L LATAR BELAKANGStres terjadi karena adanya tuntutan atau masalah yang muncul diluar ekspektasi seseorang. Masa pertumbuhan atau masa remaja diwarnai dengan munculnya karakteristik remaja yang disebut “krisis identitas” yaitu masa dimana individu harus memutuskan siapa dia, apa yang dia lakukan dan apa yang dilakukan dalam hidupnya. Akibatnya, remaja sangat peka terhadap stres karena remaja sedang mengalami pergolakan dalam jiwanya untuk mencari jati diri. Penyesuaian sosial merupakan salah satu prasyarat penting bagi kesehatan mental individu, karena salah satu ciri pokok dari pribadi yang sehat mentalnya adalah pribadi yang memiliki kemampuan menyesuaikan diri secara harmonis, baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan.METODEJenis penelitian yang digunakan adalah jenis analitik observasional, dengan metode cross sectional dengan sampel 114 anggota Karang Taruna Pasar Minggu. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner DASS-42 (Depression, Anxiety, and Stress Scales) dan kuesioner CD-RISC (The Connor-Davidson Resilience Scal). Data yang didapatkan dianalisis dengan program Statistical Package for Social Science (SPSS).HASILDari hasil penelitian dengan 114 responden didapatkan nilai bermakna dikarenakan hasil uji analisis Chi-square menunjukkan adanya hubungan penyesuaian diri dengan stres pada remaja usia 18-20 tahun, Dengan hasil variabel penyesuaian diri Q1 dengan stres ringan 33 orang (28.9%), penyesuaian diri Q1 dengan stres sedang sebanyak 15 orang (13.2%), penyesuaian diri rendah Q1 dengan stres berat sebanyak 10 orang (8,8%), penyesuaian diri rendah Q1 dengan stres sangat berat sebanyak 56 orang (49.1%).KESIMPULANTerdapat hubungan antara penyesuaian diri dengan stres pada remaja usia 18-20 tahun.