DETAIL KOLEKSI

Usulan perbaikan terhadap kualitas produk benang t80 dengan metode fuzzy failure mode and effect analysis (fuzzy fmea) di PT. Kurabo ManunggalTextile Industries

5.0


Oleh : Oki Imam Afandi

Info Katalog

Penerbit : FTI - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2016

Pembimbing 1 : Nurlailah Badariah

Pembimbing 2 : Wawan Kurniawan

Subyek : Textile industry;Failure analysis;Production - Process

Kata Kunci : proposed repair, yarn t80, fuzzy failure mode and effect analysis (fuzzy fmea)

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2016_TA_TI_06312102_1_Judul.pdf 19
2. 2016_TA_TI_06312102_2_Bab-1.pdf 7
3. 2016_TA_TI_06312102_3_Bab-2.pdf
4. 2016_TA_TI_06312102_4_Bab-3.pdf
5. 2016_TA_TI_06312102_5_Bab-4.pdf
6. 2016_TA_TI_06312102_6_Bab-5.pdf
7. 2016_TA_TI_06312102_7_Bab-6.pdf
8. 2016_TA_TI_06312102_8_Bab-7.pdf
9. 2016_TA_TI_06312102_9_Daftar-Pustaka.pdf 2
10. 2016_TA_TI_06312102_10_Lampiran.pdf

P PT. Kurabo Manunggal Textille Industries (PT. Kumatex) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang textile untuk memproduksi pemintalan serat – serat kapas menjadi benang. Salah satu produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini adalah benang T80. Permasalahan yang sedang dihadapi PT. Kumatex dalam menghasilkan produk benang T80 adalah tingginya kecacatan dengan rata – rata 2,23% yang nilai tersebut berada diatas batas toleransi kecacatan perusahaan yaitu sebesar 2%. Berdasarkan kondisi tersebut maka PT. Kumatex perlu melakukan perbaikan dengan segera agar tidak terjadi waste yang merugikan perusahaan. Metode yang tepat dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan penggunaan logika fuzzy. Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) berguna untuk mengidentifikasi penyebab kegagalan yang paling potensial dari jenis kegagalan yang paling dominan serta efek yang ditimbulkan dari jenis kegagalan tersebut sedangkan pendekatan logika fuzzy berguna untuk mengatasi kelemahan yang ada dalam FMEA Tradisional dalam melakukan evaluasi risiko kegagalan. Kemudian, membandingkan hasil antara RPN dalam FMEA Tradisonal dengan FRPN dalan Fuzzy FMEA. Berdasarkan hasil RPN dalam FMEA Tradisonal didapatkan hasil nilai maksimum RPN (Risk Priority Number) adalah 245 untuk jenis kegagalan KEBA (Benang Berbulu) dengan penyebabnya penentuan settingan kontrol kecepatan putaran mesin, waktu dan top roller pada mesin tidak optimal. Sementara hasil FRPN dalam Fuzzy FMEA, didapatkan hasil nilai maksimum FRPN sebesar 792 dalam kategori high-very high (resiko kegagalan sangat tinggi) untuk jenis kegagalan KEBA (Benang Berbulu) dengan penyebabnya penentuan settingan kontrol kecepatan putaran mesin, waktu dan top roller pada mesin tidak optimal. Usulan perbaikan adalah mencari settingan kecepatan putaran mesin, waktu dan top roller yang optimal pada mesin melalui metode fuzzy Mamdani. Dengan tingkat akurasi mencapai 87,30% metode ini layak digunakan sebagai usulan perbaikan dan berdasarkan hasil usulan perbaikan berbasis fuzzy logic ini menunjukan bahwa settingan mesin yang optimal untuk kecepatan putaran mesin, waktu dan top roller yang sesuai, masing – masing sebesar (700 Rpm, 25 menit dan tingkat hardness 75) dengan berada di dalam kategori kecepatan putaran mesin yang tinggi, waktu pengolahan yang cepat dan tingkat hardness top roller yang tinggi. Berdasarkan perbaikan dari settingan mesin optimal yang telah diimplementasikan didapatkan penurunan persentase kecacatan produk benang T80 sebesar 0,32% dari 2,31% menjadi 1,99%.

P PT. Kurabo Manunggal Textille Industries (PT Kumatex) is one of the companies engaged in the field of textile to produce spinning cotton fibers into yarn. One of the products produced by this company is the T80 thread. The problems facing PT. Kumatex in producing T80 yarn products is the high disability with an average of 2.23% which is above the tolerance limit of the company that is 2%. Based on these conditions, PT. Kumatex needs to make repairs immediately to avoid waste that harms the company. The right method to overcome these problems is to apply the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) method and the use of fuzzy logic. The Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) method is useful for identifying the most potential failure causes of the most dominant types of failure and the effects of these types of failures while the fuzzy logic approach is useful to overcome the weaknesses in Traditional FMEA in evaluating the risk of failure. Then, compare the results between RPN in Traditional FMEA and FRPN in Fuzzy FMEA. Based on the result of RPN in FMEA Tradisonal got result of maximum value of RPN (Risk Priority Number) is 245 for KEBA failure type (Hairy Thread) with cause determination of machine rotation speed control, time and top roller on machine not optimal. While the result of FRPN in Fuzzy FMEA, obtained the result of maximum value of FRPN 792 in high-very high category for KEBA (Hairy Thread) failure with the cause of determination of machine rotation speed control, time and top roller on machine optimal. The proposed improvement is to find the optimal engine speed setting, time and top roller on the machine via the Mamdani fuzzy method. With an accuracy of 87.30% this method is feasible to be used as a proposed improvement and based on the results of fuzzy logic based improvement proposals this shows that the optimal machine settings for engine speed, time and top roller appropriate, respectively - (700 Rpm, 25 minutes and 75 hardness levels) by being in the category of high speed engine speed, fast processing time and high hardness top roller level. Based on the improvement of optimum machine setting that has been implemented, the percentage of T80 yarn disposal is 0.32% from 2.31% to 1.99%.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?