DETAIL KOLEKSI

Perbaikan kualitas pada produk radiator di PT. Denso Indonesia dengan penerapan metode six sigma (define-measure-analyze-improve-control) dan fuzzy fmea (failure mode and effect analysis)


Oleh : Meylina Putri

Info Katalog

Penerbit : FTI - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2007

Pembimbing 1 : Johnson Saragih

Subyek : Failure analysis (Engineering);Production control;Six sigma (Quality control standard)

Kata Kunci : implementing, six sigma, fuzzy fmea, quality, failure, effect analysis, control

Status Posting : Published

Status : Tidak Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2007_TA_STI_06302009_Halaman-Judul.pdf
2. 2007_TA_STI_06302009_Lembar-Pengesahan.pdf 3
3. 2007_TA_STI_06302009_Bab-1_Pendahuluan.pdf 5
4. 2007_TA_STI_06302009_Bab-2_Tinjauan-Pustaka.pdf
5. 2007_TA_STI_06302009_Bab-3_Metodologi-Penelitian.pdf
6. 2007_TA_STI_06302009_Bab-4_Pengumpulan-Data.pdf
7. 2007_TA_STI_06302009_Bab-5_Pengolahan-Data-dan-Analisa.pdf
8. 2007_TA_STI_06302009_Bab-6_Kesimpulan-dan-Saran.pdf
9. 2007_TA_STI_06302009_Daftar-Pustaka.pdf 1
10. 2007_TA_STI_06302009_Lampiran.pdf

P PT. Denso Indonesia merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang memproduksi AC dan Spare part kendaraan bermotor. Persaingan yang dihadapi perusahaan bukan hanya terjadi antar industri dalam negeri, tapi persaingan ini juga meliputi persaingan intemasional. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembenahan yang terus menerus di berbagai bidang, terutama dalam peningkatan kualitas. Salah satu program peningkatan kualitas yang berkesinambungan adalah program Six Sigma, yang merupakan perkembangan dari studi kemampuan proses yang pertama kali diperkenalkan oleh Motorola.Penelitian pendahuluan dilakukan dengan melakukan pengumpulan data historis perusahaan dan wawancara dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi permasalahan yang terdapat dalam perusahaan. Permasalahan yang ada dalam PT. Denso Indonesia adalah terdapatnya produk cacat dengan persentase cacat sebesar 2% - 3% atau 20000 - 30000 ppm yang menyebabkan ketidaklancaran lini produksi. Pemecahan dilakukan dengan menerapkan tahapan-tahapan yang terdapat dalam metode Six Sigma yaitu Define - Measure -Analyze - Improv e - Control (DMAIC) dan metodefuzzy FMEA (Failure Mode and Effect Analyze) pada Six Sigma tahap Analyze.Penelitian dilakukan terhadap produk yang paling bermasalah bardasarkan ratiocacat yang paling besar yaitu produk Radiator. Hal-ha! kritis yang mempengaruhi kualitas pada proses produksi (CTQ) adalah Deformation Tube, Deform ation Tank Lower, Deformation Tank Upper, Solder on Fin, Neck Filler Solder Crack, Solder Inside Tank Lower, Deformation Fin, Insert Not Good Paint, Solder on Tank, Neck Filler Miring, Insert Karat. Solder Inside Tank Upper, Core Not Good Paint, Deformation Insert, Tank Lower Not Good Crimping, dan Fin Sebek. Nilai Defect per Million Opportunities (DPMO) pada saat pengamatan adalah sebesar 1251.4988, tingkat sigma sebesar 4.5230 sigma, Cp sebesar 0.7883, dan Cpk sebesar 0.6991. Terdapat 5 cacat yang paling dominan berdasarkan diagram Pareto yaitu Deformation Tube. Deformation Tank Lower, Neck Filler Miring, Solder on Fin dan Insert Not Good Paint. Akar permasalahan dari jenis­ jenis cacat tersebut diidentifikasi dengan menggunakan diagram Ishikawa. Dari tiap jenis kegaga lan tersebut ditentukan efek yang ditimbulkan dari tiap jeni s kegagalan. Tingkat keparahan keparahan dari efek tersebut (Sererity), tingkat kemungkinan terjadinya kagagalan (Occurance). dan tingkat kesulitan pendeteksian kegagalan (Detectability). Penanganan masalah diprioritaskan pada kegagalan dengan ranking pertama berdasarkan nilai FRPN hasil perhitungan Fuzzy FMEA yaitu kurangnya pemahaman pedoman kerja oleh para operator, pengamb ilan radiator dari rak kurang hati-hati sehingga tertekan. karet rubber Plug untuk Leak Test terlalu keras, kelalaian operator dalam mengganti, memperbaiki , ataupun memeriksa mesin, dan mesin solder.yang bermasalah, dalam hal ini menyangkut alat bantu jig .Setelah dilakukan perbaikan terhadap penyebab kegagalan yang memiliki rangkingpertama, maka diperoleh nilai DPMO sebesar 802.0730, tingkat sigma sebesar 4.6551, Cp dan Cpk sebesar 0.83 dan 0.745. hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan nilai DPMO sebesar 35.91 % dan kenaikan tingkat sigma, Cp, dan Cpk sebesar 2.84%, 5.02%, dan 6.16 % pada proses produksi Radiator.

