Pemetaan kerawanan sosial di DKI Jakarta : faktor - faktor lingkungan fisik yang mempengaruhinya
B BPS DKI Jakarta (2014) menyusun Indeks Potensi Kerawanan Sosial (IPKS) untuk memonitor perkembangan tingkat kerawanan sosial dan memetakan wilayah berpotensi kerawanan sosial di DKI Jakarta. IPKS disusun atas enam kerawanan, yaitu kerawanan kemiskinan, kerawanan lingkungan dan kesehatan, kerawanan prasarana fisik, kerawanan modal sosial, kerawanan keamanan dan ketertiban, dan kerawanan perekonomian. Penelitian ini membahas kerawanan prasarana fisik yang dapat mempengaruhi peningkatan kerawanan sosial. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah pemetaan kelurahan yang memiliki kerawanan prasarana fisik di DKI Jakarta, sedangkan sasarannya ialah: teridentifikasinya pemetaan kerawanan prasarana fisik, teridentifikasinya faktor- faktor yang mempengaruhi kerawanan fisik, serta upaya penanganan kerawanan prasarana fisik di DKI Jakarta. Dengan menggunakan metode deskriptif, permasalahan kerawanan prasarana fisik adalah: kepadatan penduduk, permukiman kumuh, banjir, dan kebakaran. Hasil pemetaan ini adalah lima belas kelurahan rawan prasarana fisik tinggi di DKI Jakarta. Faktor-faktor yang mempengaruhi rawan prasarana fisik adalah: pertumbuhan penduduk, daerah yang strategis, kepadatan bangunan, jenis bangunan, ketersediaam prasarana dan sarana, topografi, lahan terbangun, kondisi sungai, instalasi listrik, dan kelalaian manusia. Diperlukan upaya untuk mengatasi permasalahan fisik antara lain: relokasi permukiman yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, optimalisasi prasarana dan sarana lingkungan, dan monitoring kelangsungan rencana tata ruang yang telah dibuat.
C Central Agency of Statistics of Jakarta (2014) reporting Potential Social Vulnerability Index (IPKS) to monitor the development and to map the area with social vulnerability in DKI Jakarta. IPKS consists of several vurnerability e.g.: poverty, environment and health, physical infrastructure, social capital, security, and economy. This research discussed physical infrastructure vulnerability affected the increase of social vulnerability. The goal of this research is to mapping the area with physical infrastructure vulnerability in DKI Jakarta, the objectives are: identification of sub-district (kelurahan) which has physical infrastructure vulnerability, identification of various variables affected physical vulnerability, and efforts to manage physical infrastructure vulnerabilities. The descriptive method used to approaching the problems e.g.: density, slums, flood, and urban fire. As results there are fifteen kelurahan in DKI Jakarta have highest physical infrastructure vulnerability. The variables that affect physical infrastructure vulnerability are: population growth, strategic location, building complex density, type of building, availability of facilities and infrastructure, topography, built up area, river condition, electric installation, and human error. Effort to managed physical infrastructure vulnerability are: relocate settlements which are not fit to urban land use plan, optimization facilities and infrastructure, and monitoring continuing of urban land use plan.