DETAIL KOLEKSI

Revitalisasi Kawasan Braga sebagai bagian dari pariwisata Kota Bandung


Oleh : Tanti Anggriani

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2000

Pembimbing 1 : Rahel Situmorang

Pembimbing 2 : Isamoe Prasodyo

Subyek : Recreation - Designs and plans

Kata Kunci : revitalization, Braga Street, cultural heritage

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2000_TA_SAL_08194099_Halaman-Judul.pdf
2. 2000_TA_SAL_08194099_Lembar-Pengesahan.pdf
3. 2000_TA_SAL_08194099_Bab-1_Pendahuluan.pdf
4. 2000_TA_SAL_08194099_Bab-2_Studi-Kepustakaan....pdf
5. 2000_TA_SAL_08194099_Bab-3_Identifikasi-Daya.....pdf
6. 2000_TA_SAL_08194099_Bab-4_Program-Pengembangan....pdf
7. 2000_TA_SAL_08194099_Bab-5_Konsep-Perencanaan-Lansekap.pdf
8. 2000_TA_SAL_08194099_Bab-6_Rencana-Lansekap.pdf
9. 2000_TA_SAL_08194099_Daftar-Pustaka.pdf
10. 2000_TA_SAL_08194099_Lampiran.pdf

K Kawasan Braga sangat berharga merupakan sebagian dari peninggalan cagar budaya yang dengan nyata telah turut berperan dalam sejarah perkembangan kota Bandung. Namun saat ini kawasan Braga telah terjadi proses degradasi yang ditandai oleh kurangnya penataan lansekap pada kawasan.Sejarah kawasan Braga adalah pada masa penjajahan Belanda, jalan Braga merupakan landmark Bandung. Jalan Braga merupakan kebanggaan warga Bandung dan menjadi favorit para pendatang. Perkembangan alami jalan Braga yang dimulai dari Selatan ke Utara, sejalan dengan adanya kebijaksanaan untuk memindahkan ibukota dari Batavia ke Bandung mendorong perkembangan yang cepat bagi jalan Braga untuk menjadi tempat bisnis dan berbelanja. Saat ini karena kawasan Braga telah menjadi penurunan kualitas, maka diusahakan untuk merevitalisasi kawasan, dimana kata revitalisasi dari ‘re’, yang berarti kembali dan ‘vita’ yang berarti hidup. Sehingga dapat disimpulkan bahwa revitalisasi suatu kawasan berarti suatu upaya menghidupkan kembali sesuatu kawasan yang mulai/ telah ditinggalkan dengan mempertahankan sekaligus memanfaatkan nilai historis dan mengembangkan potensi-potensi yang ada didalamnya.Identifikasi daya dukung dan kesesuaian lahan kawasan, kawasan dibagi berdasarkan zonasi, sesuai dengan kondisi eksisting kawan. Identifikasi daya dukung kawasan meliputi faktor-faktor fisik dan non fisik kawasan. Identifikasi kesesuaian lahan kawasan dari hasil identifikasi daya dukung kawasan, yang diperkuat oleh Rencana Detail Tata Ruang Kota wilayah Cibeunying dan Pusat Kota tahun 1985-2005 dan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kotamadya Dati II Bandung, maka kawasan Braga sebaiknya dikembangkan menjadi daerah perdagangan dan pariwisata.Program pengembangan yang disusun mengacu pada rencana revitalisasi kawasan Braga pada tahun 2005, yang telah dihitung berdasaarkan proyeksi/ estimasi pengembangan dan daya tampung kawasan.Konsep dasar perencanaan lansekap mengacu pada judul, interpretasi dan tema dengan tujuan dari perencanaan ini adalah melakukan perencanaan ruang luar dengan jalan melakukan revitalisasi yang bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas lingkungan dan wajah lingkungan.Dalam Rencana Lansekap memiliki kriteria dasar pengembangan rencana dan rancangan Lansekap pada kawasan yang mengacu pada tema dasar, yaitu “peningkatan kualitas lingkungan’ dan sub tema, yaitu “Revitalisasi Ruang Luar”. Dengan pendekatannya adalah penataan kawasan Braga Bandung yang memiliki nilai sejarah dan budaya tinggi sebagai obyek wisata, belanja, sejarah, dan budaya kota.

T The very valuable area of ​​Braga is part of the cultural heritage that has clearly played a role in the history of the development of the city of Bandung. However, currently the Braga area has undergone a process of degradation which is marked by a lack of landscape arrangement in the area.The history of the Braga area is during the Dutch colonial period, Jalan Braga is a landmark of Bandung. Jalan Braga is the pride of Bandung citizens and a favorite of migrants. The natural development of Braga Street, starting from the South to the North, in line with the policy to move the capital from Batavia to Bandung, encouraged the rapid development of Braga Street to become a place of business and shopping. Currently, because the area of ​​Braga has decreased in quality, efforts are made to revitalize the area, where the word is revitalized from 're', which means return and 'vita' which means life. So it can be concluded that the revitalization of an area means an effort to revive an area that has started / has been abandoned by maintaining and at the same time utilizing historical values ​​and developing the potentials contained therein.Identification of the carrying capacity and land suitability of the area, the area is divided based on zoning, according to existing conditions of friends. Identification of the carrying capacity of the area includes physical and non-physical factors of the area. Identification of the area's land suitability from the identification of the carrying capacity of the area, which is strengthened by the Detailed Urban Spatial Plan for the Cibeunying and City Center areas 1985-2005 and the Master Plan for Tourism Development for the Municipality of Dati II Bandung, the Braga area should be developed into a trade and tourism area.The development program compiled refers to the Braga area revitalization plan in 2005, which has been calculated based on projections / estimates of the area's development and capacity.The basic concept of landscape planning refers to the title, interpretation and theme with the aim of this planning is to carry out outdoor planning by means of revitalization which aims to improve and develop the quality of the environment and the face of the environment.In the Landscape Plan, there are basic criteria for developing a Landscape plan and design in the area that refers to the basic theme, namely "environmental quality improvement" and a sub-theme, namely "Revitalizing Outer Space". With the approach is the arrangement of the Braga Bandung area which has high historical and cultural values ​​as a tourist, shopping, history and city culture object.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?