DETAIL KOLEKSI

Hubungan antara merokok dan diet dengan massa indeks tubuh pada supir taksi PT. X usia 25 - 35 tahun


Oleh : Olga Andrienne

Info Katalog

Nomor Panggil : 616.865-AND-h

Penerbit : FK - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2015

Pembimbing 1 : Novia Indriani Sudharma

Subyek : Body mass index;Smoking

Kata Kunci : body mass index, smoking, diet

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2015_TA_SKD_03011226_Halaman-judul.pdf
2. 2015_TA_SKD_03011226_Pengesahan.pdf
3. 2015_TA_SKD_03011226_Bab-1_Pendahuluan.pdf 5
4. 2015_TA_SKD_03011226_Bab-2_Tinjauan-literatur.pdf
5. 2015_TA_SKD_03011226_Bab-3_Kerangka-konsep.pdf
6. 2015_TA_SKD_03011226_Bab-4_Metode.pdf
7. 2015_TA_SKD_03011226_Bab-5_Hasil.pdf
8. 2015_TA_SKD_03011226_Bab-6_Pembahasan.pdf
9. 2015_TA_SKD_03011226_Bab-7_Kesimpulan.pdf
10. 2015_TA_SKD_03011226_Daftar-pustaka.pdf
11. 2015_TA_SKD_03011226_Lampiran.pdf

M Memiliki IMT di luar normal (underweight/overweight/obesitas) memiliki resikopenyakit tertentu lebih tinggi dan angka absen dari tempat kerja lebih besar dariyang ber-IMT normal, dimana hal tersebut mempengaruhi produktivitas dankualitas hidup mereka yang laki-laki berusia produktif sebagai pencari nafkah.Indeks massa tubuh (IMT) dapat dipengaruhi banyak hal, diantaranya gaya hidupseperti merokok dan diet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubunganantara merokok dan diet dengan IMT pada supir taksi PT X usia 25-35 tahun.METODEPenelitian ini menggunakan desain cross sectional yang mengikutsertakan 74pengemudi taksi PT X usia 25-35 tahun di Duren Sawit, Jakarta Timur. Datadikumpulkan dengan cara pengukuran langsung atas berat dan tinggi badan yangkemudian dilakukan penghitungan dan penggolongan IMT Asia Pasifik, danwawancara menggunakan kuisioner yang meliputi identitas pengemudi, statusmerokok dan diet dengan dietary food recall 24x2. Analisis data menggunakanSPSS versi 20 for Macbook dengan tingkat kemaknaan sebesar 0,05.HASILBerdasarkan hasil penelitian didapatkan rata-rata IMT 24,9 ± 4,3 dengan IMTstatus merokok bukan perokok 29,9±3,0, perokok eksperimental 23,6±8,0,perokok aktif 24,4±4,2, dan bekas perokok 24,4±2,7, hasil uji ANOVA diperolehnilai P=0,007 pada kategori antara bukan perokok dan perokok aktif. IMTberdasarkan jumlah rokok per-hari didapat ringan 24,3±4,5, sedang 24,4±4,4, danberat 24,2±3,4, hasil uji ANOVA diperoleh nilai P=0,987. IMT berdasarkan lamamerokok didapat ringan 23,8±4,9, sedang 24,9±2,9, dan berat 26,5±3,9, hasil ujiANOVA diperoleh nilai P=0,396. IMT berdasarkan jenis rokok didapat rokokfilter 23,5±3,9 dan rokok non-filter 27,1±41, hasil uji T diperoleh nilai P=0,007.IMT berdasarkan diet didapat diet kurang 22,6±5,7, cukup 24,9±3,8, dan lebih31,9±0,3, hasil uji ANOVA diperoleh nilai P=0,001.KESIMPULANTerdapat hubungan antara merokok dalam hal status merokok (P=0,007 antarabukan perokok dan perokok aktif) dan jenis rokok (P=0,007) dengan IMT. Tidakterdapat hubungan antara jumlah rokok per-hari (P=0,987) dengan IMT, dan lamamerokok (P=0,396) dengan IMT. Terdapat hubungan antara diet dengan IMT(P=0,001).

H Having BMI out of normal its range (underweight/overweight/obesity) will raisedthe risk of having specific disease and absenteeism from workplace compared tothose who are not. At the end, it will affected the productivity and the quality oflife especially men on their productive age as a wage earner. BMI can beinfluenced by many factors, such as lifestyle including smoking and diet.Therefore, the goal of this study is to find out the relation between smoking anddiet towards BMI in taxi drivers aged 25-35 years.METHODThis study was using cross sectional design which included 74 taxi drivers withage ranged from 25 to 35 from an X company at Duren Sawit, East Jakarta,Indonesia. The data were collected with direct measurement of body weight andheight which then converted into BMI, also an interview about identity, smokingstatus and diet using dietary food recall 24x2 questionnaire. Data were analyzedusing SPSS ver. 20 for Macbook with significance rate of 0,05.RESULTSBased on this study the average mean of BMI is 24,9±4,3 with the BMI of nonsmoker 29,9±3,0, experimental smoker 23,6±8,0, active smoker 24,4±4,2, and exsmoker24,4±2,7, which ANOVA test result showed P=0,007 between nonsmokerand active smoker. Results for BMI based on amount of cigar per-day are24,3±4,5 for mild, 24,4±4,4 for moderate, 24,2±3,4 for heavy, ANOVA testshowed P=0,987. Results for BMI based on period of smoking are 23,8±4,9 formild, 24,9±2,9 for moderate, and 26,5±3,9 for heavy, ANOVA test showedP=0,396. Results for BMI based on cigarette type are 23,5±3,9 for filtered and27,1±4,1 for non-filter, T-test showed P=0,007. Results for BMI based on diet are22,6±5,7 for low, 24,9±3,8 for decent, and 31,9±0,3 for over, ANOVA testshowed P=0,001.CONCLUSIONThere is relation between smoking in smoking status (P=0,007 between the notsmoker with active smoker category) and cigar type (P=0,007) with BMI. Thereisn’t relation between the amount of cigar per-day (P=0,987) and period ofsmoking (P=0,396) with BMI. There is also a relation between diet and BMI withsignificant amount (P=0,001).

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?