DETAIL KOLEKSI

Perencanaan prasarana sanitasi air limbah di kawasan permukiman kecamatan palmerah, jakarta barat, dki jakarta


Oleh : Alyani Tazkiyah

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2023

Pembimbing 1 : Rositayanti Hadisoebroto

Pembimbing 2 : Tazkiaturrizki

Kata Kunci : sanitation, wastewater, population density, sanitation technology, kota bambu utara urban village

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2023_SK_STL_082001800005_Halaman-Judul.pdf 9
2. 2023_SK_STL_082001800005_Surat-Pernyataan-Revisi-Terakhir.pdf 1
3. 2023_SK_STL_082001800005_Surat-Hasil-Similaritas.pdf 1
4. 2023_SK_STL_082001800005_Halaman-Pernyataan-Persetujuan-Publikasi-Tugas-Akhir-untuk-Kepentingan-Akademis.pdf 1
5. 2023_SK_STL_082001800005_Lembar-Pengesahan.pdf 1
6. 2023_SK_STL_082001800005_Pernyataan-Orisinalitas.pdf 1
7. 2023_SK_STL_082001800005_Formulir-Persetujuan-Publikasi-Karya-Ilmiah.pdf 1
8. 2023_SK_STL_082001800005_Bab-1.pdf
9. 2023_SK_STL_082001800005_Bab-2.pdf
10. 2023_SK_STL_082001800005_Bab-3.pdf
11. 2023_SK_STL_082001800005_Bab-4.pdf
12. 2023_SK_STL_082001800005_Bab-5.pdf
13. 2023_SK_STL_082001800005_Bab-6.pdf
14. 2023_SK_STL_082001800005_Bab-7.pdf
15. 2023_SK_STL_082001800005_Daftar-Pustaka.pdf 2
16. 2023_SK_STL_082001800005_Lampiran.pdf 16

K Kecamatan Palmerah merupakan salah satu Kecamatan yang terletak di Jakarta Barat dengen kondisi sanitasi yang kurang baik. selain itu kondisi bangunan yang slaing berdempetan dan kepadan penduduk yang tinggi menjadi menjadi salah satu penyebab kurang baiknya tingkat sanitasi yang ada di Kecamatan Palmerah. Perencanaan ini bertujuan untuk melakukan pemetaan berbagai aspek yang berhubungan dengan sanitasi lingkungan dengan menentukan teknologi dan sistem sanitasi yang sesuai kondisi lokasi perencanaan. Berdasarkan data puskesmas kecamatan Palmerah, jumlah KK yang memiliki sanitasi layak paling rendah terdapat di kelurahan Kota Bambu Utara yaitu sebesar 78.9%. Kelurahan Kota Bambu Utara juga memiliki jumlah penderita penyakit demam berdarah terbanyak yaitu sebesar 0,11%. Oleh karena itu, kelurahan Kota Bambu Utara dipilih sebagai lokasi perencanan. Metode pengambilan data dilaksanakan dengan mencari data ke instansi tertentu, survei lapangan langsung dan pelaksanaan kuesioner kepada masyarakat. Kuesioner dibagikan ke 75 responden yang terbagi dari 6 RW di kelurahan Kota Bambu Utara dengan tingkat penduduk padat dan kondisi sanitasi buruk. Pengumpulan kuesioner menggunakan aplikasi, yaitu mWater. Jumlah masyarakat di kelurahan Kota Bambu Utara memiliki tangki septik sebanyak 35% dan sebagian besar tangki septik tidak pernah disedot. Terdapat dua solusi untuk permasalahan sanitasi lingkungan di kelurahan Kota Bambu Utara, solusi pertama yaitu dengan memanfaatkan lahan kosong untuk membangun tangki septik bersama dengan kapasitas 5 – 10 rumah. Solusi yang kedua adalah dengan membangun IPAL komunal dengan teknologi sederhana dengan pelayanan maksimal 40 KK. Rencana untuk wilayah kelurahan Kota Bambu Utara meliputi 35 unit tangki septik komunal dan 1 unit IPAL dengan keterangan 1 unit terletak di RW 09. Dari hasil perencanaan didapatkan jumlah KK dengan akses sanitasi aman sebersar 9% sehingga mencapai 57%, dengan keterangan RW 01 58%, RW 03 60%, RW 05 59%, RW 6 56%, RW 07 54% dan RW 09 57%.

P Palmerah District is one of the Districts located in West Jakarta with poor sanitation conditions. In addition, the condition of buildings that are close together and high population density is one of the reasons for the poor level of sanitation in Palmerah District. This plan aims to capture various aspects related to environmental sanitation with the determination of technology and sanitation systems that are in accordance with the conditions of the site plan. Based on data from the Palmerah sub-district health center, the number of households with the lowest sanitation feasibility was in the Kota Bambu Utara sub-district, which was 78.9%. Kota Bambu Utara Village also has the highest number of dengue fever sufferers, namely 0.11%. Therefore, Kota Bambu Utara sub-district was chosen as the planning location. The data collection method was carried out by seeking data from certain agencies, direct field surveys and conducting questionnaires to the public. Questionnaires were distributed to 75 respondents divided from 6 RWs in the Kota Bambu Utara sub-district with dense population levels and poor sanitation conditions. Collection of questionnaires using an application, namely mWater. The number of people in the Kota Bambu Utara sub-district have septic tanks as much as 35% and most of the septic tanks have never been emptied. There are two solutions to the problem of environmental sanitation in the Kota Bambu Utara sub-district, the first solution is to use vacant land to build a shared septic tank with a capacity of 5-10 houses. The second solution is to build a communal WWTP with simple technology with a maximum service of 40 families. The plan for the Kelurahan area of ​​Kota Bambu Utara includes 35 units of communal septic tanks and 1 unit of WWTP with information that 1 unit is located in RW 09. From the planning results, it was found that the number of households with access to safe sanitation was 9% so that it reached 57%, with information on RW 01 58%, RW 03 60%, RW 05 59%, RW 6 56%, RW 07 54% and RW 09 57%.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?