DETAIL KOLEKSI

Perbandingan efek ekstrak bawang putih tunggal dengan bawang putih jamak dalam menghambat pertumbungan staphylococcus aureus


Oleh : Innes Permata Sari

Info Katalog

Nomor Panggil : 617.605 INN p

Penerbit : FKG - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2017

Pembimbing 1 : Hartono Pudjowibowo

Pembimbing 2 : Armelia Sari

Subyek : Oral maxillofacial surgery

Kata Kunci : garlic, allium ampeloprasum, allium sativum, diffusion agar wells, staphylococcus aureus

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2017_TA_KG_040001300085_Halaman-judul.pdf 22
2. 2017_TA_KG_040001300085_Lembar-pengesahan.pdf 3
3. 2017_TA_KG_040001300085_Bab-1-Pendahuluan.pdf 8
4. 2017_TA_KG_040001300085_Bab-2-Tinjauan-pustaka.pdf
5. 2017_TA_KG_040001300085_Bab-3-Kerangka-teori,-konsep,-dan-hipotesis.pdf
6. 2017_TA_KG_040001300085_Bab-4-Metode-penelitian.pdf
7. 2017_TA_KG_040001300085_Bab-5-Hasil-penelitian.pdf
8. 2017_TA_KG_040001300085_Bab-6-Pembahasan.pdf
9. 2017_TA_KG_040001300085_Bab-7-Kesimpulan-dan-saran.pdf
10. 2017_TA_KG_040001300085_Daftar-pustaka.pdf 12
11. 2017_TA_KG_040001300085_Lampiran.pdf

T Tindakan ekstraksi gigi merniliki faktor risiko infeksi. Trauma yang ditimbulkan menjadi port cie entre terjadinya infeksi dan masuknya bakteri patogen ke dalam pembuluh darah yang disebut bakteremia. Staphylococcus aureus menempati urutan pertama dengan prosentase terbanyak yaitu 24,4% dalam kultur darah infeksi setelah ekstraksi gigi. Osteonnelitis dan endokarditis merupakan dua penyakit akibat infeksi bakteri sistemik yang sering dialami pasien. Bawang putih siung tunggal (Allium ampeloprasum) dan bawang putih siung jamak (Allium sativum) merniliki kandungan utama alisin yang berperan sebagai antibakteri. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik bertujuan untuk mengetahui perbandingan efek hambat dari ekstrak bawang putih siung tunggal dengan jamak dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus secara in vitro. Penelitian ini menggunakan metode difusi sumur agar dengan membuat sumuran pada nutrient agar (NA) yang telah diinokulasi dengan bakteri S. aureus, kemudian diinjeksikan dengan masing-masing ekstrak yang diuji (100%, 80%, 60%, 40%, 20%) dan diinkubasi pada suhu 37°C selama 1 x 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan adanya daerah hambatan dan perbedaan besar zona hambatan di sekitar sumuran. Pada uji normalitas menunjukkan bahwa data terdistribusi normal (p >0,05) lalu dilanjutkan dengan uji ANOVA satu ialan dan uji Post Hoc (LSD) yang menunjukkan adanya perbedaan efek antibakteri yang bermakna antara ekstrak bawang putih siung tunggal konsentrasi 100% dengan ekstrak bawang putih siung jamak konsentrasi 100% (p = 0,001) dan antara ekstrak bawang putih siung tunggal konsentrasi 80% dengan ekstrak bawang putih siung jamak konsentrasi 80% (p = 0,009) dalam menghambat pertumbuhan S. aureus dimana ekstrak bawang putih siung tunggal (A. ampeloprasum) menghasilkan zona hambat yang lebih besar.

T Tooth extraction have risk factors for infection. Trauma induced into port de entre of infection and the entry of bacterial pathogens into the blood vessels, called bacteremia. Staphylococcus aureus ranks first with the highest percentage is 24,4% in blood cultures infection after tooth extraction. Osteomyelitis and endocarditis are two systemic disease caused by a bacterial infection that is often occurred in patients. Single clove garlic (Allium ampeloprasum) and multiple clove garlic (Allium sativum) has the main ingredients alicin that acts as an antibacterial. This study is a laboratory experimental study aimed to compare the inhibitory effect of single clove garlic extract with multiple clove garlic extract in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus in vitro. This study used diffusion agar wells metod by make the wells on nutrient agar (NA) that have been inoculated with S. aureus bacteria, then injected with each extract (100%, 80%, 60%, 40%, 20%) and incubated at 37°C for 1 x 24 hours. The results showed the inhibition zones and the difference wide inhibition zones around the wells. On normality test showed that the data were normally distributed (p> 0.05) and continued with one way ANOVA test and Post Hoc test (LSD), which showed a significant difference between the antibacterial effect of single clove garlic extract 100% concentration with multiple clove garlic extract 100% concentration (p = 0.001) and between single clove garlic extract 80% concentration with multiple clove garlic extract 80% concentration (p = 0.009) in inhibiting the growth of S. aureus in which a single clove garlic extract (A. ampeloprasum) have bigger inhibition zone than others.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?