DETAIL KOLEKSI

Hubungan antara kadar partikulat dengan kesehatan pekerja pada lingkungan kerja PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing


Oleh : Hugo Efraim Tambunan

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2003

Pembimbing 1 : Wahjudi Wisaksono

Pembimbing 2 : Astri Rinanti Nugroho

Subyek : Safety and security

Kata Kunci : worker health, respiratory tract Infection, particulate

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2003_TA_STL_082098020_Halaman-Judul.pdf 12
2. 2003_TA_STL_082098020_Lembar-Pengesahan.pdf 1
3. 2003_TA_STL_082098020_Bab-I_Pendahuluan.pdf
4. 2003_TA_STL_082098020_Bab-II_Tinjauan-Pustaka.pdf 21
5. 2003_TA_STL_082098020_Bab-III_Metode-Penelitian.pdf
6. 2003_TA_STL_082098020_Bab-IV_Hasil-Pengamatan-dan-Perhitungan.pdf
7. 2003_TA_STL_082098020_Bab-V_Pembahasan.pdf
8. 2003_TA_STL_082098020_Bab-VI_Kesimpulan-dan-Saran.pdf 3
9. 2003_TA_STL_082098020_Daftar-Pustaka.pdf 2
10. 2003_TA_STL_082098020_Lampiran.pdf

S Sejalan dengan pembangunan dan perkembangan daerah perkotaan maka peningkatan pembangunan di sektor industri semakin pesat. Hal ini akan berdampak pada peningkatan pencemaran, dimana salah satunya adalah pencemaran udara. Penurunan kualitas udara akan menimbulkan kerusakan lingkungan dan berpengarung terhadap kesehatan manusia. Sehubungan dengan itu, dilakukan penelitian pada PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing untuk mengetahui kadar partikulat dan berbagai keluhan gangguan yang diderita pekerja sehingga dapat diketahui suatu gambaran mengenai pengaruh kadar partikulat terhadap kondisi kesehatan pekerja. Penelitian ini dilakukan pada lingkungan kerja Buffing gedung 9 dan Buffing KTS gedung 2.Pengumpulan data penelitian dibagi menjadi pengumpulan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data prmer ini dibagi menjadi dua bagian yaitu data kualitas udara dan responden. Data responden diperoleh dengan melakukan kuesioner tentang status kesehatan parapekerja dan pengukuran kadar partikulat dengan menggunakan alat Low Volume Air Sampler (LVAS) dengan metode gravimetri. Selanjutnya, data kualitas udara dan hasil kesioner tersebut diolah dengang menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution).Kadar partikulat pada gedung 2 berada di bawah nilai ambang batas yang ditetapkan melalui SE. menaker 01/1997 yaitu sebesar 10 mg/m3 sedangkan pada gedung 9 kadar partikulat diperkirakan dibawh nilai ambang batas ( < 10 mg/m3) mengingat hanya satu dust collector yang aktif pada saat pengukuran partikulat hari pertama dan kedua. Hal ini juga didukung dari hasil pengukuran kadar partikulat yang ada dan data sekunder, yaitu data hasil pengukuran tahun 1999. Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan kepada para pekerja menunjukkan adanya keluhan gejala gangguan penyakit sebesar 85% pada gedung 9 dan sebesar 65% pada gedung 2 dari 20 responden pada setiap gedungnya.Resiko pekerja pada lokasi Buffing gedung 9 untuk terkena keluhan geja agangguan penyakit adalah 3 kali lebih besar dibandingkan dengan pekerja pada buffing KTS gedung 2. Pada lokasi Buffinrg gedung 9 resiko pekerja mengalami keluhan gangguan infeksi saluran pernafasan atas 2,8 kali lebih besar dibanding dengan resiko pekerja pada Buffing KTS gedung 2, sedangkan resiko pekerja pada lokasi Buffing gedung 9 untuk terkena gejala gangguan iritaasi adalah 4,7 kali lebih besar dibandingkan dengan pekerja pada Buffing KTS gedung 2 selanjutnya, resiko pekerja pada lokasi Buffing gedung 9 untuk terkena keluhan gejala gangguan infeksi saluran pernafasan atas dan iritasi adalah 10 kali lebih besar dibandingkan dengan pekerja pada Buffing KTS gedung 2.Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah keluhan gejala gangguan saluran pernafasan dan iritasi tidak disebabkan secara langsung oleh pengaruh kadar partikulat pada gedung 9 dan gedung 2, melainkan dipengarih umur serang pekerja berdasarkan analisis multivariat maka estimasi hubungan antara variabel partikulat, umur, masa kerja dan riwayat merokok menunjukkan adanya pengaruh dari umur sebagai penyebab keluhan gejala gangguan saluran pernafasan atas dan iritasi.Disarankan kepada para pekerja agar tetap menggunakan alat pelindung diri, seperti : masker, sarung tangan, helm, dan safety shoes serta pengawasan yang lebih intensif kepada para karyawan. Selain itu, disarankan untuk selalu memelihara dengan baik dust collector dan mesin produksi secara berkala sehingga pencemaran dapat terkendali dan tercipta lingkungan kerja yang nyaman.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?