Hubungan paparan sinar ultraviolet (UV) dengan pterigium pada tukang ojek di Kecamatan Grogol Petamburan
L LATAR BELAKANG : Pterigium merupakan pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif pada celah kelopak bagian nasal atau temporal konjungtiva yang dapat meluas ke kornea. Data Departemen Kesehatan RI tahun 2013 melaporkan prevalensi pterigium adalah 8,3 persen dan provinsi DKI Jakarta sebesar 3,7 persen. Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya pterigium adalah paparan sinar ultraviolet B (UVB). Paparan sinar uv dalam jangka waktu 5 jam dan minimal 5 tahun dapat menyebabkan pterigium pada pekerja diluar ruangan. Tukang ojek merupakan pekerjaan luar ruangan yang sering terpapar sinar uv. Data prevalensi terhadap angka kejadian pterigium akibat bekerja sebagai tukang ojek di Indonesia belum diketahui, maka dari itu peneliti ingin melihat adanya hubungan antara kejadian pterigum akibat paparan sinar UV terhadap tukang ojek di Indonesia. METODE : Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah analitik observasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Analisis data menggunakan analisis univariat dan biavariat. Untuk analisis bivariat peneliti menggunakan uji fisher. Subjek penelitian adalah 62 tukang ojek di Kecamatan Grogol Petamburan. Analisis diolah menggunakan program SPSS untuk windows versi 17 dengan tingkat kemaknaan sebesar 0,05. Paparan sinar uv dinilai menggunakan kuesioner sedangkan pterigium dinilai melalui observasi pada mata pasien dengan didampingi oleh seorang dokter umum. HASIL Ditemukan presentase resiko tinggi terpapar sinar uv pada tukang ojek sebesar 53,2% dan kejadian pterigium 53,2%. Pada penelitian ini didapatkan hubungan bermakna antara paparan sinar UV dengan pterigium (p=0,000). KESIMPULAN : Dapat disimpulkan terdapat hubungan antara paparan sinar UV dengan pterigium pada tukang ojek di Kecamatan Grogol Petamburan.
B BACKGROUND : Pterygium is a growth fibrovaskular conjunctival degenerative and invasive eyelid cleft nasal or temporal conjunctiva which may extend into the cornea. Indonesian Health Department in 2013 reported that the prevalence of pterygium is 8.3 percent and prevalence of DKI Jakarta Province has pterygium prevalence around 3.7 percent. One of factors that influence pterygium is ultraviolet B (UVB) rays exposure. Exposure to UV rays within a period of 5 hours and a minimum of 5 years can cause pterygium on workers outside the room. Ojek driver are outdoor jobs are often exposed to UV rays. Prevalence data on numbers and pterygium occurrence due to working as ojek driver in Indonesia has not yet known, therefore the researcher wants to observe the relation between pterygium occurrence due to UV rays exposure on ojek driver in Indonesia.METHOD:The research methodology used in this research was analytic observational by using cross sectional approach. Analysis of data using univariate analysis and biavariat. For bivariate analysis the researchers used a fisher test. The responden of 62 ojek drivers in Grogol Petamburan Subdistrict. The analysis is processed by using SPSS program for windows version 17 with significance level used is 0.05. UV light exposure was assessed using a questionnaire while pterygium assessed through observations of the patient's eye, accompanied by a general practitioner.RESULT:Found percentage higher risk of exposure to the UV rays of ojek driver at 53.2% and 53.2% incidence of pterygium. In this study found a significant relationship between exposure to UV rays with pterygium (p = 0.000).CONCLUSION:in conclusion there is relevance between UV rays exposure with pterygium on ojek drivers in Grogol Petamburan Subdistrict.