Hubungan pengetahuan dan persepsi terhadap sikap masyarakat tentang transmisi infeksi Covid- 19 di JABODETABEK ditinjau dari bidang Ilmu Kedokteran Gigi : analisis Model Rasch
L Latar belakang : SARS-CoV-2 merupakan virus corona jenis baru dari Cina yang menimbulkan suatu penyakit bernama COVID-19 dan telah ditetapkan sebagai pandemik oleh WHO. Media transmisi utama adalah droplet dari hidung dan rongga mulut saat batuk, bersin, dan berbicara. Penularan antar individu begitu cepat sehingga WHO dan pemerintah Indonesia menetapkan berbagai protokol kesehatan untuk mengurangi rantai penularan. Hingga kini, jumlah penderita terkonfirmasi positif COVID-19 di JABODETABEK semakin meningkat dan diduga masih banyak masyarakat yang tidak menerapkan protokol kesehatan akibat minimnya pengetahuan dan persepsi yang dimiliki. Tujuan : Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan persepsi terhadap sikap tentang transmisi COVID-19 di JABODETABEK. Metode : Penelitian observasional analitik dengan rancangan potong silang menggunakan kuesioner online (google form) berisi 50 pertanyaan dan dilakukan pada 572 subjek serta dianalisis menggunakan model Rasch untuk validitas dan reliabilitas kuesioner dan uji regresi linear untuk melihat hubungan antar variabel. Hasil : Analisis Rasch pada kuesioner menunjukkan nilai Cronbach alpha sebesar 0,82 dengan probabilitas 0,75 serta reliabilitas sebesar 1 dan separasi item 29,97. Sebanyak 97,20% memiliki pengetahuan kategori tinggi, 60,66% memiliki persepsi tinggi dan 93,88% memiliki sikap tinggi. Ditemukan hubungan antara pengetahuan dan sikap (P=0,00) dengan mediator persepsi (P=<0,001). Kesimpulan : Pengetahuan, persepsi, dan sikap masyarakat JABODETABEK termasuk kategori baik.Validitas kuesioner yang digunakan sangat baik dan reliabilitas istimewa dan terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan persepsi sebagai mediator pada masyarakat JABODETABEK mengenai transmisi infeksi COVID-19.
B Background: SARS-CoV-2 is a new type of corona virus causes COVID-19 and has been declared as a pandemic by WHO. The main issue is because the virus is highly infectious therefore WHO and the Indonesian government have established the health protocols to reduce the mode of transmission. Until now, the number of confirmed positive COVID-19 in JABODETABEK is increasing and found that many people are still neglected the health protocols due to their lack of knowledge and perception. Objective: To describe the correlation between knowledge and perceptions towards attitudes about the transmission of COVID-19 in JABODETABEK community. Method: Analytical observational study with a cross-sectional design using an online questionnaire containing 50 questions on 572 subjects. Data was analyzed using the Rasch model for the validity and reliability of the questionnaire and linear regression to evaluate the correlation between variables. Results: Rasch analysis shows a questionnaire with Cronbach alpha value of 0.82, probability 0.75 and reliability item of 1 and separation 29.97. A total of 97.20% of JABODETABEK community had good knowledge, 60.66% good perceptions and 93.88% good attitudes. A significant correlation was found between knowledge and attitude (P=0.00) and the perception as the mediator (P=<0.001).Conclusion:Knowledge, perceptions, and attitudes of the JABODETABEK community are in good categories. The validity and reliability of the questionnaire are very good and excellent. There is a correlation between knowledge and attitudes with perceptions as a mediator in JABODETABEK community regarding the transmission of COVID-19 infection.