Hubungan fungsi seksual dengan tingkat stres pada usia 25 - 45 tahun
S Stres adalah reaksi alami manusia dalam menghadapi kesulitan akibat ancamanmental atau fisik. Ketidakmampuan dalam mengelola stres akan memengaruhikesehatan. Fungsi seksual merupakan perilaku, frekuensi, dan kepuasan selamaaktivitas seksual individu atau bersama pasangan. Stres yang tidak dikelola denganbaik dapat menyebabkan depresi, rasa cemas, serta penurunan kualitas fungsiseksual. Tujuan penelitian ini adalah menilai hubungan antara fungsi seksualdengan tingkat stres pada usia 25 – 45 tahun.METODEPenelitian ini menggunakan studi observasional dengan desain cross-sectional.Penelitian ini dilakukan terhadap 43 subjek penelitian usia 25 – 45 tahun yangberobat pada klinik infertilitas Jakarta, tidak mempunyai riwayat gangguan psikiatriberat sebelum menikah, dan tidak dalam perawatan atau mengalami gangguan jiwasetelah menikah. Tingkat stres dinilai dengan menggunakan Depression AnxietyStress Scale-42 (DASS-42). Fungsi seksual dinilai dengan menggunakanInternational Index of Erectile Function (IIEF). Analisi data dilakukan dengan ujichi-square dan uji fisher exact.HASILPrevalensi subjek penelitian yang mengalami disfungsi seksual dengan derajatringan sedang sebesar 72,1% dan yang mengalami stres dengan tingkat stres sangatberat sebesar 62,8%. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara fungsi seksualdengan tingkat stres pada usia 25 – 45 tahun (p= 1,000; p>0,05). Tidak terdapathubungan yang signifikan antara penghasilan dengan tingkat stres pada usia 25 –45 tahun (p= 0,656; p>0,05)KESIMPULANTidak didapatkan hubungan bermakna antara fungsi seksual dengan tingkat strespada usia 25 – 45 tahun. Tidak didapatkan hubungan bermakna antara penghasilandengan tingkat stres pada usia 25 – 45 tahun.
S Stress affects the body, mind, and is related to sexual function. Sexual function isthe behavior, frequency, and satisfaction during sexual activity individually or witha partner. A person who experiences stress affects the quality of sexual function andcauses poor quality of life. The purpose of this study was to determine therelationship between sexual function and stress levels at the age of 25 - 45 years.METHODSThis study is an observational analytic cross-sectional design. This study wasconducted on 43 research subjects aged 25 - 45 years at the Jakarta infertility clinicwho met the inclusion and exclusion criteria. Sample selection was carried outusing consecutive non-random sampling technique. Stress level was assessed usingthe Depression Anxiety Stress Scale-42 (DASS-42). Sexual function was assessedusing the International Index of Erectile Function (IIEF). Data analysis wasperformed with chi-square test and fisher exact test as an alternative test.RESULTSThe prevalence of research subjects who experienced sexual dysfunction with mildto moderate degrees was 72.1% and those who experienced stress with very severestress levels was 62.8%. There is no significant relationship between sexual functionand stress level at the age of 25 - 45 years (p = 1,000). There is no significantrelationship between income and stress level at the age of 25 - 45 years (p = 0.656).CONCLUSIONSThere was no significant relationship between sexual function and stress level atthe age of 25 - 45 years. There is no significant relationship between income andstress level among 25 - 45 year olds.