Analisis zonasi gerakan tanah berdasarkan metode deterministik dan SIG di daerah Parungkujang dan sekitarnya, Kabupaten Lebak, provinsi Banten
G Gerakan tanah merupakan suatu peristiwa yang terjadi pada kemiringan lereng yang relatif curam. SIG ini dilakukan untuk menentukan zonasi kerentanan gerakan tanah pada daerah Parungkujang Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Zonasi ini untuk memperoleh peta tingkat kerawanan gerakan tanah dari data-data yang di dapat berupa peta tematik yaitu peta geologi, peta curah hujan, peta tataguna lahan, peta kelerengan, dan peta zonasi gerakan tanah. Berdasarkan data literature yang telah terkumpul diolah ke dalam software SIG dalam bentuk digital lalu dikombinasikan satu dengan lainnya menghasilkan Peta Zonasi Kerentanan Tanah. Dalam pembuatan peta zonasi kerentanan tanah, setiap analisis pembuatan peta seperti peta kelerengan, peta jenis tanah, peta curah hujan dan peta tataguna lahan di overlay agar dapat memberikan zonasi kekerentanan sesuai dengan jumlah bobot akhir dan disederhanakan dengan menggabungkan nilai-nilai akhir. Setelah melakukan overlay dan menganalisa zonasi faktor kerentanan tanah pada daerah penelitian yang di tampilkan secara 3D, dapat dilihat bahwa daerah yang tergolong tinggi dapat menjadi zona rawan karena faktor topografi. Hasil dari pembagian zonasi kerentanan gerakan tanah daerah penelitian terbagi menjadi dua zonasi, yaitu : Zona kerentanan gerakan tanah sedang dan Zona kerentanan gerakan tanah tinggi. Zona kerentanan gerakan tanah sedang ditandai dengan warna kuning dan meliputi sekitar 75% dari peta merupakan daerah dengan relief landai sampai sedang meliputi jenis tanah berbutir pasir sedang sampai pasir halus yang kebanyakan digunakan sebagai perkebunan dan pemukiman. Sedangkan Zona kerentanan gerakan tanah tinggi ditandai dengan warna orange dan meliputi sekitar 25% dari peta merupakan daerah rawan dengan relief curam meliputi jenis tanah berbutir pasir halus yang kebanyakan digunakan sebagai semak belukar, dan persawahan serta memiliki curah hujan yang tinggi yang mengakibatkan terjadinya longsor, pada daerah peelitian ditemukannya jenis longsor berupa rotasional slide dengan kenampakan dilapangan bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir yang cekung keatas.
G Ground motion is an event that occurs on a relatively steep slope. This GIS is carried out to determine zoning to improve soil movement in the Parungkujang area of Lebak Regency, Banten Province. This zoning is to get back the level of protection maps from data that can be in the form of geological maps, rainfall maps, land use maps, slope maps, and land motion zoning maps. Based on collected literature data, it is processed into GIS software in digital form and then combined with one another to produce a Land Damage Zoning Map. In making land zoning maps, each map analysis such as maps, soil types, rainfall maps and land use maps are overlaid in order to provide a keker zoning according to the final sales amount and simplified with final values. After overlaying and analyzing the zoning of soil factors in studies shown in 3D, it can be seen that areas that are classified as high can be vulnerable zones due to topographic factors. The results of zoning division classify the research ground movement is divided into zoning, namely: 75% of the map is an area with the help of ramps to moderate loading types of soil grained from fine sand to fine sand used as plantations and settlements. While the Zone of Ground Movement is marked in orange and covers about 25% of the map involving vulnerable areas with steep assistance including the type of fine-grained sand that is used as shrub scrub, and rice fields and rainwater containing high rainfall caused by landslides, on the study area found the type of landslides consisting of sliding slides with the appearance in the field moving the mass of soil and rocks in the sunken plane of the concave upward.