DETAIL KOLEKSI

Analisis zona gerakan tanah menggunakan SIG dan klasifikasi SNI di daerah Kejene, Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa Tengah

3.2


Oleh : Vian Verdian

Info Katalog

Nomor Panggil : 1125/TG/2019

Penerbit : FTKE - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2019

Pembimbing 1 : Afiat Anugrahadi

Pembimbing 2 : Himmes F.Y.

Subyek : Landslide;Geographics

Kata Kunci : landslides, geographic information system, Pemalang.

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2019_TA_GL_072001400131_Halaman-judul.pdf
2. 2019_TA_GL_072001400131_Bab-1.pdf 3
3. 2019_TA_GL_072001400131_Bab-2.pdf
4. 2019_TA_GL_072001400131_Bab-3.pdf
5. 2019_TA_GL_072001400131_Bab-4.pdf
6. 2019_TA_GL_072001400131_Bab-5.pdf
7. 2019_TA_GL_072001400131_Daftar-pustaka.pdf
8. 2019_TA_GL_072001400131_Lampiran.pdf

D Daerah Kejene Kecamatan Randudongkal yang terletak di Kabupaten Pemalang rentan terhadap bencana gerakan tanah. Tingginya tingkat kerentanan gerakan tanah dapat dizonasikan sehingga dapat diketahui zonasi kerentanan gerakan tanah.Oleh karena itu peta zona gerakan tanah dibutuhkan untuk mengetahui kerentanan gerakan tanah pada daerah Kejene. Tujuan dari penelitian untuk menganalisis zona gerakan tanah dan menentukan jenis gerakan tanah. Metode yang digunakan adalah metode SNI (Standar Nasional Indonesia) dengan menggunakan 4 parameter diantaranya geologi, kelerengan, curah hujan dan tata guna lahan. Pada penelitian ini terdapat lima satuan geologi yaitu satuan batupasir, satuan batulempung, satuan batugamping, satuan andesit dan satuan endapan alluvial. Kelerengan dibagi menjadi empat bagian yaitu kelerengan rendah, kelerengan sedang, kelerengan curam dan kelerengan sangat curam. Curah hujan rata-rata pada daerah penelitian yaitu 3000 mm/tahun. Kemudian pada tata guna lahan dibagi menjadi lima yaitu kawasan pemukiman, sawah, perkebunan, tegalan dan hutan. Data mengenai peta indikator didapat dari data primer dengan cara melakukan observasi lapangan secara langsung pada daerah penelitian dan data sekunder dengan cara mencari sumber yang telah terpublikasi secara resmi dan sudah terpercaya serta teruji kebenarannya. Penelitian ini menggunakan alat bantu Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan cara tumpang tindih (overlay) dari peta-peta indikator yang sudah dihasilkan. Dari hasil penelitian didapat zona kerentanan gerakan tanah rendah sebesar (15%), gerakan tanah sedang sebesar (75%) dan gerakan tanah tinggi sebesar (10%). Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai wawasan bagi masyarakat setempat dan juga acuan perencanaan tata guna lahan dan mitigasi bencana. Sehingga dapat meminimalisir resiko bencana atau bahkan mencegah bencana gerakan tanah untuk terjadi di daerah penelitian.

T The Kejene area of the Randudongkal sub-district located in Pemalang Regency is vulnerable to disasters in the land movement. The high level of susceptibility to ground motion can be zoned so that zoning of the ground motion susceptibility can be identified. Therefore a map of the ground motion zone is needed to determine the vulnerability of soil movement in the Kejene area. The aim of the study is to analyze the ground motion zone and determine the type of soil motion. The method used is the SNI method (Indonesian National Standard) using 4 parameters including geology, slope, rainfall and land use. In this study there are five geological units namely sandstone units, claystone units, limestone units, andesite units and alluvial sediment units. Slope is divided into four parts, namely low slope, medium slope, steep slope and very steep slope. Average rainfall in the study area is 3000 mm / year. Then the land use is divided into five namely residential areas, rice fields, plantations, fields and forests. Data on indicator maps are obtained from primary data by conducting direct field observations in the study area and secondary data by searching for sources that have been officially published and that have been trusted and tested for their truth. This study uses the help of Geographic Information Systems (GIS) by overlapping (overlaying) the maps of indicators that have been produced. From the results of the study it was found that the low ground motion susceptibility zone was (15%), moderate ground motion was (75%) and high ground motion was (10%). This research is expected to be used as an insight for the local community and also a reference for land use planning and disaster mitigation. So as to minimize the risk of disaster or even prevent the disasters of ground movement to occur in the study area.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?