DETAIL KOLEKSI

Perencanaan teknis operasional pengelolaan sampah berbasis 3R di Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat

0.0


Oleh : Seska Fitria

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2018

Pembimbing 1 : Dwi Indrawati

Pembimbing 2 : Pramiati Purwaningrum

Subyek : Waste management;Management of the environment

Kata Kunci : waste management, operational technical, rate of generation, pattern of gatheringG c

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2018_TA_STL_082001300037_Halaman-judul.pdf
2. 2018_TA_STL_082001300037_Bab-1.pdf 3
3. 2018_TA_STL_082001300037_Bab-2.pdf
4. 2018_TA_STL_082001300037_Bab-3.pdf
5. 2018_TA_STL_082001300037_Bab-4.pdf
6. 2018_TA_STL_082001300037_Bab-5.pdf
7. 2018_TA_STL_082001300037_Bab-6.pdf
8. 2018_TA_STL_082001300037_Bab-7.pdf
9. 2018_TA_STL_082001300037_Daftar-pustaka.pdf 2
10. 2018_TA_STL_082001300037_Lampiran.pdf

S Sampah merupakan hasil sisa kegiatan manusia yang berbentuk padat dan dianggap tidak memiliki nilai manfaat dan kegunaannya lagi. Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Barat dengan luas 3.354,30 Km2 dengan jumlah penduduk 372.474 jiwa. Kondisi lingkungan Kabupaten Lima Puluh Kota 40% wilayahnya berbukit dengan kemiringan curam 25-40%. Laju timbulan dan komposisi sampah diketahui berdasarkan hasil sampling, laju timbulan Kabupaten Lima Puluh Kota yaitu 2,57 L/org/hari dengan laju timbulan domestik 2,88 L/org/hari dan laju timbulan non domestik 1,57 L/org/hr. Komposisi sampah didominasi oleh sampah organik 81,4% dan non organik 18,6%. Metode perencanaan ini menggunakan metode stratified random sampling yang terdiri dari penduduk berpendapatan tinggi, sedang dan rendah. Pengelolaan sampah di Kabupaten Lima Puluh Kota masih rendah yaitu dengan tingkat pelayanan pada tahun 2018 sebesar 3,6%. Wilayah yang dikelola persampahan hanya di Kecamatan Harau dari 13 Kecamatan yang ada. Pengelolaan sampah pada tahun eksisting menggunakan pola pengumpulan individual langsung, individual tidak langsung dan komunal langsung. Pada akhir perencanaan diharapkan tingkat pelayanan mencapai hingga 70% dengan cakupan pelayanan 73%. Terdapat perlakuan 3R disumber sebesar 10% sampai akhir tahun perencanaan. Pola pewadahan yang digunakan pada perencanaan ini pewadahan individual dan komunal. Terdapat dua alternatif pada perencanaan ini, alternatif pertama dengan pola pengumpulan individual langsung, individual tidak langsung, komunal langsung dan pola komunal tidak langsung untuk alternatif dua pola individual langsung, individual tidak langsung dan komunal langsung pada alternatif dua terdapat TPS 3R untuk mengurangi sampah yang masuk ke TPA. Biaya untuk alternatif 1 total biaya investasi dan operasional sampai tahun 2038 yaitu Rp. 262.215.252.460 dan untuk alternatif 2 total biaya investasi dan operasional sampai tahun 2038 yaitu Rp. 138.451.788.531. Dari hasil biaya alternatif 2 lebih mengeluarkan sedikit biaya dibandingkan dengan alternatif 1 dan pada alternatif 2 juga terdapat TPS 3R yang bisa membuat volume ke TPA berkurang.

S Solid waste is the product of residual human activities and is have no value and usefulness. Lima Puluh Kota Regency is one of the regencies in West Sumatra Province with an area of 3,354.30 km2 with a population of 372.474 people. The environmental condition of Lima Puluh Kota Regency is 40% of the area is hilly with a steep slope of 25-40%. The rate of generation and composition of waste is known based on the results of sampling, the rate of generation of the Lima Puluh Kota Regency is 2.57 L /person/ day with a domestic,generation rate of 2.88 L / person / day and the rate of non-domestic generation 1.57 L / person / day . The composition of waste is dominated by organic waste 81.4% and non-organic 18.6%. This planning method uses a stratified random sampling method consisting of high, medium and low income residents. Waste management in Lima Puluh Kota Regency is still low, with service levels in 2018 of 3.6%. Solid waste managed areas are only in the Harau District of the existing 13 Subdistricts. Waste management in the existing year uses direct individual, indirect and direct communal collection patterns. At the end of the plan it is expected that the service level will reach up to 70% with 73% service coverage. There is a 3R treatment source of 10% until the end of the planning year. The storage used in this planning is individual and communal ownership. There are two alternatives to this planning, the first alternative is the direct individual collection, the indirect individual, the direct communal and the indirect communal. For the alternative two direct individual, indirect and communal individuals directly to the alternative two there are 3R TPS to reduce incoming waste to the landfill. Cost for alternative 1 total investment and operational costs until 2038, namely Rp. 262,215,252,460 and for alternative 2 total investment and operational costs until 2038, namely Rp. 138,451,788,531. From the results of alternative costs 2, it costs less than alternative 1 and in alternative 2 there is also a 3R TPS that can reduce the volume to the TPA.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?