DETAIL KOLEKSI

Hubungan antara jumlah konsumsi gula bebas dan kejadian laryngopharyngeal reflux remaja pada masa pandemi


Oleh : Audy Apriliani

Info Katalog

Nomor Panggil : S 2103

Penerbit : FK - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2023

Pembimbing 1 : Yenny

Subyek : Laryngopharyngeal reflux

Kata Kunci : Free sugar, laryngopharyngeal reflux, adolescent, pandemic period

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2023_TA_SKD_030001900157_Halaman-Judul.pdf 15
2. 2023_TA_SKD_030001900157_Pengesahan.pdf
3. 2023_TA_SKD_030001900157_BAB-1_Pendahuluan.pdf 3
4. 2023_TA_SKD_030001900157_BAB-2_Tinjauan-Literatur.pdf 13
5. 2023_TA_SKD_030001900157_BAB-3_Kerangka-Teori.pdf 3
6. 2023_TA_SKD_030001900157_BAB-4_Metode-Penelitian.pdf 7
7. 2023_TA_SKD_030001900157_BAB-5_Hasil.pdf 2
8. 2023_TA_SKD_030001900157_BAB-6_Pembahasan.pdf 5
9. 2023_TA_SKD_030001900157_BAB-7_Kesimpulan.pdf 1
10. 2023_TA_SKD_030001900157_Daftar-Pustaka.pdf 5
11. 2023_TA_SKD_030001900157_Lampiran.pdf 25

L Laryngopharyngeal reflux atau LPRD merupakan penyakit yang terjadi akibataliran balik isi lambung ke kerongkongan dan menimbulkan reaksi peradanganpada mukosa saluran aerodigestive, dan dapat berisiko mengalami karsinoma faringdah hipofaring. Prevalensi LPRD di Indonesia sebelum pandemi adalah 20% dan diluar negeri berkisar 18,8% hingga 45%. Ada banyak faktor yang dianggap sebagaifaktor risiko LPRD, salah satunya gula. Tujuan penelitian ini adalah menentukanhubungan antara jumlah konsumsi gula bebas dan kejadian laryngopharyngealreflux remaja pada masa pandemi.METODEPenelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan kuesioner refluxsymptom index (RSI) untuk kondisi LPRD dan SQ-FFQ untuk menilai asupan gulaharian. Responden berjumlah 210 orang. Variabel yang diteliti adalah usia, jeniskelamin, lingkar pinggang, indeks massa tubuh, jumlah konsumsi gula harian, danLPRD. Analisis data dilakukan menggunakan uji Chi-Square dengan tingkatkemaknaan p<0,05.HASILKarakteristik responden sebagian besar berusia 16 tahun 70 (33,3%) responden,berjenis kelamin perempuan 107 (51%) responden, lingkar pinggang normal 183(87,1%) responden, indeks massa tubuh normal 114 (54,3%) responden,mengonsumsi rendah gula bebas 201 (95,7%) responden, dan negatiflaryngopharyngeal reflux 180 (85,7%) responden. Hasil analisis data menunjukkantidak ada hubungan antara usia, jenis kelamin, lingkar pinggang, indeks massatubuh dan jumlah konsumsi gula bebas dengan kejadian laryngopharyngeal reflux(p = 0,209; p = 0,499; p = 0,237; p = 1; p = 0,122).KESIMPULANPenelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara usia, jenis kelamin, lingkarpinggang, indeks massa tubuh dan jumlah konsumsi gula bebas dengan kejadianlaryngopharyngeal reflux remaja pada masa pandemi

L Laryngopharyngeal reflux or LPRD is a disease that occurs due to backflow ofstomach contents into the esophagus and causes an inflammatory reaction in theaerodigestive tract mucosa, and can be at risk of developing pharyngeal andhypopharyngeal carcinoma. The prevalence of LPRD in Indonesia before thepandemic was 20% and abroad ranged from 18.8% to 45%. There are many factorsthat are considered risk factors for LPRD, one of which is sugar. The purpose ofthis study was to determine the relationship between the amount of free sugarconsumption and the incidence of laryngopharyngeal reflux in adolescents during apandemic.METHODThis study used a cross-sectional study design with a reflux symptom index (RSI)questionnaire for LPRD conditions and SQ-FFQ to assess daily sugar intake.Respondents amounted to 210 people. The variables studied were age, gender, waistcircumference, body mass index, total daily sugar consumption, and LPRD. Dataanalysis was performed using the Chi-Square test with a significance level ofp<0.05.RESULTThe characteristics of the respondents were mostly 16 years old 70 (33.3%)respondents, female 107 (51%) respondents, normal waist circumference 183(87.1%) respondents, normal body mass index 114 (54.3%) respondents ,consuming low-free sugar 201 (95.7%) respondents, and negativelaryngopharyngeal reflux 180 (85.7%) respondents. The results of data analysisshowed that there was no relationship between age, sex, waist circumference, bodymass index and the amount of free sugar consumption with the incidence oflaryngopharyngeal reflux (p = 0.209; p = 0.499; p = 0.237; p = 1; p = 0.122).CONCLUSIONThis study shows that there is no relationship between age, gender, waistcircumference, body mass index and the amount of free sugar consumption with theincidence of laryngopharyngeal reflux in adolescents during the pandemic.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?