oleh karena itu, perlu dilakukan intervensi ergonomi untuk mengurangi beban kerja mental pramudi. Empat alternatif intervensi ergonomi, yaitu terapi gelombang otak, pensterilan jalur Transjakarta, terapi tawa dan senam yoga dipilih menggunakan metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (Fuzzzy AHP) dengan kriteria dapat segera diterapkan, waktu lebih fleksibel, kemudahan dalam penerapan, dan efektif dalam menurunkan beban kerja mental. Terapi gelombang otak dengan bobot 0,288 terpilih untuk diimplementasikan. Dari hasil implementasi, didapatkan 7% pramudi memiliki beban kerja mental tinggi dan 93% memiliki beban kerja mental sedang. Selanjutnya dilakukan uji statistik rataan (uji ï) dengan taraf nyata 5% untuk mengetahui apakah terapi gelombang otak efektif ntuk menurunkan beban kerja mental pramudi. Berdasarkan uji statistik tersebut diketahui bahwa terapi gelombang otak efektif untuk menurunkan beban kerja mental pramudi.
T Transjakarta is one of public transportation which uses special track. It is designed to help reduce traffic jam in Jakarta. Since its operation in 2014, currently Transjakarta has 12 corridor and corridor IX is a corridor with the longest route (28.8 km in length). When on duty, Transjakarta’s drivers are faced with congested lane conditions so that they are required to be more vigilant and cautious. these Transjakarta's driver behavior are always requiring them to concentrate continuously. It indicates that Transjakarta’s drivers have mental workload. This research aims to measure mental workload of Transjakarta’s drivers by using Fuzzy NASA-TLX (National Aeronautics and Space Administration Task Load Index) method with FIS (Fuzzy Inference System) and give ergonomic intervention to reduce mental workload of Transjakarta’s driver. Mental workload measurement with Fuzzy NASA-TLX is executed with filing Fuzzy pairwise comparison questionnaire by the management of PT. Trans Mayapada Busway as an expert who understands the duty of Transjakarta’s drivers. Mental workload measurement is carried out on 66 Transjakarta's drivers of two shifts by distributing questionnaires and data processing with FIS Sugeno method. Based on the results of the measurement of mental workload to 66 TransJakarta's driver at corridor IX is known that 18% TransJakarta's driver have high mental workload, 80% TransJakarta's driver have medium mental workload and 2% TransJakarta's driver have low mental workload. Therefore, it is necessary to do ergonomics interventions for reducing mental workload of TransJakarta's driver. There are four alternatives of ergonomics interventions such as brain wave therapy, laughter therapy, yoga exercises and sterilization route of Transjakarta lines, which are chosen by using Fuzzy Analytical Hierarchy Process (Fuzzzy AHP) method, with the criteria can be applied immediately, more flexible with time, ease in implementation, and effective in reducing workload mental. Brain wave therapy is selected to reduce mental workload (0,288 in weight). According to the result of brain wave therapy implementation, there are 7% TransJakarta's driver have high mental workload and 93% TransJakarta's driver have medium mental workload. Then performed statistical mean test (ï test) using the 5% significance level to knowing whether the brain wave therapy is effective to reduce the mental workload of TransJakarta's driver. Based on the statistical test known that brain wave therapy is effective in reducing mental workload of TransJakarta's drivers.