DETAIL KOLEKSI

Evaluasi sistem pengolahan sampah dengan konsep zero waste di Kelurahan Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat

4.0


Oleh : Mia Dwiyantini

Info Katalog

Nomor Panggil : -

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2001

Pembimbing 1 : Setijati H. Ediyono

Pembimbing 2 : Dwi Indrawati

Subyek : Waste disposal - Management

Kata Kunci : zero waste, garbage settlement, Cempaka Putih Timur Village Administration

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2001_TA_STL_08296076_Halaman-judul.pdf
2. 2001_TA_STL_08296076_Lembar-pengesahan.pdf
3. 2001_TA_STL_08296076_Bab-1_Pendahuluan.pdf 4
4. 2001_TA_STL_08296076_Bab-2_Gambaran-umum-....pdf
5. 2001_TA_STL_08296076_Bab-3_Tinjauan-pustaka.pdf
6. 2001_TA_STL_08296076_Bab-4_Metodologi-penelitian.pdf
7. 2001_TA_STL_08296076_Bab-5_Kondisi-eksisting-....pdf
8. 2001_TA_STL_08296076_Bab-6_Evaluasi-sistem-....pdf
9. 2001_TA_STL_08296076_Bab-7_Perencanaan-sistem-....pdf
10. 2001_TA_STL_08296076_Bab-8_Kesimpulan-....pdf
11. 2001_TA_STL_08296076_Daftar-pustaka.pdf
12. 2001_TA_STL_08296076_Lampiran.pdf

D Dilatarbelakangi dari masalah persampahan seperti mulai sulitnya mencari lahan pembuangan akhir dan cara-cara pembuangan sampah tanpa menyebabkan pencemaran lingkungan dengan tanpa harus mengeluarkan dana yang besar, untuk itu perlunya melakukan proses pengurangan volume sampah dan penanganan sampah sedekat mungkin dengan sumbernya.Tujuan dari evaluasi system pengolahan sampah dengan konsep zero waste ini adalah membandingkan penanganan sampah yang sudah ada dengan konsep zero waste, merencanakan pengolahan sampah untuk 10 tahun mendatang dan mendapatkan solusi lebih baik dalam memecahkan masalah persampahan di Kelurahan Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat.Sebelum diterapkan konsep zero waste, sampah di wilayah ini diangkut dari sumber sampah dengan gerobak ke 4 lokasi TPS terdekat. Dari TPS diangkut dengan truk sampah ke TPA Bantar Gebang. Daerah yang banyak menghasilkan sampah adalah perumahan sebesar 74,65%, dari penyapuan jalan sebesar 9,15%, supermarket sebesar 3,52% dan pertokoan sebesar 2,82%. Kenaikan timbulan sampah di kelurahan cempaka putih timur dalam 10 tahun terakhir ini adalah sebesar 0,65%.Jika menggunakan system pengelolaan sampah dengan pembuangan akhir ke TPA maka: luar lahan yang dibutuhkan seluas 5,178 Ha/tahun; memerlukan alat transportasi yaitu truk sampah untuk mengangkut sampah ke TPA; diperlukan biaya untuk perbaikan kendaraan dan biaya bensin; dan dengan membuang sampah ke TPA maka akan menyebabkan pencemaran, sedangkan jika menerapkan pengolahan sampah dengan konsep zero waste maka: luas lahan yang diperlukan untuk 4 modul pengolahan adalah 2600 m^2 dengan kapasitas 40 m^3/hari; dapat menghemat biaya transportasi karena yang digunakan untuk alat pengangkut adalah gerobak; pencemaran dapat diminimalisasi dan dengan adanya pengolahan ini sampah dapat dijadikan barang daur ulang. Sampah ini akan dimanfaatkan menjadi kompos, recycle paper, bijih pellet dan abu dari sisa pembakaran dimanfaatkan untuk bahan campuran batako.Perencanaan pengolahan sampah yang akan diterapkan di wilayah kelurahan cempaka putih timur sampai tahun 2011 sebanyak 4 modul adalah dengan kapasitas 40 m^3/hari dengan luas lahan 650 m^2. Pemilihan perencanaan ini berdasarkan perbandingan biaya yang lebih sedikit antara pengolahan dengan kapasitas 20 m^3/hari dan kapasitas 40m^3/hari. Pelaksanaan pembangunan secara bertahap yaitu 2 tahun sekali dimulai dari tahun 2003, 2005 dan terakhir 2007. Total biaya yang diperlukan untuk membangun 4 modul pengolahan adalah sebesar Rp. 5.330.204.000,-00.Manfaat dengan adanya pengolahan sampah dengan konsep zero waste antara lain dapat memperpanjang umur TPA, mengurangi pengeluaran biaya dinas kebersihan, terdapatnya peluang kerja untuk masyarakat disekitar lokasi pengolahan dan mengurangi pencemaran di TPA. Dengan meningkatkan kinerja dari SDm dan peralatan/ mesin yang ada diharapkan model pengolahan sampah dengan konsep zero waste ini dapat diterapkan di setiap wilayah DKI Jakarta.

W With the background of solid waste problems such as the difficulty of finding land for final disposal and ways of disposing of waste without causing environmental pollution without having to spend large sums of money, it is necessary to carry out the process of reducing the volume of waste and handling waste as close as possible to the source.The purpose of evaluating the waste processing system with the zero waste concept is to compare the existing waste management with the zero waste concept, to plan waste processing for the next 10 years and to find a better solution in solving the solid waste problem in Cempaka Putih Timur Village, Central Jakarta.Before implementing the zero waste concept, waste in this area was transported from the waste source by cart to the 4 nearest TPS locations. From the TPS it is transported by garbage truck to the Bantar Gebang TPA. The areas that produce a lot of waste are housing by 74.65%, street sweeping by 9.15%, supermarkets by 3.52% and shops by 2.82%. The increase in waste generation in the village of Cempaka Putih Timur in the last 10 years is 0.65%.If using a waste management system with final disposal to the TPA, then: outside of the land required is 5,178 Ha / year; require a means of transportation, namely a garbage truck to transport garbage to the TPA; required costs for vehicle repairs and gasoline costs; and by throwing the waste into the TPA, it will cause pollution, whereas if the waste management is applied with the concept of zero waste, then: the land area required for 4 processing modules is 2600 m ^ 2 with a capacity of 40 m ^ 3 / day; can save on transportation costs because carts are used for transportation; pollution can be minimized and with this processing waste can be turned into recycled goods. This waste will be used as compost, recycle paper, ore pellets and ash from the combustion residue used as a mixture of concrete blocks.The waste management plan that will be implemented in the area of East Cempaka Putih village until 2011 is 4 modules with a capacity of 40 m ^ 3 / day with a land area of 650 m ^ 2. The choice of planning is based on the comparison of the lower costs between treatment with a capacity of 20 m ^ 3 / day and a capacity of 40m ^ 3 / day. Implementation of development in stages, namely every 2 years starting from 2003, 2005 and last 2007. The total cost required to build 4 processing modules is Rp. 5,330,204,000, -00.The benefits of waste processing with the concept of zero waste include extending the life of the landfill, reducing expenses for cleaning services, providing job opportunities for people around the processing site and reducing pollution at the TPA. By improving the performance of SDm and existing equipment / machines, it is hoped that this zero waste waste processing model can be applied in every area of DKI Jakarta.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?