Laporan perencanaan pengembangan wisata alam pada Kawasan Taman Nasional Way Kambas, Lampung (ecoturism development in Way Kambas National Park, Lampung)
E Ekowisata terus berkembang di Indonesia dalam waktu beberapa tahun terakhir ini. Bahkan pada beberapa negara berkembang lainnya telah menjadikan ekowisata sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan pendapatan negara dan membuka lapangan kerja baru.Sesuai dengan Rencana Umum Ruang Terbuka Kawasan (RURTK) wilayah Lampung, Kawasan Taman Nasional Way Kambas merupakan daerah tujuan konservasi & wisata di Lampung. Dalam pengembangnnya sebagai Kawasan wisata alam Taman Nasional Way Kambas kurang mendukung. Untuk itu diperlukan perencanaan Kawasan yang bertujuan agar tercipta keselarasan antara kegiatan pariwisata dengan fungsi dari Taman Nasioanal yang juga diperuntukkan sebagai Kawasan konservasi.Perencanaan pengembangan wisata ala mini didasari pada interpretasi lansekap sebagai alam dengan menggunakan pendekatan perencanaan rancangan yang menonjolkan keindahan yang ada.Taman Nasional Way Kambas mempunyai kuas 130.000 Ha. Kesesuaian pengembangan Kawasan ini dibagi atas Zona Inti seluas 58.375 Ha (44, % ), Zona Rimba seluas 55, 693 Ha (42, 8 %), Zona Pemanfaatan Semi Intensif 6,932 Ha (5, 33%) dan Zona Pemanfaatan Intensif seluas 9000 Ha (6,92). Pada setiap zona terbagi menjadi beberapa area antara lain konservasi, Pendidikan dan wisata alam. Pada area wisata alam terdapat kegiatan wisata antara lain wisata Pantai, wisata rawa, wisata tirta dan wisata hutan, pada setiap peruntukan lahan mempunyai kriteria dalam penggunanya, yang didasari pada potensi dan daya dukung.Berdasarkan interpreatasi lansekap sebagai alam dengan tema perencanaan ekowisata, maka konsep dasar perencanaannya adalah alami yang pendekatan perencanaannya menggunakan pendekatan ekologis. Dalam merencanakan jalur pengembangan wisata dan pelayanan akomodasi pengunjung antara lain system sirkulasi dan tata ruang didasarkan pada konsep dan pendekatan perencanaannya.Hasil akhir dari perencanaan kawasan ini adalah berupa kriteria – kriteria dasar pengembangan rencana & rancangan lansekap, penataan tanaman lansekap & penggunaan material keras, yang didasari oleh tema dan konsep perencanaannya.
E Ecoturism has been developing in the last few years in Indonesia. Some other developing countries have even made ecoturism as an alternative to increase GNP and open new fields of jobs.According to Lampung general plan of open area (RURTK) , Way Kambas National Park is used for conservation and tourism in Lampung. Unfortunately, there isn’t enough support in developing Way Kambas National Park as ecoturism area. Therefore, we need an area planning which focuses on harmony between ecoturism activities and national park function as conservation area. The palnning of ecoturism development is based on landscape interpretation as nature, using design planning approach which focuses on the existed beautiful view.Way Kambas National park is about 130.000 Ha (42,8%), semi intensive utilization zone is 6,932 Ha (5,33 %) and intensive utilization zone with 9.000 Ha (6, 92 %). Every zone is divided into some areas, such as conservation, education and ecoturism. In ecoturism area, there are many tourism activities, such as beach tourism, swamp tourism, water tourism and forest tourism. Every area has its owen criteria in using, which are based on the potential area and supportive synergy.According to landscape interpretation as nature with ecoturism planning theme, basic concept planning is natural, with the planning approach using ecology approach. In planning tourism development track and the visitors accommodation service, circulation system and landscape are based on the concept and the palnning approach. The final result of area planning is basic development criterias plan and landscape plan, landscape plants arrangement, and the use of harz materials which are based on the theme and concept planning