Arahan pengembangan taman kecamatan dan TPU di Kota Bekasi
S Sebagai upaya dalam keberlajutan kota, New Urban Agenda (NUA)mengamanatkan setiap penduduk harus dapat terlayani oleh RTH. RTH yang disediakan harus dekat dengan penduduk dan merata pada setiap lingkungandalam hal ini pada satuan unit terkecil yaitu kecamatan. Kota Bekasimerencanakan dalam RDTR untuk menyediakan RTH Kecamatan berupa tamankecamatan dan Tempat Pemakaman Umum (TPU). Saat ini, ketersediaan RTHpublik di Kota Bekasi saat ini hanya 3,73% dari luas wilayah kota pada tahun2019, yang artinya jauh dari standar kebutuhan yaitu 20% luas wilayah kota.Untuk mengatasi beberapa masalah terkait RTH publik terutama taman dan TPU,Pemerintah Kota Bekasi membuat program 1.000 taman yang tersebar pada 12kecamatan dan program penyiapan lahan TPU setiap tahunnya. Tujuan daripenelitian ini yaitu mengkaji bagaimana arahan pengembangan yang dilakukanberdasarkan RDTR penggunaan lahan, dan harga lahan. Penelitian ini bersifatdeskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan menggunakanmetode analisis spasial berupa overlay peta menggunakan Sistem InformasiGeografis (SIG) dan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil studi ini menujukkan,taman kecamatan yang sudah terwujud sebesar 61% dan belum terwujud sebesar39%. Selanjutnya, TPU yang sudah terwujud sebesar 57% dan belumterwujudsebesar 43%. Arahan pengembangan dijelaskan menurut pemenuhandistribusi dan kuantitasnya. Untuk memenuhi distribusinya diperlukan biaya besarkarena tingginya harga lahan. Namun, dalam pemenuhan kuantitasnya hanyamencari kecamatan dengan luas yang besar serta peluang perwujudannya besar.
A As an effort in urban sustainability, the New Urban Agenda (NUA) mandates thatevery resident must be served by green open space. The green space provided mustbe close to the population and evenly distributed in each environment, in this casethe smallest unit, namely the sub-district. Bekasi City plans in the spatial detailedplan to provide sub-district green open space in the form of a sub-district park anda public cemetery. The public green open space (GOS) in Bekasi City is now only3,73% in 2019, which is that it is still far from the standard of requirement the 20%of the urban areas. To overcome several problems including public green openspace (GOS) especially park and public cemeteries, the government make theprogram of 1.000 parks spread upon 12 sub-districts and a preparation programfor public cemetery land every year. The purpose of this study is to examine how thedirection of development is carried out based on land use, price of land, anddetailed spatial plan. This research is descriptive with a quantitative approach. Theresearch was conducted using the method of analysis spatial by overlaying mapsusing Geographic Information System (GIS) and analysis quantitative descriptive.The result of this study, showed, the park sub-district that has been realized by 61%and 39% have not materialized. Subsequently, TPU which has been realized by 57%and 43% have not materialized. Development directions are explained accordingto the fulfillment of distribution and quantity. To meet the distribution requiredlarge costs due to the high price of land. However, in fulfilling the quantity, onlylooking for sub-districts with large area and large opportunities for realization.