DETAIL KOLEKSI

Risk analysis of h2s exposure and noise to worker operation production unit PT Pertamina EP Asset 3 Field Tambun Bekasi

5.0


Oleh : Meitra Rezeki

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2016

Pembimbing 1 : MM. Sintorini

Pembimbing 2 : . Endro Suswantoro

Subyek : Occupational safety and health - Environmental management

Kata Kunci : risk analysis, H2S, noise, health problems

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2016_TA_TL_08210017_Bab-1.pdf
2. 2016_TA_TL_08210017_Bab-2.pdf
3. 2016_TA_TL_08210017_Bab-3.pdf
4. 2016_TA_TL_08210017_Bab-4.pdf
5. 2016_TA_TL_08210017_Bab-5.pdf
6. 2016_TA_TL_08210017_Bab-6.pdf
7. 2016_TA_TL_08210017_Daftar-Pustaka.pdf 3
8. 2016_TA_TL_08210017_Lampiran.pdf
9. 2016_TA_TL_08210017_Halaman-Judul.pdf 18

P PT. Pertamina EP Asset 3 Field Tambun adalah perusahaan migas nasional yang bergerak dibidang eksplorasi dan eksploitasi migas di wilayah Tambun,Bekasi.Karakteristik industri migas adalah industri yang padat modal dan mempunyai risiko K3 tinggi. Penelitian ini dilakukan di unit operasi produksi khususnya di unit proses yang diperkirakan mengeluarkan gas H2S serta menimbulkan kebisingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya, analisis risiko dan menentukan pengendalian yang tepat. Identifikasi bahaya diakukan dengan cara observasi dan wawancara. Sedangkan untuk menganalisis risiko dilakukan menggunakan metode kuesioner dan dianalisis menggunakan metode regresi logistikdengan jumlah responden dilakukan pada seluruh pekerja pada operasi produksi. Rancangan penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan metode cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner, wawancara, dan observasi. Sampel diambil pada keseluruhan pekerja pada operasi produksi berjumlah 30 orang. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menyatakan bahwa dari hasil identifikasi potensi bahaya sumber bahaya paparan H2S paling dominan adalah area skim tank dan DAF sedangkan untuk kebisingan berada diarea pompa injeksi. Faktor-faktor yang berhubungan pada gangguan pekerja dari paparan H2S dan kebisingan adalah konsentrasi H2S dan kebisingan, umur pekerja, lama bekerja, pendidikan dan penggunaan alat pelindung diri. Dari hasil analisis, faktor tingkat H2S tidak berhubungan dengan keluhan pusing maupun mual. Faktor yang berhubungan yaitu faktor pendidikan terhadap keluhan pusing (OR=4,5), Mual (OR=2,8) dan faktor tidak menggunakan APD terhadap keluhan pusing (OR =31,6) dan mual (OR = 1,5). Sedangkan faktor tingkat kebisingan juga tidak berhubungan dengan keluhan pusing, darah tinggi, cepat lelah dan kurang pendengaran pada pekerja. Faktor yang berhubungan adalah faktor pendidikan atau latar belakang terhadap keluhan darah tinggi (OR = 3,136), faktor tidak menggunakan APD terhadap keluhan pusing (OR =4,99) dan kurang pendengaran (OR = 2,27), cepat lelah (OR=4,07) serta faktor umur pada keluhan cepat lelah (OR=2,8). Pengendalian berupa pelatihan untuk mengembangkan pengetahuan pekerja, pengecekan kesehatan untuk pekerja, dan pengecekan penggunaan alat pelindung diri.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?