Simulasi injeksi mes surfaktan dari percobaan laboratorium dengan aplikasi simulasi reservoir
D Dengan mempertimbangkan kriteria seleksi Enhanced Oil Recovery (EOR), Surfaktan Metil Ester Sulfonat (MES) mudah didapatkan karena berbasis kelapa sawit. Pendekatan simulasi komputer digunakan dalam penelitian ini untuk menjelajahi peluang penerapan surfaktan MES dalam meningkatkan perolehan minyak. Simulator CMG dapat digunakan untuk memodelkan penelitian injeksi surfaktan kelapa sawit di laboratorium, yang terbukti dengan perbedaan yang sangat kecil antara hasil perhitungan Original Oil In Place (OOIP) dari simulator dan hasil yang diperoleh di laboratorium. Perolehan OOIP di dengan menggunakan metode simulasi memperoleh hasil 1,39 CC sedangkan perolehan OOIP dari laboratorium mendapat hasil senilai 1,40 CC. Dari kedua hasil OOIP, didapatkan perbedaan hasil yang sangat kecil. Konsentrasi dicari nilai optimum dimulai dari variasi konsentrasi 0,5% hingga 2,03% yang didapat konsentrasi optimum di 2% dikarenakan dapat meningkatkan perolehan Recovery Factor (RF) senilai 55,35%. Variasi berat jenis digunakan tiga jenis berat jenis mulai dari terberat , sedang dan ringan. Dimulai dari 15 API yang memperoleh nilai RF sebesar 41,30%, kemudian 25 API memiliki nilai RF sebesar 45,79% dan yang terakhir yaitu 39 API memiliki RF senilai 55,35% yang merupakan nilai RF terbesar dari ketiga berat jenis yang diuji.
C Considering the selection criteria for Enhanced Oil Recovery (EOR), Methyl Ester Sulfonate (MES) surfactant is easily obtainable as it is palm oil-based. A computer simulation approach is used in this study to explore the potential application of MES surfactant in improving oil recovery. The CMG simulator can model the palm oil surfactant injection research conducted in the laboratory, as evidenced by the very small difference between the Original Oil In Place (OOIP) calculation results from the simulator and those obtained in the laboratory. The OOIP obtained using the simulation method was 1.39 CC, while the OOIP obtained from the laboratory was 1.40 CC, indicating a very small difference between the two results. The optimal concentration was determined starting from a concentration variation of 0.5% to 2.03%, with the optimal concentration found to be 2%, as it increased the Recovery Factor (RF) to 55.35%. Three types of specific gravity were used, ranging from heavy, medium, to light. Starting with 15 API, which obtained an RF value of 41.30%, followed by 25 API with an RF value of 45.79%, and finally 39 API with an RF value of 55.35%, which was the highest RF value among the three specific gravities tested.