Biodegradasi limbah padat tapioka dengan menggunakan Bacillus Licheniformis dan Saccharomyces Cerrevisiae untuk menghasilkan etano;
L Limbah padat tapioka berupa ampas sisa hasil ekstraksi pengolahan tepung tapioka dan dapat dikembangkan manfaatnya dengan cara mengolah limbah tersebut secara fermentasi menjadi glukosa, dan kemudian menjadi etanol. Onggok yang mengandung selulosa dan hemi selulosa sangat memungkinkan untuk diolah menjadi bioetanol.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase etanol yang terbentuk dari hasil dekomposisi mikroorganisme terhadap limbah padat tapioka dan mengetahui nilai rasio C/N pada proses fermentasi. Fermentasi dilakukan dengan menambahkan 10% dan 20% mikroorganisme Bacillus licheniformis dan Saccharomyces cerevisiae secara mix culture pada limbah padat tapioka seberat 50 gr, 100 gr, 150 gr dan 200 gr. Persentase etanol terbanyak yang terbentuk sebanyak 3,90% diperoleh dengan penambahan 10% mikroorganisme mix culture terhadap 50 gr limbah padat. Pada perlakuan itu diperoleh biomassa sebanyak 1.55x1020 koloni/gram, pada pH 4,36; dengan nilai rasio C/N 36,76; sedangkan pada penambahan konsentrasi mikroorganisme mix culture 20%, diperoleh jumlah biomassa 3.05x1020 koloni/gram, pH 3,82; nilai rasio C/N 36,89; dan etanol yang terbentuk sebanyak 2,64%. Fermentasi dilakukan 5 hari, dan hasilnya didestilasi. Nilai kinetika pada konsentrasi 10% mikroorganisme mix culture terhadap 50 gr limbah padat tapioka yaitu laju pertumbuhan antara μ = 0.0081-0.0801 l/jam, dengan μm = 0.000318 dan Ks = 972.71 mg/l. Nilai Y = 3.16 dan q = 0.00258-0.017 l/jam. Nilai Yt adalah 0.31606 /jam dan Kd = 3.08-3.16 /jam. sedangkan nilai kinetika dengan penambahan 20% mix culture mikroorganisme nilai μ yang diperoleh berkisar antara μ = 8.84x10-3- 6.73x10-2 l/jam, dengan μm = 1.64x10-4 /jam, dan Ks = 817 mg/l. Nilai Y = 51.9 dan q = 2.48x10-4 l/jam. Nilai Yt =1.93x10-2 /jam, dan Kd = 51.8-51.9 /jam.
B Biodegradation of Tapioca Solid Waste Using Baccilus licheniformis and Saccharomyces cerevisiae To Produce Ethanol. Tapioca solid waste is extraction leftover of Tapioca flour production. It could be converted into ethanol through fermentation. First of all is to hydrolyzes the sellulose and hemisellulose to become glucose with enzymes that been produced by B.licheniformis and then to ferment glucose to become ethanol. The aim of this research is investigate the capacity of microorganism and the C/N ratio resulted by the fermentation of the solid waste from the tapioca production. A 10% and 20% microorganism mix culture of Bacillus licheniformis and Saccharomyces cerevisiae were added to 50 gr, 100 gr, 150 gr and 200 gr, of tapioca solid waste. The 50 gr sample with 10 % microorganism could results 3.90 % ethanol, biomass amount of 1.55x1020 colony/gr with pH 4,36; C/N ratio 36.76. The adding of 20% microorganism results biomass of 3.05x1020 colony/gr, pH 3,82, C/N ratio of 36,89 and 2,64% ethanol. The waste was fermented for 5 days and before the destilation. The kinetic of 10% microorganism for 50 gr tapioca solid waste is μ = 0.0081-0.0801 l/hr, with μm = 0.000318 and Ks = 972.71 mg/l. Y = 3.16 and q = 0.00258-0.017 l/hr. Yt value is 0.31606 /jam and Kd = 3.08-3.16 /hr. Kinetic value with substrate 50 gram and 20% mix culture microorganism μ = 8.84x10-3- 6.73x10-2 l/hr, with μm = 1.64x10-4 /hr, dan Ks = 817 mg/l. Y = 51.9 and q = 2.48x10-4 l/hr. Yt =1.93x10-2 /hr, and Kd =51.8-51.9 /hr.