Hubungan pola makan dengan siklus menstruasi pada siswi SMAN 5 Tangerang
K Kesehatan reproduksi adalah mental fisik, mental, dan sosial yang utuh. Siswi pubertas memiliki tanggung jawab untuk menjamin proses yang diperlukan atau proses yang terjadi pada alat yang salahsatunya adalah mestruasi. Gangguan Menstruasi Yang sering terjadi pada remaja perempuan menurut Gail B yaitu terdiri atas Amenore, Dismenore, Menorrhagia dan Oligomenorea. Siklus menstruasi yang tidak teratur juga dapat disebabkan oleh pemakaian obat-obatan, aktivitas fisik yang berat, tidak normalnya kondisi tubuh dan makan yang dapat mempengaruhi status gizi. 6-7 Riskesdas 2010 ferensi bahwa prevalensi dari siklus menstruasi yang tidak teratur di Provinsi Banten sebanyak 14,6% dan 11,7% setelah dilakukan pada waktu 15-19 tahun. Pola makanan memiliki hubungan dengan siklus menstruasi, baik pada fase preovulasi maupun puncaknya pada fase luteal . Pravalensi hubungan pola makan dan siklus menstruasi berdasarkan penilitian lisan hasil 40,3% wanita muda dengan gizi buruk, 52,8% wanita muda dengan negara eunutritional dan, 6,9% perempuan muda dengan negara overnutritional. Siklus menstruasi yang tidak sempurna adalah 38,9% remaja tua. Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan penerapan potong silang. Penelitian ini bersifat retrospektif dengan memanfaatkan data kuesioner Food Record 3 x 24 jam dan kuesioner siklus menstruasi pada siswi remaja dijalankan 16 tahun di SMAN 5 Tangerang. Jumlah responden sebanyak 126 orang melakukan analisis data secara univariat dan bivariat menggunakan Uji Fisher's Exact Test. Analisis diolah dengan program SPSS 21,0. Hasil: berdiri 8 (6,34%) siswi polimenore, 103 (81,74%) siklusmenstrasi yang normal dan 15 (11,9%) siswi diskusi oligomenore. Situ85 (67,4%) siswi termasuk kategori AKG kalori kurang, 26 (20,6%) siswi AKG kalori baik dan 15 (11,9%) siswi AKG kalori berlebihan. Kesimpulan: ada hubungan antara pola makan (kalori, karbohidrat, protein dan lemak) dengan siklus menstruasi pada siswi SMAN 5 Tangerang.
R Reproductive health is a complete physical, mental, and social mental. Puberty students have a responsibility to ensure the necessary processes or processes that occur on the equipment that one of them is mestruasi. Menstrual Disorders Which often occurs in adolescent girls according to Gail B which consists of Amenore, Dysmenorrhea, Menorrhagia and Oligomenorea. Irregular menstrual cycles can also be caused by drug use, severe physical activity, abnormal body and eating conditions that may affect nutritional status. 6-7 Riskesdas 2010 ference that the prevalence of irregular menstrual cycle in Banten Province is 14.6% and 11.7% after 15-19 years. The diet has a relationship with the menstrual cycle, both in the preovulation phase and the peak in the luteal phase. Pravalence of dietary relationships and menstrual cycle based on oral studies of 40.3% of young women with malnutrition, 52.8% of young women with eunutritional countries and 6.9% of young women with overnutritional states. Incomplete menstrual cycle is 38.9% of older adolescents. This type of research is an observational analytic research with cross sectional approach. This research is retrospective by utilizing Food Record 3 x 24 hour questionnaire data and questionnaire of menstrual cycle on adolescent girls run 16 years in SMAN 5 Tangerang. A total of 126 respondents conducted univariate and bivariate data analysis using Fisher's Exact Test. The analysis was processed by SPSS 21.0. Result: stand 8 (6,34%) student of polimenore, 103 (81,74%) normal cycle and 15 (11,9%) student of oligomenore discussion. Situ85 (67,4%) of female students were in the category of low-calorie AKG, 26 (20.6%) students were good calorie and 15 (11.9%) were overweight. Conclusion: there is a relationship between diet (calories, carbohydrates, protein and fat) with menstrual cycle at SMAN 5 Tangerang.