DETAIL KOLEKSI

Pengkajian tingkat kebisingan pesawat udara DC- I 0 secara Offline


Oleh : Yully Melyani Lubis

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2002

Pembimbing 1 : Soepangat Sumarto

Pembimbing 2 : Wisnu Eka Yulyanto

Subyek : Airplanes - Noise

Kata Kunci : airport noise, white noise

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2002_TA_STL_08298047_Halaman-Judul.pdf
2. 2002_TA_STL_08298047_Lembar-Pengesahan.pdf
3. 2002_TA_STL_08298047_Bab-1_Pendahuluan.pdf
4. 2002_TA_STL_08298047_Bab-2_Tinjauan-Pustaka.pdf
5. 2002_TA_STL_08298047_Bab-3_Metodologi-Penelitian.pdf
6. 2002_TA_STL_08298047_Bab-4_Hasil-Pengukuran-dan-Pembahasan.pdf
7. 2002_TA_STL_08298047_Bab-5_Kesimpulan-dan-Saran.pdf
8. 2002_TA_STL_08298047_Daftar-Pustaka.pdf
9. 2002_TA_STL_08298047_Lampiran.pdf

S Sebagai salah satu sarana transportasi yang memiliki keunggulan dalam hal kecepatan clan daya jelajah dibandingkan dengan sarana transportasi lainnya, menjadikan pesawat udara merupakan sarana transportasi yang semakin dibutuhkan. Semakin berkembangnya sarana transportasi maka semakin besarlah masalah kebisingan, terutama dampak kebisingan yang ditimbulkan oleh pesawat terbang (airport noise).Telah diadakan suatu monitoring bising untuk pesawat, dimana memerlukan dana yang cukup besar/mahal. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan suatu pengkajian untuk mendapatkan suatu solusi dengan menggunakan metode yang sederhana.Kebisingari adalah bunyi yang tidak dikehendaki karena tidak sesuai dengan konteks ruang danwaktu sehingga dapat menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan clan kesehatan manusia. Kebisingan yang mencapai 85 dB dapat menurunkan kondisi kesehatan manusia secara serius (Cowan,1994). Pesawat DC-10 merupakan pesawat jenis turbofan yang merupakan buatan AmerikaSerikat. Pesawat DC-10 ini mempunyai kapasitas ± 270 orang, bobot maksimum pada saat lepas landas257. 700 kg dan bobot maksimum pada saat mendarat 186.400 kg. Pada penelitian digunakan pesawatDC- I 0 sebagai sumber suara.Sumber suara pesawat DC-10 di Bandara Makassar didapatkan dari basil pengukuran PT Garuda Indonesia dengan Laboratorium Kebisingan PUSARPEDAL, Puspiptek, Serpong. Metode pengukurannya menggunakan ICAO (International Civil Aviation Organization) CASR Part 36. Hasil rekaman sumber suara pesawat DC- I 0 pada saat landing diputar ulang di dalam ruangan semi bebas gema. Penelitian ini mempunyai batasan masalah dengan tidak memperhatikan temperatur, arah angin dan kelembaban di Laboratorium Kebisingan malainkan memperhatikan pola Sound Pressure Level yang sama dengan pengukuran di lapangan di Bandara Makassar. Pada penelitian ini yang diukur 5 pesawat DC- I 0 pada saat landing. Dimana jarak mikropon ke sumber suara yang paling efektif adalah3 0 cm untuk pesawat ke I -4 dan I 3 cm untuk pesawat ke 5.Pada penelitian ini didapatkan beberapa persamaan linier, yaitu: untuk mencari LAeq lapangan adalah Y = 0,81 I lx +l,0075, untuk mencari LAe lapangan adalah Y= 0,8196x + 13,799, dan untuk mencari LAmax lapangan adalah Y = 0,6726x + 21,567. Persamaan diatas hanya dapat digunakan untuk jenis pesawat DC-I 0. Sebagai pembanding pada penelitian ini menggunakan White Noise (pita lebar) dimana apabila pesawat DC-I 0 seperti White Noise yang mempunyai energi yang sama/rata pada durasi yang ditentukan akan menganggu aktivitas manusia. Bahwa tingkat paparan dari sumber pesawat DC-IO >70 dBA dimana ini menunjukkan bahwa apabila manusia terpapar dengan waktu yang cukup lama maka akan menimbulkan gangguan pendengaran, ketidaknyamanan dan apabila tingkatkebisingannya cukup tinggi akan mengakibatkan gangguan pendengaran.(Wilson, 1994 ). Untuk tingkat kebisingan sinambung setara batas maksimum menurut Environmental Protection Agency (1981) adalah 70 dB selama 24 jam, tetapi pesawat DC-10 nilai LAeq masih dibawah batas maksimum tersebut.Adanya hubungan antara metode Effective Perceived Noise Level dengan LAeq, LAe dan LAmax. Pada penelitian ini didapatkan beberapa persamaan tinier yang dapat digunakan untuk mengetahui LAeq, LAe dan LAmax di lapangan. Metode altmatif yang didapat dari penelitian ini dibandingkan dengan metode pengukuran kebisingan KepMenLH No.48/MENLH/11/1996 lebih efektifuntuk mengukur kebisingan pesawat karena KepMenLH No.48 tersebut untuk mengukur kebisingan secara kontinyu sedangkan pesawat tennasuk yang tidak kontinyu. Persamaan yang didapat dari penelitian akan sangat berguna untuk instansi yang terkait. Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menggunakan sumber pesawat dari berbagai macam jenis pesawat agar didapatkan persamaan yang lebih sempurna. Pembanding White Noise akan lebih baik apabila dilakukan koreksi durasi atau menggunakan durasi yang bervariasi.