P PT. Denso Indonesia is one of manufacturing company that produces AC and vehicle spare parts. The competition that is faced by company is not marely happened to domestic industry, but also cover international emulation. Therefore, it requires a contonously correction in various area, especially in quality improvement. One of continual quality improvement program as Six Sigma program which is developed from process ability study introduced by Motorola.Early research is done by collecting historical data of the company andinterviewing related person of the company to identify problems in the company. Existing problem in PT Denso Indonesia is there are defected products with defected percentage equal to 2-3% or 20000-30000ppm causing some trouble at production line. Resolving problem is done by applying the Six Sigma steps Define - Measure - Analyze - Improve - Control (DMAIC) and Fuzzy FMEA (Failure Mode and Effect Analyze) at analyze phase of Six Sigma.Research is focused to product that has biggest defected ratio. And the biggest isRadiator. Critical things that influence the quality at production process (CTQ) are Deformation Tube, Deformation Tank Lower, Deformation Tank Upper, Solder on Fin, Neck Filler Solder Crack, Solder Inside Tank Lower, Deformation Fin, Insert Not Good Paint, Solder on Tank, Neck Filler Miring, Insert Karat, Solder Inside Tank Upper, Core Not Good Paint, Deformation Insert, Tank Lower Not Good Crimping, dan Fin Sebek Whwn the research is held, the value of Defect per Million Opportinities (DPMO) is 1251.4988, sigma level is 4.5230, Cp is 0.7883, and Cpk is 0.6991. There are 5 most dominant kinds of failure based on Pareto Diagram, Deformation Tube, Deformation Tank Lower, Neck Filler Miring, Solder on Fin and Insert Not Good Paint. Main problems of the failure type in identified by using Ishukawa Diagram. From each of failure type, causing effect is determined. Worst level of the effect (Severity). the possibility of the happening failure level (Occurance), and difficulty of failure detection level (Detectability) . Problem handling priority is first rank failure based on FRPl\\ value as the result of fuzzy FMEA calculation. The first rank failure are Jack of work procedure knowledge of the operator, radiator intake from the rack less beware, so that depressed . rnbber plug for Leak Test too ossify, operator negligence in changing. repairing , n checking machine, and the problem with the solder machine. in this case concerning assistive appliance of jig.After doing improvement to the first rank of causing failure, DPMO value is802.0730, sigma level is 4.6551, Cp and Cpk is 0.83 and 0.745. this is indicating that there is decreasing DPMO equal to 35.91% and increasing of sigma level, Cp, and Cpk equal to 2.84%, 5.02%, and 6.16% in production process of radiator.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?