DETAIL KOLEKSI

Hubungan antara gula darah post prandial dan hemoglobin terglikosilasi pada diabetes melitus tipe 2


Oleh : Ika Pratiwi

Info Katalog

Nomor Panggil : S 783

Penerbit : FK - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2016

Pembimbing 1 : Ronald Irwanto Natadidjaja

Subyek : Diabetes mellitus

Kata Kunci : post prandial blood glucose, HbA1c, diabetes melitus type 2

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2016_TA_KD_03012124_Halaman-judul.pdf
2. 2016_TA_KD_03012124_Bab-1-Pendahuluan.pdf
3. 2016_TA_KD_03012124_Bab-2-Tinjauan-lliteratur.pdf
4. 2016_TA_KD_03012124_Bab-3-Kerangka-konsep.pdf
5. 2016_TA_KD_03012124_Bab-4-Metode.pdf
6. 2016_TA_KD_03012124_Bab-5-Hasil.pdf
7. 2016_TA_KD_03012124_Bab-6-Pembahasan.pdf
8. 2016_TA_KD_03012124_Bab-7-Kesimpulan.pdf
9. 2016_TA_KD_03012124_Daftar-pustaka.pdf
10. 2016_TA_KD_03012124_Lampiran.pdf

L Latab belakang : Diabetes melitus adalah penyakit metabolik yang memiliki karakteristik hiperglikemia yang dapat menyebabkan komplikasi mikro dan makrovaskuler. Diagnosis dini dan penatalaksanaan yang tepat dapat mengurangi angka terjadinya penyakit tersebut dan komplikasi yang dapat terjadi oleh karena penyakit tersebut. Untuk diagnosis dini Diabetes Melitus tes hemoglobin A1c (HbA1c) mulai banyak digunakan,tes ini juga dapat digunakan untuk mengkontrol kadar gula darah sehingga kita dapat mengetahui keberhasilan terapi atau tatalaksana yang sedang dilakukan.banyak spekulasi terkait apakah tes gula darah post prandial (GDPP) saja cukup kuat untuk dapat digunakan sebagai sarana diagnosis dan tatalaksana apabila tes HbA1c tidak tersedia. Metode: Penelitian ini menggunakan desain Cross-sectional Analitik. Sampel yang digunakan adalah 100 orang penderita diabetes tipe 2 dengan usia 22 sampai 79 tahun. Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu rekam medik dari pasien yang diperiksakan kadar HbA1c dan gula darah post prandial nya di laboratorium RS Siloam Semanggi dari tahun 2014 sampai 2015. analisis data dilakukan secara univariat dan bivariate, dimana analisis bivariate menggunakan uji Pearson dan diolah dengan program SPSS versi 21. Hasil: subyek terdiri dari 67 laki-laki dan 33 perempuan, sebagian besar berusia 45-54 tahun (34%). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan r = 0,76 yang menandakan adanya korelasi searah yang kuat antara gula darah post prandial dengan HbA1c. Kesimpulan: Semakin tinggi kadar gula darah post prandial pasien diabetes melitus tipe 2, maka semakin tinggi kadar HbA1c.

B Background: Diabetes mellitus is a metabolic diseases characterized by hyperglycemia and can cause micro and macrovascular complications. Early diagnosis and appropriate treatment can reduce the occurrence of this disease and it’s complications. For early diagnosis of diabetes mellitus, hemoglobin A1c test started being used, it can also be used to control the blood sugar levels to determine the result of the therapy which is being carried out. There are still lot of speculation as to whether post-prandial blood glucose test alone is strong enough to be used to diagnose and manage Diabetes Melitus when HbA1c is not available. Methods: This study used a cross-sectional design Analytical. The samples used were 100 people with type 2 diabetes aged 22 to 79 years. The data is secondary data from the medical records of patients who examine HbA1c and Post Prandial Blood Sugar at Siloam Hospital Semanggi laboratory from 2014 to 2015. Data analysis is univariate and bivariate, where the bivariate analysis is using Pearson and processed with SPSS version 21. Results: subjects consisted of 67 male and 33 female, with most aged 45-54 years (34%). Based on the sample studied r = 0.76 which indicates the direction of a strong correlation between post-prandial blood sugar with HbA1c. Conclusion: The higher the post prandial blood sugar levels of patients with diabetes mellitus type 2, the higher the levels of HbA1c. Which means there is significant correlation between post prandial blood sugar and HbA1c.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?