Perbedaan laju aliran saliva tanpa stimulasi pada pasien HIV dan non-HIV dengan terapi metadon (kajian menggunakan data sekunder pada Rumah Sakit Ketergantungan Obat Cibubur) (Laporan Penelitian)
L Latar Belakang: Individu yang melakukan penyalahgunaan narkoba baik pengidap HIV maupun tidak di Indonesia masih banyak, oleh karena itu individu yang menjalani menjalani terapi ketergantungan narkoba juga banyak. Salah satu terapi yang dapat digunakan adalah Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM), yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap opioid dengan menggunakan agonis dari opioid itu sendiri yaitu metadon. Penggunaan metadon dapat menyebabkan penurunan laju aliran saliva. Tujuan: Untuk mengetahui bagaimana perbedaan laju aliran saliva tanpa stimulasi pada pasien HIV dan non-HIV dengan terapi metadon di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Cibubur. Metode: Penelitian observasional analitik dilakukan dengan mengevaluasi laju aliran saliva menggunakan data sekunder yang didapatkan dari penelitian drg. Andrian Nova Fitri, Sp.PM. Sebanyak 23 subjek penelitian, dibagi menjadi 15 subjek dengan HIV dan 8 subjek non-HIV. Hasil: Pada kedua subjek, diketahui HIV (65%) dan non-HIV (35%), dengan laid-laid (91%) dan perempuan (9%), dalam rentang usia subjek 31-35 tahun (18%), 36-40 tahun (48%), 41-45 tahun (26%), 46-50 tahun (4%), 51-55 tahun (4%), berdasarkan lama mengonsumsi metadon 1-5 tahun (13%), 5-10 tahun (65%), 11-15 tahun (22%). Sebanyak 48% subjek mengalami penurunan laju aliran saliva dengan perbandingan jumlah subjek HIV dan non-HIV (8:3) dan sebanyak 52% menunjukkan kenaikan laju aliran saliva memiliki perbandingan jumlah subjek HIV dan non-HIV (7:5). Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna dari laju aliran saliva tanpa stimulasi pada individu dengan HIV dan non-HIV (p<0,05).
B Background: There are still many individuals in Indonesia who commit drug abuse either diagnosed with HIV or not. Therefor the individuals who are undergoing drug dependence treatment are also a lot. One of the treatments that can be used is Methadone Maintenance Treatment (MMT), which aims to reduce the dependency on opioids by using an agonist from the opioid itself, called methadone. The use of methadone can cause decreased in salivary flow rate. Objective: The purpose of this study is to find out about the differences in salivary flow rate without stimulation on patients with HIV and non-HIV by doing a methadone treatment in Cibubur Drug Addiction Hospital. Method: Analytic observational research was done by evaluating salivary flow rate using secondary data that were obtained from drg. Andrian Nova Fitri, Sp.PM's research. A total of 23 study subjects, that were divided into 15 subjects with HIV + and 8 subjects with non-HIV. Results: Both subjects were identified as HIV (65%) and non-HIV (35%), whom were males (91%) and females (9%), in the age range 31-35 years (18%), 36-40 years (48%), 41-45 years (26%), 46-50 years (4%), 51-55 years (4%), based on the length of time of methadone consumption for 1-5 years (13%), 5-10 years (65%), 11-15 years (22%). A total of 48% subjects experienced a decrease in salivary flow rate with a ratio of HIV and non-HIV subjects (8: 3) and a total of 52% subjects showed an increase in salivary flow rate with a ratio of HIV and non-HIV subjects (7: 5). Conclusion: This study shows that there are significant differences in the salivary flow rate without stimulation in individuals with HIV and non-HIV (p<0.05).