Pilihan surfaktan dan polimer untuk fluida injeksi di lapangan X
S Saat ini produksi minyak bumi nasional Indonesia mulai mengalami penurunan sejak tahun 1995, sementara konsumsi energi dari minyak bumi terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun (BPS 2013). Sedangkan cadangan minyak Indonesia total 7,375 MMSTB (Dirjen Migas 2015). Tahun 2014, konsumsi minyak Indonesia mencapai 1641 ribu barrel per hari, dua kali lipat produksi minyak yang besarnya sekitar 852 ribu barrel per hari (BP Statistical Review of World Energy, 2015). Angka tersebut menyebabkan produksi migas harus bisa mengimbangi konsumsi minyaknya sehingga diperlukan cara untuk meningkatkan perolehan minyak. Salah satu cara yang paling sering digunakan adalah injeksi kimia. Injeksi kimia adalah injeksi yang paling sering diterapkan pada lapangan minyak karena memiliki efisiensi yang baik. Salah satu injeksi yang paling seing diterapkan pada lapangan minyak adalah injeksi surfaktan polimer. Penelitian dan penulisan tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa diketahui pengaruh dari penambahan larutan surfaktan konsentrasi tinggi dan konsentrasi polimer yang berbeda dengan kenaikan suhu serta salinitas air formasi terhadap efisiensi pendesakan dan penyapuan minyak serta mengetahui perolehan minyak yang didapatkan dari batuan contoh reservoir yang dipakai pada injeksi kimia yang diteliti. Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Surfaktan dan campuran Surfaktan-Polimer terbaik pada percobaan injeksi surfaktan polimer dengan menggunakan surfaktan konsentrasi tinggi dan dua jenis polimer serta konsentrasi polimer. Jenis surfaktan yang dipakai pada penelitian ini adalah surfaktan jenis nabati. Surfaktan nabati saat ini sedang dikembangkan pada lapangan ini karena surfaktan jenis nabati karena ramah lingkungan dan juga bahan bakunya tergolong murah sehingga akan lebih efisien digunakan pada lapangan tersebut kedepannya. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah pengukuran densitas, pengukuran tegangan antarmuka, pengukuran viskositas, uji filtrasi, uji screen factor, dan uji kompatibilitas. Pada pemilihan surfaktan, digunakan sampel sebanyak 11 jenis surfaktan yaitu surfaktan A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J dengan konsentrasi masing-masing surfaktan sebesar 0,1%, 0,5%, 1%, 1,5%, 2%, dan 3%. Pertama dilakukan pengujian pengukuran densitas dan kemudian hasil pengukuran densitas digunakan pada pengukuran tegangan antarmuka. Hasil pengukuran didapatkan bahwa surfaktan A adalah surfaktan yang paling baik berdasarkan Plot dari Grafik CMC. Pada pengujian surfaktan polimer, digunakan larutan biang surfaktan A sebesar 8% dan dua jenis larutan biang polimer dengan konsentrasi 5000 ppm. Kemudian dicampurkan antara surfaktan sebesar 1% di dalam sampel polimer dengan konsentrasi 500 ppm, 1000 ppm, 1500 ppm, 2000 ppm, 2500 ppm, dan 3000 ppm. Pengukuran pada tahap ini dilakukan dengan beberapa metode. Setelah dilakukan pengukuran densitas dan tegangan antarmuka, dilakukan juga juga pengukuran viskositas, dan uji filtrasi. Digunakan dua konsentrasi berbeda pada surfaktan yaitu 1% dan 2% dengan variasi konsentrasi polimer yang berbeda. Dari hasil pemilihan Surfaktan Polimer didapatkan bahwa Polimer ARS dengan konsentrasi 1000 ppm dengan penambahan 2% Surfaktan A dengan viskositas 9,808 cp merupakan Larutan Surfaktan Polimer yang baik dan cocok pada suhu 107°C yang merupakan suhu dari reservoir dan dapat dilanjutkan ke tahap core flooding untuk melihat apakah bisa diterapkan di lapangan atau tidak. Pemilihan viskositas sebesar 9,808 cp berdasarkan nilai viskositas dari minyak yang digunakan adalah sebesar 3,41 cp. Sehingga diperlukan nilai viskositas 2 hingga 3 kali lebih besar dari nilai viskositasnya agar dapat mendesak minyak.
C Currently, Indonesia's national petroleum production began to decline since 1995, while energy consumption from petroleum continues to increase from year to year (BPS 2013). While Indonesia's total oil reserves are 7,375 MMSTB (Dirjen Migas 2015). In 2014, Indonesia's oil consumption reached 1641 thousand barrels per day, double the oil production which reached around 852 thousand barrels per day (BP Statistics of World Energy Review, 2015). This value causes oil and gas production to be able to offset its oil consumption. A way to increase oil is needed. One of the most commonly used methods is chemical injection. Chemical injection is the injection most often applied in oil fields because it has good efficiency. One of the most popular injections applied to oil is polymer surfactant injection. The research and evaluation of this final project are expected to provide benefits related to the evaluation of high concentration surfactants and different polymer concentrations with an increase in temperature and salinity of air formations on the efficiency of pressing and sweeping of oil and petroleum chemical injection published. The purpose and objective of this study is to find out the best surfactant and surfactant-polymer mixture in the surfactant polymer injection experiment using high concentration surfactants and two types of polymers with polymer concentration. The type of surfactants used in this study are plant-based surfactants. Vegetable surfactants are currently being developed in this field because they are environmentally friendly and their raw materials are relatively inexpensive so that they will be more efficiently used in the future. The method used in this research is density measurement, voltage measurement, viscosity measurement, filtration test, screen factor test, and compatibility test. In the selection of surfactants, the samples used were 11 types of surfactants namely surfactants A, B, C, D, E, F, G, H, I, and J with each concentration of each surfactant of 0.1%, 0, 5%, 1%, 1.5%, 2% and 3%. The first density measurement is carried out and then the density measurement is carried out on the measurement. The measurement results obtained that surfactant A is the best surfactant based on the plot of the CMC graph. In the polymer surfactant test, an 8% surfactant A solution is used and two types of polymer solution with a concentration of 5000 ppm. Then mixed between 1% surfactant in a polymer sample with a concentration of 500 ppm, 1000 ppm, 1500 ppm, 2000 ppm, 2500 ppm, and 3000 ppm. Measurement at this stage is done by several methods. After measuring the interface density and voltage, viscosity measurements and filtration tests are also carried out. Two different concentrations of surfactants are used, namely 1% and 2% with different variations in polymer concentration. From the results of the Polymer Surfactant selection, it was found that ARS Polymer with a concentration of 1000 ppm with the addition of 2% Surfactant A with a viscosity of 9,808 cp is a good Polymeric Surfactant Solution and is suitable at a temperature of 107 ° C which is the temperature of the reservoir and can we proceed to the core flooding stage to see whether it can be applied in the field or not. The selection of viscosity is 9,808 cp based on the viscosity value of the oil used is 3.41 cp. So that the viscosity value of 2 to 3 times greater than the viscosity value is needed to be able to force the oil.