J Jumlah penderita diabetes melitus tipe II semakin meningkat akibat dari perubahan gaya hidup yang menyebabkan obesitas, tidak adanya kesempatan untuk berolahraga, peningkatan konsumsi karbohidrat dan kurangnya diet makanan berserat. Diabetes melitus tipe II terjadi karena resistensi terhadap insulin dan terjadi perubahan sel beta pankreas dalam menghasilkan insulin sehingga menyebabkan insulin tidak bekerja dengan baik. Pada umumnya terjadi berbagai kelainan pada rongga mulut penderita diabetes melitus, antara lain penyakit periodontal, xerostomia, kandidiasis, karies, odontalgia, burning mouth syndrome. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi berbagai macam manifestasi oral pada penderita diabetes melitus tipe II yang datang ke Bagian Poli Penyakit Dalam RSAU ‘dr. Esnawan Antariksa’ Halim Perdanakusuma. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deksriptif untuk mengetahui prevalensi berbagai macam manifestasi oral pada penderita diabetes melitus tipe II berdasarkan data sekunder yang diperoleh di RSAU ‘dr. Esnawan Antariksa’. Hasil penelitian yang diperoleh dari 50 sampel didapatkan prevalensi manifestasi oral terbesar pada penderita diabetes melitus tipe II yaitu penyakit periodontal sebesar 86% dan prevalensi terkecil yaitu burning mouth syndrome sebesar 12%. Prevalensi terbesar menurut jenis kelamin ditemukan pada wanita sebanyak 54%, menurut usia ditemukan pada usia lebih dari 60 tahun yaitu usia 61-70 tahun sebanyak 58% dan prevalensi diabetes melitus terkontrol lebih tinggi prevalensinya dibanding tidak terkontrol sebanyak 84%. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa pada penderita diabetes melitus tipe II yang terkontrol maupun tidak terkontrol penyakit periodontal adalah prevalensi manifestasi oral terbesar dan burning mouth syndrome adalah prevalensi manifestasi oral terkecil.