Evaluasi lintasan pemboran berarah sumur minyak I pada lapangan R PT. BSP Pertamina Hulu
B Badan Operasi Bersama PT. Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu merupakanpeninggalan sekaligus warisan dari PT. Caltex Pacific Indonesia, yang sejarahnyadimulai pada tahun 1972 di Kasikan. Setelah itu mulailah ditemukan lagi sumursumurbaru seperti sumur di lapangan O yang ditemukan pada tahun 1973, berlanjutdengan ditemukannya sumur di lapangan R pada tahun 1975.Badan Operasi Bersama (BOB) PT. Bumi Siak Pusako (BSP)-PertaminaHulu terbentuk dari tumbuhnya kesadaran untuk memberikan porsi yang seimbangbagi pemerintah daerah untuk menikmati dan mengelola hasil sumber daya alamdaerahnya. Kewenangan pengelolaan ini diserahkan kepada PT. Bumi Siak Pusako(BSP) dan PT. Pertamina Hulu dari pemerintah Republik Indonesia melaluiBPMIGAS.Secara geografis lapangan ini terletak di bagian Timur Cekungan SumateraTengah yang merupakan salah satu cekungan tersier di Pulau Sumatera. Kerangkatektonik Sumatera merupakan busur magmatik yang berhubungan dengan LempengIndo-Australia terhadap Lempeng Eurasia pada arah N 6°.Sumur-sumur berarah di BOB PT. Bumi Siak Pusako (BSP)-PertaminaHulu umumnya memiliki kemiringan terbesar sebesar 65° dan rata-rata memilikikemiringan antara 20°-30°. Pada umumnya struktur tanah di lapangan BOB PT.Bumi Siak Pusako (BSP)-Pertamina Hulu adalah gambut, oleh karena itu setiaptahunnya ketinggian struktur tanah cenderung menurun.Lapangan R memiliki 164 sumur aktif berproduksi, dimana kebanyakansumur pada Lapangan R adalah sumur yang dibor directional dan salah satunyaadalah Sumur I. Sumur I direncanakan dibor secara directional hingga kedalaman2.300 ft MD dengan survey parameter inklinasi maksimum sebesar 39,50˚, Azimuthsebesar 341,31˚, BUR maksimum sebesar 5˚/100 ft, dan dogleg severity maksimumsebesar 5˚/100 ft. Pada saat pelaksanaan pemboran sumur I rangkaian MWD toolsmenunjukkan inklinasi sebesar 6,61˚, azimuth sebesar 327,56˚ dogleg severitysebesar 8,22˚/100 ft, serta BUR sebesar 8,13˚/100 ft dikedalaman 225,85 ft MD.Oleh karena itu engineer memutuskan untuk mengganti ukuran bent sub dariberukuran 1,83˚ menjadi 1,55˚ karena telah terjadi penyimpangan trayek sepanjang88,15 ft.Diharapkan dari hasil evaluasi sumur ini, dapat dijadikan pertimbangandalam menentukan ukuran bent sub yang sesuai dalam melakukan pemboranlainnya di Lapangan R, sehingga pemboran dapat berjalan lebih efektif dan efisiendalam cost maupun waktu pengerjaan.
J Joint Operation Agency of PT. Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu is alegacy and inheritance from PT. Caltex Pacific Indonesia, whose history began in1972 in Kasikan. After that, new new wells, such as wells in field O, were discoveredin 1973, continuing with the discovery of wells in field R in 1975.Joint Operating Agency (BOB) PT. Bumi Siak Pusako (BSP) -PertaminaHulu is formed from the growing awareness to provide a balanced portion for localgovernments to enjoy and manage the results of the region's natural resources. Thismanagement authority is handed over to PT. Bumi Siak Pusako (BSP) and PT.Pertamina Hulu from the government of the Republic of Indonesia throughBPMIGAS.Geographically this field is located in the eastern part of the CentralSumatra Basin which is one of the tertiary basins on the island of Sumatra. TheSumatran tectonic framework is a magmatic arc associated with the Indo-Australian Plate to the Eurasian Plate in the direction of N 6 °.The wells are directed at BOB PT. Bumi Siak Pusako (BSP) - UpperPertamina generally has the largest slope of 65 ° and has an average slope of 20 °-30 °. In general, the structure of the soil in the BOB field of PT. Bumi Siak Pusako(BSP) - Upper Pertamina is peat, therefore every year the height of the soilstructure tends to decrease.Field R has 164 active producing wells, where most of the wells in Field Rare directional drilled wells and one of them is Well I. Well I is planned to be drilleddirectionally to a depth of 2,300 ft MD with a maximum inclination parametersurvey of 39,50˚, Azimuth equal to 341.31˚, BUR maximum of 5˚ / 100 ft, andmaximum dogleg severity of 5˚ / 100 ft.At the time of drilling the well I MWD tools series showed an inclination of6.61˚, azimuth of 327.56˚ dogleg severity of 8.22 / 100 ft, and BUR of 8.13˚ / 100 ftin the depth of 225.85 ft MD . Therefore, the engineer decided to change the size ofthe sub bent from 1.83 ˚ to 1.55˚ because there had been a 88.15 ft route deviation It is expected that from the results of this well evaluation, it can be takeninto consideration in determining the appropriate sub-sub size in other drilling atField R, so that drilling can run more effectively and efficiently in cost and time ofprocessing.