Analisis performansi receive sensitivity pada kabel fiber optik melalui pengukurandan perhitungan redaman- studi kasus Ciputra World Jakarta
I In this era the development of world telecommunication technology is developing very fast, one of which is the application of a telecommunication system using fiber optics. Optical fiber is one of the media used to guide the light signal waves used in transmitting data. Fiber to the building (FTTB) is one of the Fiber To The x (FTTx) technologies that distributes fiber optics to a multi-storey building or building. The problem with the application of fiber optic cable is in the form of the attenuation value that occurs which will affect the value of the reception sensitivity. This study aims to analyze the magnitude of the attenuation value of optical fiber through measurements using the Optical Power Meter (OPM) and the Ibooster application. The measurement results are then analyzed and compared with the calculation results based on the Link Power Budget. The location of this analysis is in Ciputra World Jakarta, Kuningan Jakarta. It was found that by using OPM, the smallest value of receive sensitivity on ONT-4 was -14.40 dBm and by using the Ibooster application, the smallest value was -14.07 dBm. Whereas in ONT-2 the results of measurements with OPM obtained the largest receive sensitivity value of -23.66 dBm and with measurements using the Ibooster application the largest value of receive sensitivity was obtained of -23.28 dBm. On average, the ONT receive sensitivity value is still in optimal performance, which is -19.26 dBm using OPM and based on Ibooster measurement results of -19.67 dBm. The calculation results using the Link Power Budget method, the largest attenuation is -16.95 dBm and the smallest attenuation is -16.72 dBm, with a total average of -16.83 dBm. Thus, the largest difference between measurements with OPM and Budged Power Link calculations on ONT is 41.34% and the smallest difference is 6.85%. Based on the analysis it was found that the attenuation values from the calculation and measurement results have different results, but in general the network strength performance still categorized as good and has met the PT. Telkom, namely between -15 dBm to -28 dBm.
P Pada era ini perkembangan teknologi telekomunikasi dunia berkembang sangat pesat, salah satunya adalah penerapan sistem telekomunikasi dengan menggunakan serat optik. Serat optik merupakan salah satu media yang digunakan untuk memandu gelombang sinyal cahaya yang digunakan dalam transmisi data. Fiber to the building (FTTB) merupakan salah satu teknologi Fiber To The x (FTTx) yang mendistribusikan serat optik pada gedung atau gedung bertingkat. Permasalahan pada penerapan kabel fiber optik berupa nilai redaman yang terjadi akan mempengaruhi nilai sensitivitas penerimaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya nilai atenuasi serat optik melalui pengukuran menggunakan Optical Power Meter (OPM) dan aplikasi Ibooster. Hasil pengukuran tersebut kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan hasil perhitungan berdasarkan Link Power Budget. Lokasi analisis ini berada di Ciputra World Jakarta, Kuningan Jakarta. Diketahui dengan menggunakan OPM nilai sensitivitas penerimaan terkecil pada ONT-4 adalah -14.40 dBm dan dengan menggunakan aplikasi Ibooster nilai terkecilnya adalah -14.07 dBm. Sedangkan pada ONT-2 hasil pengukuran dengan OPM diperoleh nilai sensitivitas terima terbesar sebesar -23,66 dBm dan dengan pengukuran menggunakan aplikasi Ibooster diperoleh nilai sensitivitas terima terbesar sebesar -23,28 dBm. Rata-rata nilai sensitivitas terima ONT masih dalam performa optimal yaitu -19,26 dBm menggunakan OPM dan berdasarkan hasil pengukuran Ibooster sebesar -19,67 dBm. Hasil perhitungan menggunakan metode Link Power Budget, redaman terbesar sebesar -16,95 dBm dan redaman terkecil sebesar -16,72 dBm, dengan rata-rata total sebesar -16,83 dBm. Dengan demikian selisih terbesar antara pengukuran dengan perhitungan OPM dan Budged Power Link pada ONT sebesar 41,34% dan selisih terkecil sebesar 6,85%. Berdasarkan analisa diketahui bahwa nilai atenuasi dari hasil perhitungan dan pengukuran mempunyai hasil yang berbeda-beda, namun secara umum kinerja kekuatan jaringan masih berkategori baik dan telah memenuhi kriteria PT. Telkom yaitu antara -15 dBm hingga -28 dBm.