DETAIL KOLEKSI

Analisis kekuatan rangka rumah pintu geser bus transjakarta terhadap fenomena buckling dengan metode elemen hingga


Oleh : Ryan Ari Prasetyo

Info Katalog

Penerbit : FTI - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2015

Pembimbing 1 : Soeharsono

Pembimbing 2 : Tono Sukarnoto

Subyek : Strength analysis - buckling using;Transjakarta bus building door

Kata Kunci : public transportation, the sliding door, buckling.

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2015_TA_MS_06111052_1_Halaman-Judul.pdf 18
2. 2015_TA_MS_06111052_2_Bab1.pdf
3. 2015_TA_MS_06111052_3_Bab2.pdf
4. 2015_TA_MS_06111052_4_Bab3.pdf
5. 2015_TA_MS_06111052_5_Bab4.pdf
6. 2015_TA_MS_06111052_6_Bab5.pdf 1
7. 2015_TA_MS_06111052_7_Daftar-Pustaka.pdf
8. 2015_TA_MS_06111052_8_Lampiran.pdf

B Bus Transjakarta merupakan salah satu sarana transportasi publik utama di ibukota Jakarta. Sistem (Bus Rapid Transit, BRT) ini ditujukan untuk memberikan sarana transportasi cepat dan bebas hambatan akibat lalu lintas padat pada jam-jam sibuk. Sejak awal pengoperasian pada Januari 2004, banyak sekali terlihat kerusakan pada rangka penopang bodi pada Bus Transjakarta yang beroperasi. Kerusakan ini secara khusus banyak ditemukan pada rangka rumah pintu geser Bus Transjakarta. Salah satu fenomena deformasi akibat pembebanan yang dapat terjadi pada struktur kolom pada rangka rumah pintu geser Bus Transjakarta ini adalah buckling. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa rangka rumah pintu geser Bus Transjakarta aman dari buckling. Tujuan berikutnya adalah untuk membuktikan bahwa material yang digunakan dapat menahan tegangan maksimum akibat gaya dan momen. Metode perancangan dan simulas\' engikut rinsip MEH (Metode Elemen 01C Hingga) dengan rnenggun1 kanOeranikat ANSYS. Seluruh rangka bodi terdiri dari pipa ba, . persegi JIS G3445 STKM 12A, tebal 2,0 mm Mt dengan kekuatan luluh (u y) minimum 175 MPa. Model rangka rumah pintu geser Bus Transjakarta diberikan dua model pembebanan L1 dan L2 dengan empat titik gaya dan momen untuk mode L1 yang masing-masingnya sebesar 1250 N dan 248.5 Nm. Kondisi L2 menempatkan delapan titik gaya dan momen dengan besar masing-masing 625 N dan 125 Nm. Hasil simulasi menunjukkan bahwa struktur aman dari buckling dengan nilai gaya kritis untuk L1 sebesar 14800 N dan L2 sebesar 7284,375 N, jauh diatas nilai gaya yang diaplikasikan. Selain itu disimpulkan juga bahwa struktur cukup kuat mengingat tegangan maksimum untuk L1 100,61 MPa dan L2 115,05 MPa yang masih di bawah nilai tegangan maksimum yang diizinkan sebesar 175 MPa.

T Transjakarta bus is one of the main public transportation modes in Jakarta. The BRT (Bus Rapid Transit) was established to provide a fast and hassle-free transportation means, especially during rush hours. Since its inception in 2004, there are numerous damages seen on the support body of Transjakarta bus. They are mainly found on the sliding door support frames. One of the possible causes of these damages is a phenomenon called buckling. This research is carried out to show that the frame is safe from such problem. Additionally, this research is also done to prove that the material chosen for the structure will hold against maximum stress imposed by loads and moments. Finite Element Method (FEM) principles are used in designing and simulation using ANSYS. The frame uses hollowed square pipes with 2 mm thickness and JIS G3445 STKM 12A structural steel as material wittilminimum yield stress of 175 MPa. The i simulation model for this frarr i ie \' e d under two loading conditions --440 namely L1 and L2. The first conditio uses four.Jocations for both forces and moments of 1250 N and 2481.1111Nm magnitudes. The second one uses eight locations wi.n magnitu of 625 N and 125 Nm. The result of Alb,. simulation shows that the strudtre is safe from buckling with critical loads of 14800 N and 784,375 N respectively - way higher than applied loads. Additionally, it is also found that the material is strong enough to withstand maximum stresses of 100,61 MPa and 115,05 MPa for L1 and L2 respectively — lower than maximum allowed stress of 175 MPa.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?