Analisis model daya dukung fondasi dangkal mengunakan perkuatan anyaman bambu pada tanah lunak
J Jakarta Utara umumnya memiliki karakteristik tanah yang lunak. Konstruksi yang dibangun pada lunak merupakan suatu masalah utama disebabkan daya dukung yang kecil dari tanah dan penurunan yang besar. Oleh karena itu diperlukan suatu perkuatan dengan bertujuan menaikkan daya dukung tanah.Pada penelitian ini menggunakan perkuatan anyaman bambu, penggunaan perkuatan ini dapat menjadi alternatif untuk menaikkan daya dukung tanah yang digunakan sebagai dasar fondasi dangkal. Variasi kedalaman dan jumlah lapis perkuatan digunakan untuk mendapatkan nilai daya dukung tanah yang maksimum. Variasi kedalaman yang digunakan yaitu 0,25B dan 0,5B dengan variasi 2 (dua) lapis perkuatan. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan skala laboratorium. Data yang diperoleh kemudian dilakukan analisis dengan perbandingan nilai daya dukung tanah tidak menggunakan perkuatan dengan setelah diberi perkuatan kemudian diperoleh nilai Bearing Capacity Ratio (BCR). Hasil penelitian menunjukkan nilai daya dukung tertinggi terjadi pada pemodelan jarak perkuatan 0,25B dengan 2 lapis perkuatan sebesar 459,064 kN/m2 sedangkan nilai daya dukung terkecil terjadi pada pemodelan jarak perkuatan 0,5B dengan 1 lapis perkuatan sebesar 321,227 kN/m2 dan peningkatan daya dukung tanah dengan nilai peningkatan sebesar 76,31 %.
N North Jakarta generally has soft soil characteristics. Construction built on soft soilis a big problem due to the low bearing capacity of the soil and the large settlement. Therefore, a reinforcement is needed with the aim of increasing the carrying capacity of the soil. In this study using woven bamboo reinforcement, the use of this reinforcement can be an alternative to increase the bearing capacity of the soil used as the basis for shallow foundations. Variations in depth and number of layers of reinforcement are used to obtain the maximum value of the soil bearing capacity. The depth variation used is 0.25B and 0.5B with a variation of 2 (two) layers of reinforcement. The research method used is on a laboratory scale. The data obtained were then analyzed by comparing the value of the bearing capacity of the soil without reinforcement using reinforcement which was expressed by Bearing Capacity Ratio (BCR). The results showed that the largest bearing capacity value occurred in the modeling distance of 0.25B with 2 layersof reinforcement of 459.064 kN/m2 while the smallest value of bearing capacity occurred in modeling of the distance of 0.5B with 1 layer of reinforcement of 321.227 kN/m2 and increased carrying capacity land with an increase value of 76.31%.