DETAIL KOLEKSI

Pengembangan wisata alam pada kawasan Taman Nasional Way Kambas, Lampung

2.5


Oleh : Vitri Widiani Mukti

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2001

Pembimbing 1 : Harry H. Hardjakusumah

Pembimbing 2 : Ina Krisantia

Subyek : Ecotourism - Landscape architecture

Kata Kunci : nature conservation, education , ecotourism.

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2001_SAL_08196094_Halaman-Judul.pdf 13
2. 2001_SAL_08196094_Lembar-Pengesahan.pdf 1
3. 2001_SAL_08196094_Bab-I_Pendahuluan.pdf
4. 2001_SAL_08196094_Bab-II_studi-Kepustakaan,-Studi-Banding-dan-Penyigihan-Lapangan.pdf 12
5. 2001_SAL_08196094_Bab-III_Identifikasi-Daya-Dukung-dan-Daya-Kesesuaian-Kawasan-Serta-Permasalahan-Perencanaan.pdf
6. 2001_SAL_08196094_Bab-IV_Program-Pengembangan.pdf
7. 2001_SAL_08196094_Bab-V_Konsep-Perencanaan-Lansekap.pdf
8. 2001_SAL_08196094_Bab-VI_Rencana-Lansekap.pdf
9. 2001_SAL_08196094_Daftar-Pustaka.pdf
10. 2001_SAL_08196094_Lampiran.pdf

E Ekowisata terus berkembang di Indonesia dalam waktu beberapa tahun terakhir ini. Bahkan pada beberapa negara berkembang lainnya telah menjadikan ekowisata sebagai salah Satu alternatif dalam meningkatkan pendapatan negara dan membuka lapangan kerja baru.Sesuai dengan Rencana Umum Ruang Terbuka Kawasan (RURTK) wilayah Lampung, kawasan Taman Nasional Way Kambas merupakan daerah tujuan konservasi & wisata di Lampung. Dalam pengembangannya sebagai kawasan wisata alam Taman Nasional Way Kambas kurang mendukung. Untuk itu diperlukan perencanaan kawasan yang bertujuan agar tercipta keselarasan antara kegiatan pariwisata dengan fungsi dari Taman Nasional yang juga diperuntukkan sebagai kawasan konservasi. Perencanaan pengembangan wisata alam ini didasari pada interpretasi lansekap sebagai alam dengan menggunakan pendekatan perencanaan rancangan yang menonjolkan keindahan alam yang ada. Taman Nasional Way kambas mempunyai Luas 130.000 Ha. Kesesuaian pengembangan kawasan ini dibagi atas Zona Inti seluas 58.375 Ha (44,9%), Zona Rimba seluas 55.693 Ha (42,8%), Zona Pemanfaatan Semi Intensif 6.932 Ha (5,33%) dan Zona Pemanfaatan Intensif seluas 9.000 Ha (6,92%). Pada setiap zona terbagi menjadi beberapa area antara lain konservasi, pendidikan dan wisata alam. Pada area wisata alam terdapat kegiatan wisata antara lain wisata pantai, wisata rawa, wisata tirta dan wisata hutan, pada setiap peruntukan lahan mempunyai kriteria dalam penggunaanya, yang didasari pada potensi dan daya dukung. Berdasarkan interpretasi lansekap sebagai alam dengan tema perencanaan ekowisata, maka konsep dasar perencanaanya adalah alami yang pendekatan perencanaanya menggunakan pendekatan ekologis. Dalam merencanakan jalur pengembangan wisata dan pelayanan akomodasi pengunjung antara lain sistem sirkulasi dan tata ruang didasarkan pada konsep dan pendekatan perencanaannya. Hasil akhir dari perencanaan kawasan ini adalah berupa kriteria — kriteria dasar pengembangan rencana & rancangan lansekap, penataan tanaman lansekap & penggunaan material keras, yang didasari oleh tema dan konsep perencanaanya.

E Ecoturism has been developing in the last few years in Indonesia. Some other developing countries have even made ecoturism as an alternative to increase GNP and open new fields of jobs. According to Lampung general plan area (RURTK) , Way Kambas National Park is used for conservation and tourism in Lampung. UNfortunately, there isn't enough support in developing Way Kambas National Park as ecoturism area. Therefore, we need an area planning which focuses on harmony between ecoturism activities and national park function as conservation area. The planning of ecoturism development is based on landscape interpretation as nature, using design planning approach which focuses on the existed beatiful view.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?