F Functioning as a transportation means with an superiority in terms of speed and explorative power compared with other transportation means, aircraft serves as transportation means which is more needed. The increasingly development of transportation means certainly increases the noise, in particular the noise caused by airport noise. Noise monitoring bad been conducted which required great deal of cost. This research was conducted to study and to get the solution using a simple method.Noise is undesired sound because it does not fit the space and rime context so that it results in disturbance to health and comfort of people. Noise at 85 dB may decrease human health condition seriously (Cowan, 1994). DC-10 aircraft is turbofan aircraft made in the United States of America. Such an aircraft has capacity for about 270 passengers with maximum weight during taking off 257.700 kg and maximum weight during the landing I86.400 kg. in this research, DC- I 0 Aircraft was treated as the sound source.The sound source of DC-10 aircraft in Makasar Airport was obtained from themeasurement conducted by Garuda Indonesia with Laboratorium Kebisingan PUSARPEDAL, Puspiptek, Serpong, TI1e measurement method used International Civil Aviation Organization (ICAO) CASR Part 36. The result of DC-10 Aircraft as the sound source during landing was re-rotated in semi-free of echo. This research bas limitation because it does not temperature, wind direction and humidity in the Noise Laboratory, instead it considers Sound Pressure Level pattem which is the same as the measurement result in Makasar Airport. There were five DC- 10 aircraft under measurement are under study.In this research some linear equations were found, namely : that was used to find LAeq of the field it used Y = 0.81Ilx1.007, to examine LAeq field, it used Y = 0.8196x + 13,799 and to find LAmax was Y = 0.6726x + 21.567. TI1e equation above may be used for DC-10 aircraft. As the comparison, this research adopted White Boise ( wide ribbon) where when the DC- I 0 like White Noise requiring the average /the same energy at the duration anticipated to disturb human activity. The level of the description of the DC- I 0 aircraft sound source >70 dB, indicating that if people were exposed for a long time it will result in hearing disturbance (Wilson, 1994). The continuous noise which was para.led with maximum height according to Environmental Protection Agency (1981) was 70 dB for 24 hours, but the DC-10 aircraft had LAeq value is under the maximum boundary.There is correlation between Effective Perceived noise Level method and LAeq, Ale andLAmax. Some linear equations are found which may be adopted to examine LAeq, LAeq and LAmax in the field. Altemative methods found in this research were compared by noise measurement method of KepMenLH No, 48/MENLH/11/1996 was more effective to measure the airport noise because KepMenLH No. 48 to measure the noise continually while the aircraft does not belong to continual aircraft. The equation obtained from this research would be very useful for the related instances. This research can be developed further by using aircraft source of any kinds to obtain better computation. The White Noise companson will be better if a correction was made on the duration or use various duration. -

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?