B Baumrind menyebutkan kalau pola asuh meliputi setiap bentuk dan tahapan cara berkomunikasi yang orang tua bangun untuk anaknya maupun sebaliknya, juga model pendidikan khusus dalam keluarga yang membentuk perkembangan kepribadian anak. Baiknya kualitas tidur ditandai dengan setiap proses tidur dan kondisi tidur yang optimal dan kondisi tidur yang nyaman. penelitian Serge et al tahun 2009 menyatakan bahwa gaya pengasuhan yang buruk sangat berkorelasi dengan kualitas tidur yang rendah, dan dapat menyebabkan peningkatan kantuk di siang hari dengan peningkatan gejala kecemasan dan depresi. Sedangkan penelitian Xiunjang Yang et al berbeda dengan penelitian Serge yang menunjukkan bahwa tidak diketahui adanya hubungan langsung antara gaya pengasuhan dan kualitas tidur anak, mekanisme psikologis yang menghubungkan gaya pengasuhan dengan kualitas tidur. Studi ini bertujuan menurunkan angka kejadian kualitas tidur yang buruk pada siswa SMP.METODEPenelitian ini menggunakan analitik observasional atau desain yang menggunakkan pendekatan atau metode potong lintang atau cross-sectional dengan mengikutsertakan 165 siswa SMP Negeri 244 Jakarta Utara. Untuk menilai pola asuh dan kualitas tidur dengan menggunakkan kuisioner. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara teknik cluster dan consecutive sampling di SMP Negeri 244 Jakarta Utara pada bulan Februari sampai bulan Juni 2023.HASILHasil yang didapat dari analisis hubungan dari pola asuh dengan kualitas tidur adalah responden mempunyai kualitas tidur baik dengan pola asuh otoritatif sebanyak 46,8% sedangkan hasil responden yang mempunyai kualitas tidur buruk dengan pola asuh otoritatif sebanyak 84,2%. Berdasarkan hasil dari uji chi-square diketahui bahwa nilai p < 0,05 (p = 0,066). Maka dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan positif atau signifikan antara pola asuh dengan kualitas tidur pada siswa SMP.KESIMPULANTidak ada hubungan yang bermakna antara pola asuh dan kualitas tidur pada siswa SMP.